Bola.com, Malang - Striker Arema FC asal Brasil, Dalberto Luan, sementara memimpin daftar top scorer BRI Liga 1 2024/2025. Dalberto Luan mengoleksi 6 gol, sama seperti striker Borneo FC, Leo Gaucho. Keberadaan Dalberto dalam bursa top scorer musim ini cukup mengejutkan.
Striker berusia 30 tahun ini sebenarnya tidak tergolong penyerang subur. Itu terlihat dalam statistik gol selama kariernya di dunia sepak bola.
Baca Juga
Advertisement
Dalam satu musim, dia belum pernah mencetak dua digit gol dalam semusim. Paling banyak, dia mencetak 8 gol dalam satu musim saat bermain di kasta kedua Liga Brasil bersama klub ABC pada 2017.
Dalberto baru merasakan sepak bola Indonesia pada paruh kedua BRI Liga 1 2023/2024. Dia direkrut oleh Madura United. Setengah musim, dia menyumbangkan 5 gol. Tidak terlalu banyak untuk ukuran tim yang finis sebagai runner up.
Namun, Dalberto Luan menemukan insting gol yang tinggi di Arema FC. Pada Piala Presiden 2024, Dalberto mencetak 2 gol dan 1 assist. Sementara di BRI Liga 1 musim ini, 6 gol dibuat dalam 9 pertandingan.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Sudah Memahami Atmosfer Kompetisi Indonesia
Sepertinya, dia sudah memahami seperti apa cara bermain klub Liga 1. Dalberto menemukan celah untuk jadi predator di kotak penalti. Namun, posisi striker utama di Arema FC tidak didapatkan secara otomatis.
Dalberto menjalani turnamen Piala Presiden dan awal Liga 1 musim ini sebagai penyerang sayap, karena Arema FC mempercayakan posisi striker utama kepada Charles Lokolingoy. Striker asal Australia itu jadi top scorer di Piala Presiden 2024 dengan 3 gol.
Namun, Dalberto bermain apik di sayap kiri. Tak hanya itu, dia konsisten mencetak gol. Sejak pekan ketiga melawan Persib Bandung, Dalberto mulai mencetak gol. Sejak itu, dia mulai dapat kesempatan jadi striker utama.
“Bagi saya, yang utama bisa membantu tim meraih kemenangan,” jelasnya.
Advertisement
Kekuatan Fisik dan Penempatan Posisi
Jika melihat dari posturnya, sekilas Dalberto tak terlalu ideal sebagai striker utama, karena dia tampak sedikit kegemukan. Namun, hal itu tidak jadi masalah besar bagi tim pelatih Arema FC. Sang pemain tidak dapat latihan tambahan untuk menurunkan berat badan.
Justru itu jadi salah satu kekuatannya, karena Dalberto sering menang duel dengan pemain belakang lawan.
“Kekuatan fisik yang baik menunjang saya untuk menang saat duel dengan lawan,” jelasnya.
Sementara di luar latihan dengan tim, Dalberto terlihat sering latihan sendiri di tempat fitnes. Dia berlatih dengan pelatih fisik pribadinya lewat daring. Hal ini sudah biasa dilakukan.
Pada musim lalu, striker Arema FC, Gustavo Almeida juga melakukan hal yang sama. Metode itu menunjang fisiknya agar tetap prima di lapangan. Itu sebabnya, meski terlihat agak gemuk, Dalberto masih kuat beradu lari sambil melewati pemain belakang lawan.
Selain fisik, penempatan posisi juga jadi kelihaian Dalberto. Beberapa kali dia berada di posisi yang tepat untuk menyambar bola di depan gawang menjadi gol. Positioning ini juga memudahkan pemain Arema memberikan assist kepadanya.
“Saya tidak bisa bermain atau mencetak gol sendirian. Ada teman-teman yang memberi assist,” lanjutnya.
Saat ini, Wiliam Marcilio jadi pemain yang paling memahami Dalberto, karena dia sudah membuat dua assist untuk striker 30 tahun itu. Kebetulan keduanya berasal dari Brasil, sehingga mereka tidak butuh banyak adaptasi saat berkolaborasi di lapangan.
Alumni Kasta Tertinggi Liga Brasil
Sebelum bermain di Indonesia, Dalberto Luan berkarier di negaranya, Brasil, selama 10 tahun. Bisa dibilang dia sudah kenyang pengalaman. Mulai dari kasta ketiga, kedua hingga kasta pertama atau tertinggi sudah dirasakannya.
Pada 2019, Dalberto menembus kasta tertinggi Brasil dengan membela Chapecoense. Di sana, dia tidak sekedar jadi pelengkap skuat, tetapi juga berkontrubusi turun dalam 10 pertandingan.
Hanya saja, tidak ada gol yang dicetaknya, karena level kompetisinya sangat tinggi.
Satu tahu berikutnya, dia masih di kasta tertinggi, tetapi kali ini dia hengkang ke klub Sport Recife. Dia dapat kesempatan lebih banyak di sana, tampil dalam 15 pertandingan dan mencetak 3 gol.
Namun, kariernya justru menurun karena dua tahun setelahnya harus bermain di kasta kedua dan ketiga. Karena itu, dia mencari petualangan baru dengan bermain di Indonesia.
Advertisement