Bola.com, Jakarta - Masih ingat Claude Parfait Ngon A Djam? Beberapa purnama lalu, namanya cukup beken di kuping penikmat sepak bola dalam negeri.
Aksinya yang mumpuni sukses mencuri perhatin dan menjadi idola di tim yang pernah dibelanya.
Advertisement
Pemain yang dulu akrab disapa Ngon A Djam pernah memperkut Sriwijaya FC, Persebaya Surabaya, Persidafon Dafonsoro, dan mengakhiri kariernya di Persekap Pasuruan pada 2016.
Di Palembang, Sumatera Selatan, nama Ngon A Djam melegenda hingga saat ini. Itu karena ia, bersama dua rekannya di lini depan yang juga tak kalah beken, Kayamba Gumbs dan Obiora, sukses mempersembahkan Copa Indonesia 2009/2009 kepada Laskar Wong Kito.
Sebelum ke Indonesia pada 2008, Ngon A Djam kenyang pengalaman di sejumlah liga di belahan dunia lainnya macam Denmark (AC Horsens), Latvia (Skonto Riga), Cheonnam Ilhwa Chunma (Korea Selatan), dan tentu saja di negaranya sendiri Kamerun.
Lama tak muncul, apa kabar Ngon A Djam? Belum lama ini, veteran yang kini berusia 44 tahun menjadi tamu spesial di kanal YouTube Bicara Bola besutan Akmal Marhali.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Kenangan di Liga Indonesia
Ia bercerita banyak hal, termasuk kenangannya saat wara-wiri di Liga Indonesia.
"Saya datang ke Indonesia agar terus bertahan di level teratas," kata Ngon A Djam terkait keputusannya datang ke Indonesia.
Menurutnya, sepanjang kariernya, termasuk di kampung halaman, ia selalu bermain di kasta teratas. Itu pulalah yang membuatnya kepincut kala menerima pinangan Sriwijaya FC yang pada saat itu menjadi salah satu tim elite Indonesia.
"Sepanjang karier, saya selalu berada di kasta teratas sepak bola di setiap negara," imbuhnya bangga.
Advertisement
Pahit Manis di Indonesia
Sop buntut merupakan makanan kesukaannya selama di Indonesia. Ke mana pun ia melakoni partai tandang, makanan khas Indonesia yang mudah di dapat itu menjadi santapan utama.
Hal tak disukai, masih banyaknya pemain di masanya yang tak menghargai waktu. Padahal, besoknya mereka harus bertanding.
"Ketika berada di mes, masih banyak pemain yang begadang padahal besoknya kita harus bertanding," ujar kelahiran 24 Januari 1980.
Kenangan yang terlupakan lainnya adalah ketika ia merasa heran karena diganti jelang bergulirnya babak kedua. Padahal, di babak pertama, ia sukses mencetak gol dan tidak sedang cedera.
Mengalami Pengalaman Buruk
Belakangan baru ia ketahui, ia memang sengaja ditarik keluar karena laga tersebut berbau match fixing.
"Saya tidak mengalami cedera, saya dalam keadaan baik-baik saja. Pada awal babak kedua saya diganti dan sudah menduga ini ada match fixing pada pertandingan tersebut," ujarnya.
Tak hanya skandal match fixing, penunggakan gaji sampai akhirnya tak jelas kepastian pembayarannya pernah pula dialami Ngon A Djam.
Bayangkan, tunggakannya gajinya tak sedikit karena kalau ditotal mencapai Rp 3 miliar. Hanya saja, ia enggan menyebut nama tim yang tega menjadikannya sebagai 'sapi perah'.
"Saya sudah banding tapi belum ada hasilnya juga," pungkas Ngon A Djam yang saat masih eksis di Timnas Kamerun pernah bermain bareng Samuel Eto'o, Patrick Mboma, Geremi Njitap, Eric Djemba Djemba, dan Rigobert Song.
Advertisement