Bola.com, Jakarta Thom Haye bisa dibilang sebagai nyawa lini tengah Timnas Indonesia.
Tak sedikit yang terkejut, terkait keputusan Shin Tae-yong memarkirkan sang jenderal lapangan tengah dalam beberapa laga.
Baca Juga
Advertisement
Yang krusial adalah ketika melawan China. Saat suhu bersahabat untuk pemain berdarah Belanda-Solo-Manado itu, Haye malah dicadangkan. STY memasukkan Haye di babak kedua.
Keputusan yang telat, mengingat lini tengah sepenuhnya menjadi milik tim tamu. Kehadiran Thom Haye setidaknya membuat serangan Indonesia lebih bervariasi. Thom Haye mampu mengatur tempo permainan dan sesekali melepaskan umpan-umpan pendek dari kaki ke kaki serta crossing ke jantung pertahanan lawan.
Haye pun memecah kebuntuan Timnas Indonesia dengan menyambar bola rebound hasil lemparan ke dalam Pratama Arhan.
Dari situlah, semakin terlihat peran sentral pemain berusia 29 tahun itu untuk Timnas Indonesia.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Semringah di Timnas, Muram di Klub
Thom Haye menjadi pemain termahal di Almere City dengan nilai jual 3 juta euro atau setara dengan Rp51 miliar. Thom Haye menandatangani kontrak selama satu musim dengan Almere City.
Thom Haye menjalani debut bersama Almere City saat melawan Heracles Almelo pada pekan kelima Eredivisie atau Liga Belanda.
Lucunya, dalam beberapa kesempatan, Haye terlihat muram ketika bermain di klub. Berbanding terbalik saat gabung tim nasional, wajahnya selalu berbinar-binar.
Advertisement
Belanda, Solo, Manado
Thom Haye merupakan pemain berdarah Indonesia-Belanda. Kakek Thom Haye berasal dari Solo, Jawa Tengah, dan neneknya merupakan orang Sulawesi.
Thom Haye menjadi Warga Negara Indonesia dan diambil sumpah kewarganegaraan pada Senin (19/3/2024) malam WIB. Thom Haye dan Ragnar Oratmangoen dilantik oleh Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) DKI Jakarta.
Perannya Krusial Banget
Artinya, selama ia tak dibekap cedera parah, kelahiraan 9 Februari 1995 itu tetap menjadi motor sekaligus kreator serangan Indonesia.
Bukan cuma penuh kreativitas, Thom Haye juga punya tembakan jitu dari luar kotak penalti. Itu ia buktikan saat Indonesia mengalahkan Filipina 2-0 pada laga pamungkas Grup F putaran kedua kualifikasi.
Sebenarnya, Indonesia punya stok gelandang seperti Thom Haye. Dia adalah Marc Klok, gelandang cemerlang kepunyaan Persib Bandung.
Advertisement
Tato di Lengan Bahasa Indonesia
Sebagai pemain yang memiliki keturunan Indonesia, kehidupan Thom Haye di Belanda masih cukup kental Indonesianya.
Haye memiliki tatot di lengan kiri berbahasa Indonesia, yang dia buat beberapa tahun lalu, jauh sebelum ia menjadi bagian skuad Garuda.
"Nikmatilah hidup karena hidup terlalu indah untuk menjadi kenyataan."
Sepatu Hitam
Thom terlihat selalu bertanding dengan mengenakan sepatu bola berwarna hitam polos.
Hal tersebut tidak umum terjadi karena biasanya pesepak bola memakai sepatu berwarna cerah atau bahkan lebih dari satu warna. Keputusan Thom Haye menggunakan sepatu warna hitam sekilas terlihat seperti sepatu pantofel.
“Sejujurnya, satu-satunya hal yang saya tidak suka adalah warna-warna cerah. Jadi kalau sepatunya putih, atau kalau sepatunya putih atau hitam seluruhnya, saya lebih suka itu. Ya, hanya gaya dasar yang bagus,” ucap Thom Haye.
Advertisement