Bola.com, Jakarta - Dari sekian pengalamannya yang panjang di Timnas Indonesia, mungkin kejadian di Piala AFF 1998 adalah momen terburuk dan menyesakkan bagi seorang Alexander Pulalo.
Apa yang terjadi? Saat itu, 31 Agustus 1998, Indonesia berhadapan dengan Thailand di Stadion Thong Nathan, Vietnam. Ini merupakan laga pamungkas Grup A.
Advertisement
Sebelum duel, banyak pengamat memprediksi baik Indonesia maupun Thailand bakal saling tikam demi meraih kemenangan. Maklum, kedua negara merupakan musuh bebuyutan di kawasan Asia Tenggara.
Namun apa yang terjadi sungguh di luar dugaan. Indonesia yang diperkuat pemain-pemain terbaiknya, termasuk wing back asal Papua, Alexander Pulalo, tumbang 2-3.
Thailand memastikan kemenangan menyusul gol bunuh diri Mursyid Effendi hanya beberapa saat sebelum duel berakhir.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Sepak Bola Gajah
Tak sedikit yang kaget dan tak percaya, Indonesia yang pada laga sebelumnya tampil perkasa usai menggiling Myanmar 6-2 serta menggebuk Filipina tiga gol tanpa balas bisa kalah dari Thailand.
Belakangan diketahui, Indonesia dan Thailand memainkan "sepak bola gajah". Dengan kata lain, Indonesia dan Thailand sama-sama menghindar bersua tuan rumah Vietnam di semifinal.
Thailand tampil sebagai juara grup, disusul Indonesia sebagai runner up. Di semifinal, Thailand jumpa Vietnam (runner up Grup B), sedangkan Indonesia menantang Singapura selaku kampiun Grup B.
Hasilnya, Thailand kalah 0-3, sedangkan Indonesia takluk 1-2. Singapura akhirnya keluar sebagai jawara setelah mengalahkan Vietnam 1-0 di partai puncak.
Alexander Pulalo, lewat kanal YouTube Bicara Bola besutan Akmal Marhali kembali mengenang momen yang tak mengenakkan tersebut.
Advertisement
Perintah
Menurut mantan pemain Semen Padang dan Arema Malang itu, Mursyid Effendi tak bersalah. Ia melakukannya karena perintah dari pimpinan tim.
"Mursyid tidak bersalah. Dia melakukan itu karena diperintah oleh pimpinan tim. Terus terang, saya malu dengan kejadian itu. Malu kepada Indonesia," kata legenda yang kini berusia 51 tahun.
Ironisnya, saat hendak pulang ke Tanah Air, Indonesia berada di pesawat yang sama dengan pemain-pemain Singapura.
Menurut pemilik nama lengkap Alexander Pulalo, kelahiran Jayapura, Papua, 8 Mei 1973, suasana di dalam pesawat sangat kontras.
Pemain-pemain Singapura tampak bergembira dengan memamerkan trofi bergengsi yang baru saja mereka menangkan. Sementara, Alex Pulalo and kolega terdiam seribu bahasa karena harus puas sebagai peringkat ketiga.
"Mereka duduk di sektor depan dengan wajah cerah sambil membawa trofi juara Piala AFF, sementara kita di barisan belakang. Bisa ditayangkan berapa malunya kita waktu itu," kata pemain yang memperkuat Timnas Indonesia dalam kurun waktu 1998 hingga 2007.
Jadi Bagian Sepak Bola Gajah
Bahkan, pemain Papua yang pertama kali membela Klub "Kabau Sirah" Semen Padang ini, masuk dalam Tim Indonesia yang terlibat kasus "Sepak Bola Gajah" pada Piala AFF 1998 di Vietnam.
Saat itu, 31 Agustus 1998 di Stadion Thong Nathan, Vietnam, Indonesia sengaja kalah 2-3 dari Thailand dalam pertandingan terakhir di Grup A, lewat gol bunuh diri Mursyid Effendi.
Kekalahan disengaja itu dilakukan Indonesia karena Indonesia juga Thailand, menghindar ketemu Vietnam di semifinal.
Akibatnya, di semifinal Indonesia yang jumpa Singapura juga tak berdaya dengan kekalahan 1-2. Dan, ironisnya, Singapura akhirnya menjadi kampiun setelah mengalahkan Vietnam 1-0. Indonesia sendiri menjadi juara tiga dengan mengalahkan Thailand 5-4 melalui adu penalti.
"Mursyid tidak bersalah. Dia melakukan itu karena diperintah oleh pimpinan tim. Terus terang, saya malu dengan kejadian itu. Malu kepada Indonesia," pungkas Alexander Pulalo yang di usia senjanya memilih menjadi pelatih di sekolah sepak bola (SSB).
Advertisement