Bola.com, Jakarta - PSIS Semarang semakin mendekati zona degradasi setelah tumbang dari Persebaya Surabaya pada pertandingan pekan ke-10 BRI Liga 1 2024/2025. Beberapa faktor menjadi sumber masalah Tim Mahesa Jenar pada awal musim ini.
Yang terbaru, PSIS Semarang harus mengakui keunggulan Persebaya Surabaya saat menghadapi laga kandang usiran di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Sabtu (2/11/2024) sore WIB.
Baca Juga
Advertisement
Tim Mahesa Jenar takluk dengan skor 0-1 dari tamunya itu sekaligus memperpanjang tren buruk mereka di BRI Liga 1 2024/2025. Dengan kekalahan ini, PSIS sudah melewati tujuh laga beruntun tanpa meraih kemenangan.
Alhasil, posisi mereka semakin terjepit di papan bawah. Saat ini, anak asuh Gilbert Agius itu berada di peringkat ke-14 dengan koleksi tujuh poin dari 10 laga. Jumlah ini berpotensi disusul para pesaingnya dan bisa mendepak mereka ke zona merah.
Setidaknya, ada beberapa faktor yang menjadi sumber masalah PSIS Semarang pada awal musim ini hingga terus menerus dipaksa menelan hasil negatif di BRI Liga 1. Berikut Bola.com menyajikan ulasannya.
Â
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Terusir dari Kandang
Renovasi yang dilakukan terhadap Stadion Jatidiri sejak akhir 2023 menjadi titik balik bagi performa PSIS Semarang. Sejak saat itu, Tim Mahesa Jenar harus terusir dari kandangnya dan bermarkas di luar Kota Semarang.
Dampaknya mulai dirasakan PSIS yang sempat bersaing menuju empat besar BRI Liga 1 musim lalu. Karena gagal mempertahankan performa apik, Alfeandra Dewangga Cs akhirnya gagal menembus fase championship series.
Problem ini ternyata ikut merembet hingga musim ini. PSIS yang harus bermain di Stadion Moch Soebroto, Magelang, dan terakhir kali terusir hingga Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, tak bisa meraih hasil maksimal saat bermain home.
Dari lima pertandingan kandang musim ini, mereka hanya bisa menang satu kali, empat laga lainnya berakhir dengan kekalahan. Catatan ini bahkan lebih buruk ketimbang bermain tandang yang menghasilkan satu kali menang, satu imbang, dan tiga kali kalah.
Â
Advertisement
Absennya Bomber Tajam
Problem lainnya yang menghambat PSIS Semarang mengukir hasil positif di BRI Liga 1 2024/2025 terletak pada produktivitas gol yang teramat minim. Dari 10 laga, mereka hanya bisa menghasilkan total lima gol saja.
Ini menjadi jumlah paling minim jika dibandingkan seluruh kontestan musim ini. Satu-satunya peserta yang hannya bisa menghasilkan lima gol ialah Persita Tangerang. Catatan PSIS bahkan jauh lebih buruk dari tim-tim di zona merah.
Hambatan Mahesa Jenar untuk menghasilkan gol tak terlepas dari absennya striker asing yang bisa diandalkan di lini depan. Penyerang asing mereka, Sudi Abdallah, harus absen sejak laga pertama karena mengalami cedera lutut.
Upaya menutup lubang ini juga tak membuahkan hasil. Sebab, Evandro Brandao yang direkrut untuk menjadi pengganti juga harus cedera ketika menjalani latihan. Padahal, dia belum sempat mengukir debut bersama PSIS.
Â
Kartu Merah Terbanyak
Fakta lainnya yang memperburuk masalah PSIS Semarang pada BRI Liga 1 2024/2025 ialah catatan kartu merahnya. Anak asuh Gilbert Agius menjadi peserta dengan jumlah kartu merah langsung terbanyak di musim ini.
Hingga pekan ke-10, Mahesa Jenar telah mendapatkan empat kartu merah. Masing-masing diperoleh Fernandinho (pekan ke-5), Riyan Ardiansyah (pekan ke-7), Rober Bonet (pekan ke-8), dan Adi Satryo (pekan ke-8).
Hukuman ini tentu berdampak pada kekuatan Mahesa Jenar mengingat para pemain yang memperoleh kartu merah merupakan amunisi utama yang kerap mewarnai daftar starting eleven pada musim ini.
Tak hanya itu, rata-rata dari para pemain ini juga mendapatkan sanksi larangan bermain lebih panjang dari Komite Disiplin (Komdis) PSSI, sehingga harus absen hingga tiga pertandingan berikutnya.
Advertisement