Bola.com, Jakarta - PSS Sleman sempat menggebrak pada musim 2019. Musim itu merupakan musim perdana Elang Jawa di kasta tertinggi sepak bola Indonesia setelah sekian lama.
Saat itu PSS Sleman yang berstatus sebagai tim promosi mampu meraih kemenangan ketika melawan tim-tim besar. Di akhir musim, tim asuhan Seto Nurdiyantoro bahkan mampu menempati posisi kedelapan.
Baca Juga
Klasemen BRI Liga 1 2024 / 2025 Hingga Pekan Ke-10: Borneo FC Dibayangi Persebaya, PSS Menjauh dari Zona Merah
BRI Liga 1: Danilo Alves Langsung Setop Puasa Gol 9 Laga buat PSS setelah Dapat Kabar Istrinya Hamil Anak Kedua
3 Fakta Menarik setelah PSS Bekuk Persis di BRI Liga 1: Super Elang Jawa Akhirnya Keluar dari Zona Merah
Advertisement
Ada beberapa aktor di balik kesuksesan PSS Sleman saat itu. Misalnya striker andalan asal Ukraina, Yevhen Bokhasvili.
Yevhen Bokhasvili menjadi top scorer PSS Sleman di Liga 1 2019. Saat itu eks striker Timnas Ukraina U-21 itu mencetak 16 gol dan empat assist untuk Elang Jawa.
Yevhen Bokhasvili saat ini masih bertahan di Indonesia. Pemain berusia 31 tahun itu akan memperkuat Persikas Subang di Liga 2 2024/2025.
Bola.com mendapatkan kesempatan melakukan wawancara eksklusif dengan Yevhen Bokhasvili. Bagaimana cerita lengkapnya?
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Petualangan Baru
Bagaimana ceritanya bisa mendapatkan kontrak dari Persikas Subang?
Setelah musim lalu selesai, saya tetap di Indonesia dalam beberapa bulan. Saya berlatih sendiri. Lalu saya mendapatkan kesempatan bergabung dengan Persikas Subang.
Pelatih mengontak saya, dia bilang sedang mencari striker dengan tipe seperti saya. Ambisi saya memang untuk bertahan di Indonesia, saya senang di sini. Jadi ketika saya mendapatkan tawaran saya akan mengambilnya.
Jadi ini akan menjadi klub kedua Anda di Liga 2?
Ya tapi di Sriwijaya sangat singkat, saya bermain di sana hanya tiga bulan dan Persikas saya dapat kontrak satu tahun. Memang saya sempat menginginkan bermain di Liga 1 tapi tidak apa-apa, terkadang ada momen berat dan keberuntungan di sepak bola.
Saya hanya perlu bermain baik di Liga 2, tidak ada masalah. Di masa depan selalu ada kemungkinan kembali ke Liga 1, jika saya mencetak banyak gol.
Bagaimana Ekspektasi Persikas di Liga 2 musim ini?
Persikas adalah tim yang baru, banyak pemain baru dan pemain muda juga. Pelatih sangat ambisius, manajemen juga. Mereka ingin meraih hasil terbaik.
Menarik bagi saya, karena saya pemain asing pertama dalam sejarah mereka, itu juga sesuatu yang menjadi motivasi tersendiri bagi saya.
Terkadang di tim baru tidak ada ekspektasi terlalu banyak, tapi jika semua bekerja bersama, rendah hati di sepak bola semuanya bisa terjadi. Target utamanya tetap bisa bertahan di Liga 2, kalau bisa ke play-off promosi itu sangat luar biasa.
Advertisement
Awal Cerita di PSS Sleman
PSS Sleman adalah klub Indonesia pertama anda. Bagaimana ceritanya dulu bisa bergabung dengan PSS?
Saya sebelumnya selalu bermain di Eropa, laga terakhir saya di Belarusia saya mendapatkan cedera. Saya melakukan pemeriksaan di Belarusia karena saya juga mendapatkan tawaran perpanjangan kontrak. Dokter bilang tidak perlu operasi, hanya perlu liburan beberapa bulan dan saya bisa kembali bermain lagi untuk musim yang baru.
Saat liburan saya memulihkan cedera saya, tapi ketika saya mencoba berlatih untuk musim yang baru saya merasakan sakit lagi. Jadi saya melakukan kembali pemeriksaan kesehatan di Ukraina.
Dokter di Ukraina bilang saya punya masalah hernia dan adduktor, jadi saya harus menjalani operasi. Operasinya tidak terlalu serius, hanya perlu 40 hari pemulihan.
Lalu saya bilang ke klub dan mereka minta maaf karena Liga Belarusia akan dimulai dalam satu setengah bulan. Mereka bilang pelatih masih butuh saya tapi jendela transfer saat itu akan segera ditutup.
Jika saya ingin tetap bersama mereka, saya harus menunggu jendela transfer selanjutnya yang masih lima atau enam bulan lagi.
Saya waktu itu di rumah dan tiba-tiba mendapatkan tawaran dari Indonesia. Liga 1 saat itu dimulai Mei 2019 sementara operasi saya dilakukan pada Februari. Jadi daripada menunggu lima bulan tanpa tim, saya memutuskan untuk mencoba tawaran dari Indonesia.
Setelah tiba di Indonesia, saya langsung berlatih dan menjalani laga uji coba bersama PSS Sleman. Fisioterapis PSS juga membantu saya banyak hal dalam masa pemulihan.
Saya bahkan langsung mencetak gol melawan Arsema. Kami menang 3-1. Arema saat itu adalah juara Piala Presiden dan kami baru promosi.
Brian Ferreira juga mencetak gol debutnya saat itu. Setelah itu semuanya berjalan dengan sangat bagus. Saya rasa 2019 adalah musim yang sukses yang di PSS.
Musim yang Hebat
Anda mencetak 16 gol di musim pertama bersama PSS Sleman, Apa resepnya?
Bukan hanya soal Brian Ferreira, ini adalah musim yang di mana kami punya keterikatan yang sangat bagus, baik pemain asing dan lokal.
Semuanya bekerja seperti sebuah mesin, semuanya melakukan pekerjaan dengan baik. Batata, Alfonso juga bermain bagus.
Saya tidak tahu bagaimana menjelaskannya, mengalir saja saat itu. Semuanya bekerja sempurna, dukungan pelatih dan fans juga sangat membantu.
Advertisement
Masa Sulit
Setelah musim pertama yang baik, anda kemudian mengalami kesulitan bersama PSS Sleman. Apa penyebabnya?
Setelah musim pertama itu saya mendapatkan satu dua tahun kontrak dari PSS Sleman. Setelah itu kami menjalani tiga pertandingan dan COVID-19 datang. Selama satu tahun kami tidak bermain sepak bola, kami hanya berlatih. Semua tim juga memotong gaji.
Kami menunggu setahun penuh, dan saya memutuskan kembali ke Ukraina untuk liburan pada Desember 2020. Saya sempat menghubungi manajemen PSS untuk menanyakan soal kejelasan Liga, tapi sepertinya sampai enam bulan lagi tidak akan ada liga.
Lalu pada awal Januari saya dapat tawaran dari Pahang, Malaysia. Liga disana bisa berjalan. Saya kemudian meminta izin kepada manajemen PSS untuk membiarkan saya ke Pahang.
Saya ingin bermain saja bukan karena ada masalah di PSS. Kami setuju, jika liga berlanjut di Indonesia saya akan kembali ke Indonesia.
Juli 2021 liga di Indonesia kembali digulirkan, saya pun mengontak manajemen PSS Sleman untuk bisa kembali tapi saat itu ada beberapa perubahan dan mereka sudah memiliki striker asing lain.
Setelah PSS punya striker lain, Persipura memanggil saya. Saya pun langsung menerima tawaran dari Persipura.
Sepak Bola Era COVID-19
Liga 1 2021/2022 menggunakan sistem bubble karena adanya COVID-19. Apakah itu menyusahkan anda sebagai pemain?
Awalnya memang aneh tapi saya beradaptasi juga dan juga ketika bermain di Jogja dan Bali, Jogja adalah rumah kedua saya jadi saya nyaman saja. Bali juga punya kota yang bagus.
Mungkin ketika di Bogor itu susah. Saya juga sempat cedera di Bogor, dan saya agak kesepian di sana karena tim harus bertanding sementara saya menjalani pemulihan di hotel dan rumah sakit bersama Takuya Matsunaga.
Karena cedera itu juga saya tidak banyak bermain di putaran pertama bersama Persipura, mereka juga susah mencetak gol. Tapi di putaran kedua setelah saya pulih, saya mencetak 8 atau 10 gol, jadi putaran kedua jauh lebih baik bagi saya.
Advertisement
Merasakan Sepak Bola Vietnam yang Tidak Profesional
Saya lihat Anda pernah bermain di Indonesia, Malaysia, dan Vietnam. Bagaimana ceritanya?
Di Vietnam rasanya tidak bisa disebut bermain, karena saya hanya bermain sekali di sana. Ada juga kesalahan komunikasi antara agen, klub dan federasi.
Nam Dinh seharusnya mengurus International Transfer Certificate (ITC) dari Persipura. Namun, ada situasi lucu. Saya datang ke Vietnam tapi langsung menjalani latihan resmi.
Saya melakukan tanda tangan kontrak di hotel ketika tim bermain tandang. Hari berikutnya saya harus bermain di laga resmi tanpa adaptasi.
Hari berikutnya ketika ada pertemuan sebelum laga, pelatih bilang jika mereka dapat ITC saya masuk line-up kalau tidak, saya akan di tribune.
Pada hari pertandingan saya melakukan pemanasan dan manajer terlihat sedang menelepon orang federasi. Sekitar 15 menit dimulai, manajer bilang ITC-nya dapat.
Kemudian saya masuk line-up, tapi setelah 35 menit ada masalah dengan ITC, dan saya harus diganti karena mereka tidak mau ada masalah. Saya tidak paham bagaimana situasi itu bisa terjadi.
Setelah pertandingan, manajemen meminta maaf kepada saya karena ada kesalahan dokumen, jadi mereka harus menghentikan kontrak saya.
Mereka mau bayar kompensasi karena itu kesalahan mereka. Sialnya saat itu jendela transfer di Indonesia sudah ditutup saya bilang kepada mereka karena kesalahan mereka saya tidak bisa kembali ke Indonesia.
Saya sebenarnya menerima tawaran dari Nam Dinh karena mereka memberi tawaran lebih baik. Tapi jika saya tahu akan begitu, saya tidak akan pernah menerima tawaran itu dan tetap di Indonesia saja.
Jadi momen saya selama di Vietnam hanya satu laga, 35 menit dan satu sesi latihan. Mereka bahkan mencoba mengakali dengan hanya memberi saya satu bulan kontrak saja sampai proses ITC selesai dan setelah itu otomatis akan diperpanjang sampai akhir musim.
Tapi setelah saya bicara dengan agen, FIFA melarang kontrak satu bulan, minimal tiga bulan. Saya tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi di Vietnam. Setelah itu saya setengah musim ke Rumania dan PSS Sleman memanggil saya kembali pada awal 2023.
Persaingan di BRI Liga 1 2024/2025
Advertisement