Bola.com, Jakarta - Media Vietnam, Soha, menyoroti kekalahan Timnas Indonesia dari China dengan skor 1-2 pada matchday keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia di Qingdao, Selasa (15/10/2024).
Mereka menyebut Skuad Garuda melakukan kesalahan fatal sehingga menelan hasil pahit dari China yang sebelumnya selalu kalah dalam tiga pertandingan sebelumnya.
Baca Juga
Semangat Membara Bang Jay Idzes Menyambut Lanjutan R3 Kualifikasi Piala Dunia 2026 di Maret 2025!
Erick Thohir Ingin Timnas Indonesia Tuntaskan Putaran 3 Kualifikasi Piala Dunia 2026 dengan 12 Poin: Ada Bonusnya
Marselino Ferdinan dan 3 Pemain Diaspora Timnas Indonesia yang Main Kinclong saat Taklukkan Arab Saudi: Petarung Tangguh
Advertisement
China unggul 2-0 pada babak pertama melalui gol Behram Abduweli (21') dan Zhang Yuning (44'). Pada babak pertama, Timnas Indonesia sebenarnya unggul dalam penguasaan bola hingga 78 persen, namun berujung sia-sia.
Timnas Indonesia banyak melakukan pergantian pemain pada babak kedua. Hasilnya, Skuad Garuda mencetak gol balasan melalui Thom Haye pada menit ke-86.
Namun, Timnas Indonesia tak lagi mencetak gol tambahan hingga pertandingan berakhir. Pasukan Shin Tae-yong akhirnya menelan kekalahan pertama di babak ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Bermain di Luar Skenario Banyak Orang
Menurut Soha, "laga besar" antara China kontra Timnas Indonesia berlangsung di luar skenario banyak fans. Dalam artikelnya, Soha menurunkan artikel berjudul: Kesalahan fatal, Indonesia mengalami kekalahan pahit pada hari saat tim China bertransformasi.
"Jelang laga China kontra Indonesia di babak ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026, sederet media internasional memperkirakan pelatih Branko Ivankovic dan timnya akan tumbang di Qingdao. Hanya Sports Keeda yang mengutarakan optimismenya terhadap tim China, memperkirakan tim tuan rumah akan menahan imbang Indonesia 1-1," tulis Soha.
"Namun, bertolak belakang dengan prediksi para ahli, Timnas Indonesia yang memiliki banyak bintang naturalisasi, dengan mudah “patah” seolah-olah mereka adalah pemain amatir."
"Di sisi lain garis pertarungan, para pemain China bermain seolah-olah ini adalah pertandingan terakhir dalam karier mereka, dalam konteks banyaknya fans lokal yang menyerukan “pembubaran tim nasional”, dan juga untuk menyelamatkan jabatan pelatih Ivankovic," imbuh Soha.
Advertisement
Koordinasi Kurang Presisi
Soha menyebut Shin Tae-yong mengerahkan sederet pemain unggulan, termasuk bintang bertahan naturalisasi seperti kiper Maarten Paes, bek Mees Hilgers, Calvin Verdonk, dan Jay Idzes. Tim tamu disebut bermain percaya diri, mendominasi 20 menit pertama dengan 3 serangan yang cukup berbahaya.
"Saat mendominasi penguasaan bola dan sibuk menyerang, Timnas Indonesia di luar dugaan mendapat hukuman dari tim China. Pada menit ke-22, pemain bertahan Skuad Garuda tidak fokus saat China melakukan tendangan bebas," tulis Soha.
"Alhasil, tanpa sengaja menciptakan peluang yang sangat menguntungkan bagi striker China Behram Abduweli untuk mencetak gol pembuka pertandingan dari jarak dekat. Gol tersebut membuat tribune penonton di China dipenuhi warna merah seolah hendak meledak."
"Pemain China merayakan gol pembuka. Kekalahan tersebut memaksa Indonesia untuk bangkit untuk mencari gol penyeimbang. Namun, koordinasi tim Indonesia di dekat kotak penalti lawan kurang presisi. Meski banyak menyerang namun tak mencetak gol, Timnas Indonesia kembali harus membayar mahal dengan kekalahan yang patut disesalkan di momen sensitif."
Lakukan Pergantian tapi Tak Cukup
Soha melanjutkan pada menit ke-44, China melakukan serangan balik dengan kecepatan tinggi, Zhang Yuning bergerak ke sayap kanan. Ia melakukan umpan halus, menciptakan peluang yang sangat menguntungkan bagi Zhang Yuning untuk berlari dan menyelesaikan dengan rapi, menggandakan skor menjadi 2-0.
"Striker China bernomor punggung 9 itu melakukan selebrasi ekspresif dengan wajah seperti hendak menangis, sedangkan Jay Idzes di tim Indonesia tampak sangat menyesal karena melakukan kesalahan dalam menjaga gawang," tulis Soha.
"Setalah dua kali “mandi air dingin”, pelatih Shin Tae-yong terpaksa melakukan serangkaian pergantian personel. Rizky Ridho, Marselino Ferdinan, dan Thom Haye dimasukkan untuk meningkatkan kualitas serangan. Namun wakil kawasan Asia Tenggara itu belum bisa berkembang banyak dari segi permainan. Timnas Indonesia masih lebih banyak menguasai bola, namun serangannya masih kurang presisi dalam umpan-umpan penentu."
"Upaya Indonesia baru terwujud pada menit ke-86 dengan menyamakan kedudukan berkat dua pergantian pemain. Berawal dari lemparan ke dalam yang sangat kuat yang dilakukan Pratama Arhan, bek asal China itu menghalau bola namun Thom Haye dari lini kedua melepaskan tembakan keras dari luar kotak penalti untuk menaklukkan kiper Wang Da Lei. Namun, gol penyeimbang tersebut masih belum cukup bagi tim Indonesia untuk lepas dari kekalahan, meski babak kedua masih menyisakan waktu tambahan 9 menit," imbuh Soha.
Sumber: Soha
Advertisement