Bola.com, Jakarta - Timnas Indonesia bersiap menghadapi laga lanjutan Grup C putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia. Tim berjulukan Garuda itu menantang tuan rumah Timnas Bahrain dan Timnas China.
Menurut jadwal, duel antara Bahrain versus Timnas Indonesia berlangsung di Bahrain National Stadium, Riffa, Kamis, 10 Oktober 2024. Setelah itu Tim Garuda berjumpa China di Qingdao Youth Football Stadium, Shandong, Selasa (15/10/2024).
Baca Juga
Advertisement
Pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong, membawa 27 pemain dalam lawatan kali ini. Skuad Garuda sudah tiba di Bahrain, Minggu (6/10/2024). Beberapa personel yang berkarier di luar negeri berangkat dari negara kompetisinya masing-masing.
Timnas Indonesia berada di posisi keempat klasemen Grup C dengan koleksi dua angka. Sementara itu, Bahrain kini duduk di peringkat ketiga dengan nilai tiga. Adapun China tercecer di dasar klasemen dengan tanpa poin.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Terselip Kekhawatiran
Dari 27 pemain yang disertakan ke Bahrain, 11 di antaranya merupakan talenta lokal yang berkompetisi di BRI Liga 1. Di antaranya Rizky Ridho, Ernando Ari, Witan Sulaeman, dan Ricky Kambuaya.
Adapun sisanya adalah mereka yang berkiprah di luar negeri. Sebut saja Rafael Struick, Calvin Verdonk, Maarten Paes, Mees Hilgers, hingga Eliano Reijnders. Dua nama terakhir menjadi pemain terbaru di skuad Garuda.
Mees dan Eliano belum lama ini menjalani proses naturalisasi menjadi Warga Negara Indonesia (WNI). Banyaknya pemain keturunan membuat performa Timnas Indonesia mengalami peningkatan pesat. Keberhasilan Tim Garuda melaju jauh di kualifikasi kali ini juga tidak lepas dari kehadiran pemain naturalisasi.
Legenda Timnas Indonesia, Mundari Karya, mengakui hal itu. Meskipun demikian, terselip kekhawatiran dengan proyek naturalisasi yang digalakkan federasi sepak bola Indonesia alias PSSI.
"Sebetulnya saya agak gundah juga karena saya pikir ini ke depan ya sulit. Bukan tidak mungkin sulit untuk pemain lokal kita ke tim nasional," ungkap Mundari Karya saat berbincang dengan Akmal Marhali dalam channel YouTube Bicara Bola belum lama ini.
"Karena yang kita naturalisasi ini kan rata-rata umurnya masih muda-muda. Dia mungkin akan bertahan lima sampai enam tahun, apalagi kalau dia mainnya tetap di Eropa," sambungnya.
Advertisement
Pesan untuk PSSI
Mundari Karya juga mengkritik regulasi pemain asing yang diterapkan di BRI Liga 1 2024/2025. Pada musim ini, PT LIB selaku operator kompetisi menambah kuota legiun impor menjadi delapan.
Pria berusia 67 tahun itu mengatakan, banyaknya pemain luar negeri di Liga 1 dapat menghambat perkembangan talenta lokal. "Regulasi di Liga 1 dengan delapan pemain asing juga tentunya sedikit menutup kesempatan pemain lokal untuk bisa berkembang," sebutnya.
"Karena untuk main di tim nasional itu kan harus main di Liga 1, harus ada terus dia bermain karena Shin Tae-yong pasti akan lihat pemain-pemain yang sering main di Liga 1," kata Mundari Karya.
Perhatikan Regulasi Liga 1
"Kita berharap di dalam membuat regulasi kompetisi ini dibuka juga ruang untuk bagaimana pemain-pemain kita bisa berkembang. Kita kan berharap ke depan itu yang main di Timnas Indonesia itu pemain-pemain kita," ujar Mundari Karya.
"Kita harus yakin dengan bangsa kita sendiri karena sekali lagi bahwa tujuan PSSI didirikan ini kan adalah untuk sebagai alas pemersatu bangsa di lapangan."
"Itulah kita mau lihat berjuang loh anak-anak kita itu. Jadi coba dibuat regulasi yang bagaimana dengan situasi seperti ini, anak-anak kita masih punya kesempatan untuk bisa main di tim nasional," pungkas mantan bek Timnas Indonesia itu.
Advertisement