Bola.com, Jakarta - Penjaga gawang Barito Putera, Satria Tama, menjadi sosok yang paling merana pada 10 pertandingan pertama BRI Liga 1 2024/2025. Pasalnya, dia harus menghadapi tujuh tendangan penalti selama awal musim ini.
Nasib yang diukir Satria Tama memang kelewat parah. Gawangnya menjadi salah satu yang paling sering dijebol hingga pekan ke-10 BRI Liga 1 2024/2025. Tercatat, dia sudah kemasukan 18 gol dari total 10 penampilan bersama Barito Putera.
Advertisement
Dari semua penampilan itu, eks kiper Timnas Indonesia ini memang hanya bisa dua kali mencatatkan nirbobol, tepatnya saat menghadapi Madura United (1-0) dan Malut United (0-0). Sisanya, lawan tak pernah absen menceploskan bola ke gawangnya.
Dengan catatan semacam ini, Laskar Antasari menjadi tim dengan jumlah kebobolan tertinggi ketiga di BRI Liga 1 2024/2025. Rekor ini hanya lebih baik dari dua tim di zona degradasi, yakni Madura United (20 kebobolan) dan Semen Padang (22 kebobolan).
Jika catatan ini diuraikan secara lebih lanjut, ada satu problem akut yang tengah dialami Laskar Antasari pada awal musim ini. Masalah ini berhubungan dengan hukuman penalti yang kelewat tinggi. Berikut Bola.com menyajikan ulasannya.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Dihajar Tujuh Penalti
Hingga pekan ke-10 BRI Liga 1 2024/2025, Satria Tama sudah mencatatkan namanya sebagai penjaga gawang yang paling sering menghadapi hukuman penalti. Sebab, dari 10 laga, sudah ada tujuh hukuman penalti yang dijatuhkan oleh wasit.
Ini menjadi jumlah yang paling tinggi dibandingkan semua peserta musim ini. Salah satu laga yang paling menarik ialah ketika Barito Putera bertandang ke markas Semen Padang pada pertandingan pekan kelima.
Sebab, saat itu, anak asuh Rahmad Darmawan harus menghadapi dua hukuman penalti. Eksekusi pertama yang dilakukan striker lawan, Kenneth Ngwoke, sukses membuahkan gol, sedangkan penalti kedua dari pemain yang sama dimentahkan Satria Tama.
Ini memang menjadi satu-satunya penalti yang bisa digagalkan kolektor satu caps bersama Timnas Indonesia itu pada musim ini. Artinya, enam penalti lainnya berhasil dieksekusi menjadi gol oleh kubu lawan.
Dengan catatan tersebut, rasio keberhasilan kiper asal Sidoarjo, Jawa Timur, itu dalam menggagalkan penalti memang terhitung rendah. Sebab, persentase kesuksesannya hanya menyentuh 14,3 persen saja.
Advertisement
Perbandingan Jomplang
Jumlah tujuh penalti ini memang termasuk sangat jomplang jika disandingkan dengan para peserta BRI Liga 1 2024/2025.
Sebab, dua tim yang menduduki urutan kedua terbanyak, yakni Persik Kediri dan PSS Sleman, hanya dihukum dua kali penalti saja.
Dua penalti dari Persik Kediri menimpa Leo Navacchio. Kiper keturunan Brasil-Italia ini berhasil menggagalkan salah satu di antaranya. Artinya, rasio keberhasilan Leo dalam mementahkan penalti mencapai 50 persen.
Sementara itu, kiper asing PSS Sleman, Alan Bernardon, juga sudah dua kali menghadapi hukuman dari titik putih. Sayangnya, tidak ada satu pun sepakan sebelas pas yang bisa digagalkan oleh kiper asal Brasil itu.
Selain dua nama ini, belum ada penjaga gawang lainnya yang tercatat menghadapi dua kali penalti pada 10 pertandingan awal BRI Liga 1 musim ini.
Penalti Sulit Digagalkan
Dari data yang dihimpun Bola.com, hukuman penalti yang tersaji sepanjang 10 pekan awal BRI Liga 1 2024/2025 memang sulit digagalkan. Sebab, dari total 20 penalti yang ada, hanya ada tiga yang berhasil dimentahkan.
Selain aksi Satria Tama dan Leo Navacchio, satu kiper lainnya yang pernah menggagalkan penalti ialah Lucas Frigeri, penjaga gawang Arema FC. Pemain asal Brasil itu menghadapi satu penalti dan berhasil menghalaunya.
Artinya, Lucas menjadi satu-satunya pemain dengan persentase kesuksesan menggagalkan penalti sebesar 100 persen. Belum ada kiper lainnya yang bisa mencatatkan rekor yang sama di BRI Liga 1 musim ini.
Advertisement