Cara Timnas Homeless Indonesia Bentuk Pemain untuk Piala Dunia 2024: Dididik sebagai Atlet, Berikan Motivasi, hingga Diwawancara

"Kalau kekuatan lawan, kami agak buta sebenarnya. Kalau bicara negara mana yang harus diwasdapai, Homeless World Cup itu materi pemainnya pasti berubah," jelas Aulia Rahman.

"Karena pemain itu cuma cuma boleh sekali mengikuti Homeless World Cup dalam seumur hidupnya. Tentu hal ini membuat materi pemain berubah setiap tahunnya," ungkap Aulia Rahman.

Aulia Rahman menceritakan bagaimana ia membentuk Timnas Homeless Indonesia. Para pemain, yang notabene bukan atlet, dibentuknya sebagai pesepak bola yang berjuang dengan panji-panji Merah Putih.

"Saya membentuk tim ini berdasarkan kerja keras, bukan hanya soal teknik di lapangan. Kami juga adakan sesi interview untuk mengetahui motivasi," imbuh Aulia Rahman.

"Keinginan para pemain karena mereka bukan 100 persen atlet dan sekarang harus dibentuk sebagai atlet."

"Jadi untuk mewakili negara tentu saja kita pasti punya harapan dan prestasi. Itu tugas saya dan staf untuk mendorong mereka bagaimana bisa membuat orang di sekitar bangga," jelasnya.

Timnas Homeless Indonesia mulai berpartisipasi di Homeless World Cup sejak 2011 melalui Rumah Cemara sebagai national organizer. Mereka rutin bersaing dengan puluhan negara lainnya.

"Yang pasti kami dari pemerintah selalu mendukung untuk keberangkatan Timnas Homeless Indonesia mencapai prestasi lebih baik lagi dari tahun lalu di Amerika Serikat. Kami doakan semua bisa berangkat dengan sehat dan kembali juga dengan sehat," kata Staf Khusus Menpora Bidang Peningkatan Prestasi dan Pengembangan Industri Olahraga, Ardima Rama Putra.

1. Muhammad Nur Ilyasa (24 Tahun) - Kiper

2. Muhammad Ramdhan (21 Tahun) - Kiper

3. Adis Fikri (26 Tahun)

4. Algin Mawani (20 Tahun)

5. Bagus Abdul Hadzi (21 Tahun)

6. Ery Dwiantono Riyadi (25 Tahun)

7. Oka Oktavian (30 Tahun)

8. Willy Nurcahya (24 Tahun)