Bola.com, Jakarta - Sial betul nasib PSS Sleman. Sudah dihukum pengurangan poin, klub berjulukan Super Elang Jawa itu kini harus menderita tiga kekalahan beruntun di BRI Liga 1 2024/2025.
Manusia boleh berencana, namun Tuhan yang menentukan. Barangkali kalimat itu cocok menggambarkan kondisi PSS Sleman saat ini.
Baca Juga
Advertisement
Tim besutan Wagner Lopes itu begitu optimistis menatap Liga 1 musim ini. Persiapan matang dilakukan sejak jauh-jauh hari. Sederet pemain lokal dan asing berpengalaman didaratkan ke Bumi Sembada.
Semua itu dilakukan demi target menembus papan atas Liga 1. Pada musim ini, Tim Elang Jawa menargetkan finis di posisi enam besar klasemen. Hal itu berulang kali disampaikan Presiden Direktur PT PSS, Gusti Randa.
"PSS di musim ini harus dapat berbicara banyak di Liga 1 dan kalau bisa masuk ke enam besar. Mudah-mudahan tidak kepeleset," ujar Gusti Randa belum lama ini.
"Tentu enggak gampang, maka dari itu jajaran direksi dan tim mendatangkan para pemain asing dan pemain kami yang sangat hebat sekali," sambungnya.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Baru Mulai Sudah -3
Namun, semangat dan harapan yang tengah membuncah seketika harus terbentur oleh realita yang ada. Tim kesayangan Slemania dan Brigata Curva Sud (BCS) itu harus menerima kenyataan pahit disanksi pengurangan poin dari Komite Disiplin (Komdis) PSSI.
Hukuman itu imbas dari pengaturan skor yang melibatkan PSS Sleman dan Madura FC di Liga 2 musim 2018. Akibatnya, mereka harus legawa terlempar ke dasar klasemen atau urutan ke-18 dengan minus tiga poin.
Advertisement
Hattrick Kekalahan
Sanksi minus tiga angka itu awalnya diketahui lewat laman PT LIB pasca kekalahan 0-1 kontra Persebaya Surabaya pada matchday perdana, Minggu (11/8/2024). Namun, hingga saat ini manajemen PSS belum memberikan pernyataan resmi soal hukuman yang diterima.
Manajer PSS Sleman, Leonard Tupamahu mengakui sanksi pengurangan poin sedikit memengarungi mental para pemain. Apalagi, ketika itu Tim Elang Jawa baru saja menelan kekalahan di kandang Persebaya.
"Jujur kalau dari saya sendiri ya ganggu, yang pasti mengganggu mental pemain. Walaupun pengurangannya bisa kita bilang enggak terlalu besar daripada ancamannya tapi pasti sedikit banyaknya ini mengganggu mental kita," kata Leo kepada Bola.com, Rabu (14/8/2024).
Apa yang dikatakan Leonard Tupamahu terbukti. Faktanya, setelah itu PSS Sleman mengalami dua kekalahan beruntun. Masing-masing melawan Persik Kediri (0-2) dan Semen Padang (0-1).
Gagal Cetak Gol
Tidak hanya susah menang, PSS Sleman juga selalu gagal mencetak gol di tiga laga awal musim ini. Mereka begitu kepayahan untuk menjebol gawang lawan-lawannya dan sudah kemasukan empat kali.
Performa sederet pemain depan macam Hokky Caraka, Nicolau Cardoso, Ricky Cawor, Danilo Alves, hingga Gustavo Tocantins masih memble. Padahal para pemain ini digadang-gadang mampu memberikan kontribusi besar bagi kesuksesan PSS di musim ini.
Advertisement
Suporter Beraksi
Tiga kekalahan beruntun itu memantik kekecewaan pendukung Laskar Sembada. Salah satu wadah suporter, BCS pun bereaksi pasca kekalahan kontra Semen Padang di Stadion PTIK, Jakarta, Senin (26/8/2024) sore WIB.
Kekesalan tidak hanya mereka suarakan lewat media sosial, namun BCS juga memasang spanduk bernada kritik di depan Omah PSS, Tegal Weru, Ngaglik, Sleman.
"3 pertandingan, -3 poin, 0 gol dan kalian bilang itu kerja keras? Omong kosong @PSSleman," tulis BCS di akun X pada Senin (26/8/2024) petang.
"Bertahun menjalani, kalian datang dan pergi, berjalan membawa logo dan nama ini dengan hati, bukan sebatas menerima gaji, apa perlu kami ajarkan tentang cinta dan dedikasi? Terakhir atau bukan, kalianlah yang akan menentukan! @PSSleman," sambungnya.
Tim Pelatih Punya PR Seabrek
BRI Liga 1 baru memasuki pekan ketiga dan terlalu dini untuk memprediksi nasib tim di kompetisi kasta tertinggi Liga Indonesia itu. Namun, dengan rentetan hasil minor yang didapat semestinya menjadi warning tersendiri bagi PSS untuk segera berbenah.
Kompetisi masih panjang. Jajaran tim pelatih Super Elang Jawa memiliki banyak waktu untuk melakukan evaluasi, menaikkan mental pemain plus memperbaiki penampilan Fachruddin Aryanto dkk.
Kebetulan, selepas pekan ketiga, BRI Liga 1 diliburkan sejenak karena agenda FIFA Matchday pada 2-10 September 2024. Jeda selama sepekan bisa dimanfaatkan PSS untuk membenahi segala kekurangan.
Advertisement