Bola.com, Kediri - Hingar-bingar dan persaingan sengit klub-klub BRI Liga 1 2024/2025 harus terhenti sejenak pada masa FIFA Matchday yang berlangsung pada 2 hingga 10 September 2024. Terhitung mulai 28 Agustus hingga 10 September 2024 kompetisi kasta tertinggi Indonesia diistirahatkan.
Timnas Indonesia akan berjuang di putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia. Beberapa pemain yang tersebar di klub BRI Liga 1 memenuhi panggilan Shin Tae-yong untuk laga tandang menghadapi Arab Saudi pada 5 September 2024. Kemudian lima hari berikutnya, Timnas Garuda akan menjamu Australia di Stadion GBK Jakarta, 10 September.
Baca Juga
Advertisement
Masa reses kompetisi kasta tertinggi sepak bola Indonesia ini menjadi kesempatan bagi pelatih dan tim introspeksi lagi. Ini momen terbaik para pelatih yang tim asuhannya masih terhempas di papan bawah untuk berbenah.
Ada separuh kontestan Liga 1 yang kudu memperbaiki performanya. Berdasarkan kinerja dan posisi klasemen sementara, maka Malut United, Barito Putera, Semen Padang, Dewa United, Arema FC, Madura United, PSBS, Persis, dan PSS wajib kerja lebih keras lagi.
Dua tim promosi, Semen Padang dan Malut United, bisa sedikit tegak kepala. Meski mereka masih mengemas tiga poin, tetapi posisinya sejajar dengan Barito Putera.
Paling mengejutkan adalah Dewa United dan Arema FC. Keduanya hanya mengoleksi dua angka. Padahal mereka diprediksi akan mengawali musim ini dengan mulus.
Materi tim Dewa United bertabur bintang. Sementara Arema FC adalah juara Piala Presiden 2024.
Madura United dan Persis juga bikin geleng kepala. Laskar Sapeh Kerrab adalah runner-up musim lalu di bawah Persib sebagai juara. Laskar Sambernyawa juga bertengger di peringkat ketujuh akhir musim.
Namun, keduanya sedang tidak baik-baik saja. Meski Madura United telah berusaha bangkit dari masalah internalnya, tapi masih meraup satu poin. Persis lebih ngenes lagi, karena belum mendulang angka alias nol poin.
PSBS satu-satunya klub promosi yang masih tercecer. Perombakan besar-besaran belum mampu bersaing di tataran kerasnya BRI Liga 1.
Sementara PSS harus memulai kompetisi dengan minus tiga poin akibat hukuman match fixing yang dijatuhkan Komdis PSSI pada Liga 2 2018 lalu.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Ancaman Terhadap Pelatih
Dampak terbesar kegagalan sebuah tim adalah pemecatan pelatih. Para jurutaktik dinilai sebagai nakhoda yang memiliki tanggung jawab atas keselamatan biduk klub bisa berlabuh dengan aman.
Sebenarnya masih terlalu dini membicarakan pelengseran pelatih, karena BRI Liga 1 masih berjalan tiga pekan. Namun, bila bercermin dari ganasnya musim lalu, hal itu bisa saja terjadi dalam waktu dekat.
Musim lalu, Luis Milla yang punya kaliber Eropa saja terpaksa harus keluar dari Persib pada pekan ketiga. Meskipun alasan penghentian kerja sama Luis Milla dengan Persib adalah kepentingan keluarga di Spanyol.
Kemudian disusul jurutaktik lain, seperti Aidil Sharin Sahak (Persikabo 1973/pekan keempat), Aji Santoso (Persebaya/pekan keenam), dan Joko Susilo (Arema FC/pekan ketujuh).
Advertisement
Potensi 3 Pelatih Dipecat
Selanjutnya yang menarik, siapa arsitek yang musim ini bernasib apes seperti koleganya nanti? Hingga kini memang belum tercium rumor pemecatan pelatih dari klub-klub BRI Liga 1. Namun, jika melihat kinerja dan raihan tim, ada beberapa nama yang patut diamati.
Menariknya lagi, tiga nama yang sedang berada di ujung tanduk adalah sosok yang punya nama beken. Wagner Lopes yang pernah membela Timnas Jepang bisa saja didepak PSS.
Jika Lopes benar-benar lengser, dia akan bisa berdalih kegagalannya karena Super Elang Jawa mengawali kompetisi dengan minus tiga angka akibat hukuman match fixing. Alasan ini memang masih bisa diterima.
Namun, penampilan PSS cenderung menurun. Hokky Caraka dkk. tampil bagus meski kalah dari Persebaya dengan skor 0-1 dan Persik 0-2. Namun kekalahan dari tim promosi, Semen Padang, rasanya tak bisa diterima. Meski sama-sama menelan kekalahan, tapi kali ini PSS main buruk.
Apa pun alasannya, tampaknya sulit dipakai Milomir Seslija di Persis. Kontrak pelatih asal Serbia ini diperpanjang, karena Milo sukses mendongkrak performa Persis musim lalu hingga masuk sepuluh besar.
Namun kali ini, apakah prestasi cemerlang tersebut masih bisa menyelamatkan Milo? Meskipun Milo berdalih Piala Presiden 2024 sebagai biang kerok buruknya kinerja tim Persis.
PSBS tampaknya juga harus mulai menilai kiprah Juan Esnaider. Dengan reputasi masa lalu Esnaider pernah berbaju Timnas Argentina, PSBS tentu tetap harus realistis dengan kondisi skuad berjulukan Badai Pasifik itu.
Bekal sebagai juara Liga 2 2023 ternyata tak cukup sebagai modal PSBS mengarungi ganasnya Liga 1.
Persaingan di BRI Liga 1
Advertisement