Bola.com, Jakarta - Timnas Indonesia U-17 bisa mendapatkan ancaman kerugian karena mundurnya Lebanon dari babak Kualifikasi Piala Asia U-17 2025. Nasib seperti ini juga pernah dialami pada edisi sebelumnya.
Pada 16 Oktober 2024, Lebanon memutuskan mundur dari partisipasinya di Kualifikasi Piala Asia U-17 2025 menyusul serangan militer Israel yang meningkatkan eskalasi perang yang mengancam negara tersebut.
Baca Juga
Timnas Indonesia U-17 Pakai Taktik Bertahan Vs Australia, Pengamat: Bagian dari Strategi
Rapor Pemain Diaspora Timnas Indonesia U-17 di Kualifikasi Piala Asia U-17 2025: Baker Tambah Menyala, Lee dapat Menit Bermain
Timnas Indonesia U-17 Vs Australia Dianggap Main Mata saat Kualifikasi Piala Asia U-17 2025, Pengamat: Memalukan!
Advertisement
Sejatinya, Lebanon tergabung di Grup H bersama Malaysia, Laos, dan Uni Emirat Arab. Akibat mundurnya satu peserta ini, grup tersebut hanya menyisakan tiga peserta saja. Perubahan komposisi ini punya dampak yang signifikan terhadap grup lainnya.
Bahkan, Timnas Indonesia U-17 yang berada di Grup G bersama Australia, Kuwait, dan Kepulauan Mariana Utara, juga bakal merasakan langsung efek dari mundurnya satu peserta di grup lain. Berikut Bola.com menyajikan ulasannya.
Â
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Perbedaan Jumlah Peserta
Mundurnya Lebanon menambah runyam perbedaan jumlah peserta dari masing-masing grup Kualifikasi Piala Asia U-17 2025. Grup A, B, dan C, masing-masing terdiri dari lima tim.
Sementara itu, Grup D hingga J terdiri dari empat tim. Namun, karena mundurnya Lebanon, Grup H akhirnya hanya diikuti tiga peserta saja. Ini akan memengaruhi persaingan peserta di klasemen runner-up terbaik.
Sebab, mengacu regulasi, runner-up yang berasal dari grup dengan lima peserta, tidak akan dihitung hasil pertandingan melawan peringkat keempat dan kelima. Adapun grup dengan empat peserta tidak akan dihitung hasil dari klub peringkat terbawah.
Dengan kata lain, Timnas Indonesia U-17 akan melalui perhitungan yang cukup rumit ini apabila mengakhiri persaingan di peringkat kedua alias runner-up Grup G pada Kualifikasi Piala Asia U-17 2025 ini.
Â
Advertisement
Menghitung Kans Indonesia
Apabila merujuk pada hasil undian penyisihan grup Kualifikasi Piala Asia U-17 2025, Australia di atas kertas menjadi kontestan terkuat yang dihadapi Timnas Indonesia U-17 di Grup G. Sebab, mereka masuk Pot 1 pada fase drawing.
Tak hanya itu, anak asuh Nova Arianto juga sudah pernah merasakan ketangguhan Australia pada semifinal Piala AFF U-16 2024. Ketika itu, Evandra Florasta dkk. kalah dengan skor 3-5 dari Australia.
Adapun Kuwait termasuk tim yang berpotensi dikalahkan Indonesia, sedangkan Kepulauan Mariana Utara berpeluang menjadi juru kunci grup ini karena berstatus sebagai peserta yang paling lemah.
Dengan begitu, Nova Arianto harus benar-benar bisa memaksimalkan laga melawan Australia dan Kuwait jika ingin lolos ke putaran final. Kalaupun tak bisa menjadi juara grup, kans dari jalur runner-up terbaik harus dimaksimalkan.
Â
De Javu Kegagalan Edisi 2023
Ancaman kerugian semacam ini pernah dirasakan Timnas Indonesia U-17 dua tahun yang lalu, tepatnya ketika anak asuh Bima Sakti menghadapi Kualifikasi Piala Asia U-17 2023. Berstatus sebagai tuan rumah Grup B, Indonesia malah gagal lolos.
Saat itu ada dua peserta yang mengundurkan diri, yakni Timor Leste (Grup H) dan Sri Lanka (Grup J). akibat mundurnya dua negara tersebut, kedua grup ini hanya berisi tiga peserta saja.
Ketika itu, Timnas Indonesia U-17 tampil istimewa dengan menyikat Guam (14-0), Uni Emirat Arab (3-2), dan Palestina (2-0). Sayangnya, di laga terakhir, Arkhan Kaka cs. malah jadi bulan-bulanan Malaysia setelah digasak 1-5.
Akibatnya, Indonesia harus puas duduk di peringkat kedua dengan poin sembilan. Mereka pun gagal lolos lewat jalur runner-up terbaik karena hasil laga melawan dua tim terbawah, yakni Palestina dan Guam, tak masuk hitungan, Skuad Garuda Muda hanya berbekal hasil laga melawan Malaysia dan UEA.
Di klasemen runner-up terbaik, Indonesia menempati peringkat ketujuh karena kalah selisih gol dari Laos, yakni (-3) berbanding (-2).
Advertisement