Bola.com, Jakarta - Penyerang Timnas Indonesia, Rafael Struick, menjadi salah satu sosok pemain yang paling awet mendapatkan panggilan dari Shin Tae-yong dalam setiap menghadapi laga-laga internasional di berbagai ajang.
Keraguan pun sempat muncul ketika Rafael Struick tak kunjung mencatatkan golnya untuk Timnas Indonesia. Padahal, ia menjadi salah satu langganan untuk mengisi sektor lini depan sejak mengukir debut pada 14 Juni 2023.
Baca Juga
Advertisement
Perlahan demi perlahan, keraguan ini mulai terkikis, terutama setelah striker berusia 21 tahun itu mengukir gol pertamanya untuk skuad Garuda pada putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia.
Di tengah ketiadaan penyerang tajam yang bisa diandalkan, Rafael Struick tetap mendapatkan tempat utama. Ini tak terlepas dari determinasi serta pemahaman taktiknya dalam menjalankan skema block-press Timnas Indonesia.
Bukan tidak mungkin, kiprah Struick bersama klub baru bakal berdampak terhadap performanya bersama skuad Garuda.
Berikut sejumlah fakta menarik mengenai Rafael Struick yang telah dirangkum Bola.com.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Darah Campuran Jawa
Rafael Struick memang tercatat lahir di Leidschendam, Belanda. Namun, dia memiliki darah keturunan Indonesia yang mengalir dari kedua orang tuanya. Ayahnya, Brian Struick, memiliki ibu yang lahir di Semarang, Jawa Tengah.
Sosok yang dimaksud ialah Eleonora Fredrika Rientsma Struick. Nenek Rafael Struick ini lahir pada 24 April 1952, lalu memutuskan pindah ke Belanda. Sementara itu, ibunya, Soraya Noraly Soedito, merupakan warga Belanda kelahiran Suriname.
Dari namanya, sudah cukup jelas bahwa ibu Rafael Struick ini memiliki keturunan Jawa. Darah itu diperoleh perempuan yang berprofesi sebagai bankir dari ayahnya. Dengan demikian, kedua orang tuanya sama-sama memiliki leluhur dari Indonesia.
Advertisement
Dirawat Shin Tae-yong
Kemunculan Rafael Struick di Timnas Indonesia sudah mencuat sejak akhir 2022. Ketika itu, dia menjadi salah satu pemain yang dipersiapkan oleh Shin Tae-yong untuk menghadapi Piala Dunia U-20 2023.
Rafa sempat dipanggil ketika Timnas U-20 menjalani pemusatan latihan (TC) di Eropa. Dia tercatat memainkan satu laga melawan Slowakia U-20.
Meskipun akhirnya batal tampil di Piala Dunia U-20 2023, dia tetap berkomitmen melanjutkan proses naturalisasinya.
Ketika itu, dia melanjutkan proses tersebut bersama kompatriotnya, Ivar Jenner. Sejatinya, Justin Hubner juga sempat dipersiapkan, tetapi prosesnya terlambat karena pemain ini juga dipanggil Timnas Belanda U-20.
Andalan Lini Depan
Sejak mengukir debutnya bersama Timnas Indonesia pada medio Juni 2023, Rafael Struick berhasil mengamankan tempat utama di lini depan. Dia jadi salah satu pemain kesayangan Shin Tae-yong yang sulit tergantikan.
Padahal, dia sempat kesulitan mencetak gol untuk skuad Merah Putih. Gol debutnya pun baru tercipta pada pertandingan melawan Timnas Bahrain pada putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia.
Bermain di bawah asuhan STY, Rafael Struick telah menyumbangkan satu gol dan dua assist dari total 16 pertandingan. Dia diharapkan bisa menjaga konsistensinya untuk menjadi juru gedor tim Garuda pada laga-laga berikutnya.
Advertisement
Cetak Gol Debut
Keputusan pemain kelahiran 27 Maret 2003 ini pindah ke Liga Australia memperkuat Brisbane Roar memang terbukti tepat. Sebab, Rafael Struick mulai mendapatkan kesempatan bermain dari pelatihnya, Ruben Zadkovich.
Sejauh ini, Rafael sudah bermain dua kali bersama Brisbane Roar di ajang A-League 2024/2025. Pada penampilan keduanya, penyerang berusia 21 tahun tersebut sukses mencetak gol debutnya di level profesional.
Momen itu tepatnya terjadi pada laga Brisbane Roar melawan Sydney FC. Sayangnya, gol debut Rafael Struick yang tercipta pada menit ke-78 itu gagal berakhir manis karena timnya harus kalah tipis dengan skor 2-3.
Dijuluki El Klemer
Fans Timnas Indonesia memang kerap kali memberikan julukan-julukan untuk bagi para pemain idolanya, tak terkecuali Rafael Struick. Pemain jebolan klub Liga Belanda, ADO Den Haag, ini mendapatkan gelar ‘El Klemer’.
Julukan ini merujuk pada gaya bermain atau karakter Rafael Struick yang tampak kurang bergairah. Frasa ini mengacu pada bahasa Jawa ‘Klemar-klemer’ yang berarti lambat, malas-malasan, atau tidak bergairah dalam melakukan sesuatu.
Namun, ini memang bukan julukan negatif. Sebab, meskipun memiliki gestur semacam itu, Rafael Struick tetap memiliki ketahanan fisik yang tinggi, terutama dalam melakukan pressing terhadap pemain lawan.
Advertisement