Sukses


Pegadaian Liga 2 2024/2025: Pertaruhan Reputasi 4 Pelatih Kawakan yang Turun Kasta

Bola.com, Jakarta Pegadaian Liga 2 2024/2025 akan segera dimulai. Partai Persibo kontra Gresik United di Stadion Letjen Sudirman Bojonegoro, 7 September nanti menjadi laga pembuka.

Persibo, juara Liga 3 edisi 2023/2024, mendapat kehormatan seremoni pembukaan kompetisi musim ini. Liga 2 diikuti 26 klub yang terbagi dalam tiga grup. Mereka akan memperebutkan tiga tiket promosi ke Liga 1 musim depan.

Sementara regulasi terbaru yang diterapkan PT LIB ada sembilan tim yang harus terdegradasi ke Liga 3 mendatang. Kebijakan ini guna mengurangi jumlah peserta Liga 2 musim depan menjadi 20 klub.

Jalan panjang dan terjal ini tentu jadi tantangan berat bagi para pelatih. Terutama bagi empat jurutaktik kawakan yang musim lalu berkiprah di Liga 1, namun kali ini mereka harus rela menurunkan harkatnya untuk bersaing dengan 22 arsitek lainnya di kasta kedua sepakbola Indonesia. Siapa saja mereka?

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 4 halaman

1. Rollercoaster Aji Santoso

Liga 1 lalu boleh jadi episode kelam penuh tantangan bagi karir Aji Santoso. Empat musim bersama Persebaya dan berhasil mengorbitkan beberapa pemain muda tak jadi jaminan bagi pria asal Kepanjen, Kabupaten Malang ini.

Pada pekan keenam musim lalu, dia harus rela melepas jabatan sebagai pelatih kepala dan meninggalkan Bajul Ijo. Aji Santoso juga menolak posisi baru sebagai Direktur Teknik kebanggaan Bonekmania itu.

Lepas dari Persebaya, mantan bek kiri dan sempat menangani Timnas Indonesia U-23 ini pun langsung ditampung Persikabo 1973. Namun kehadiran sosok berusia 54 tahun tetap belum mampu memperbaiki performa Laskar Padjajaran.

Selama 20 pertandingan bersama Persikabo 1973, Aji Santoso hanya sekali meraih kemenangan atas RANS Nusantara FC. Sisanya dia mencatat enam seri dan 13 kekalahan.

Bagi Aji Santoso menangani klub kasta kedua bukan pengalaman pertama. Sebelumnya dia pernah memoles Persikoba, Metro FC, dan PSIM. Keberhasilan di PSPS akan mengangkat kembali pamor Aji Santoso.

3 dari 4 halaman

2. Komitmen Djadjang Nurdjaman

Garis takdir baik juga tak menaungi Djadjang Nurdjaman musim lalu. Meski berjibaku di Liga 2, pria yang akrab disapa Djanur ini sempat membawa Persela digdaya di penyisihan grup.

Namun pelan-pelan langkah Laskar Jaka Tingkir merosot dan gagal menembus semifinal. Djanur pun gagal mengembalikan Persela ke kasta tertinggi sejak terdegradasi pada musim 2022.

Pamor pemberi gelar juara Persib pada Liga 1 2014 ini cerah lagi ketika ditarik Persikabo 1973 menggantikan Aji Santoso. Namun Djanur tak mampu menyelamatkan tim dari degradasi, karena Persikabo 1973 terlanjur babak belur. Dari enam partai, Djanur hanya sekali meraih tiga poin, sisanya menelan kekalahan.

Namun pria asal Majalengka, Jabar ini, komitmen bertahan dan bertekad mengembalikan Persikabo 1973 ke Liga 1 musim depan.

4 dari 4 halaman

3. Alfredo Vera dan Gomes de Oliviera

Alfredo Vera dan Gomes de Oliviera berstatus pelatih asing di Liga 2 musim ini. Jurutaktik asal Argentina dan Brasil ini tetap dipercaya menukangi dua klub degradasi, RANS Nusantara FC dan Bhayangkara FC.

Di tangan mereka, RANS dan Bhayangkara FC, ditargetkan mampu naik kasta lagi. Musim lalu, Alfredo Vera hanya sempat lima kali memimpin pertandingan RANS Nusantara FC dengan hanya sekali seri dan empat kali kalah.

Sementara posisi Gomes de Oliviera Persis seperti Djadjang Nurdjaman dan Alfredo Vera. Dia masuk ke Bhayangkara FC dengan prestasi terpuruk.

Sepak Bola Indonesia

Video Populer

Foto Populer