Bola.com, Jakarta - Program naturalisasi untuk pemain keturunan terus digalakkan PSSI. Setidaknya ada 16 pemain di era Shin Tae-yong yang menjalani proses tersebut demi memperkuat Timnas Indonesia.
Nama terbaru yang resmi menjadi Warga Negara Indonesia (WNI) melalui proses naturalisasi adalah Mees Hilgers dan Eliano Reijnders.
Baca Juga
Advertisement
Kedua pemain berdarah Indonesia-Belanda itu juga sudah mencatat debut bersama Garuda di Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Lantas, muncul pertanyaan sampai kapan program naturalisasi dilakukan? Apakah di masa depan 11 pemain utama yang masuk line-up semuanya diisi amunisi blasteran? Exco PSSI, Arya Sinulingga memberikan jawaban.
"Sampai kapan? Sampai kita enggak butuh pemain yang kurang. Ya, kalau kita butuh pemain masa enggak diambil kan sayang. Kalau lokalnya ada yang bisa ngimbangi ngapain pula," ujarnya saat berbincang dengan Hamka Hamzah di kanal YouTube-nya belum lama ini.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Untuk Regenerasi
Kebijakan naturalisasi pemain keturunan untuk Timnas Indonesia menjadi program jangka panjang PSSI. Itulah sebabnya mengapa banyak pemain belia yang dinaturalisasi. Justin Hubner dan Rafael Struick misalnya, yang kini baru menginjak 21 tahun.
"Pak Erick selalu katakan kita butuh 150 pemain dari U-15 sampai senior jadi kita penuhi semuanya total 150. Jadi regenerasinya enak, kalaupun nanti ada yang tertinggal masih ada regenerasi berikutnya," papar Arya Sinulingga.
"Bisa dilihat pemain senior kan sedikit seperti Thom Haye, Jay Idzes masih muda jadi ini proses yang kalau kita lihat adalah di mana kita kurang di situ dimasukkan."
"Artinya gini kami PSSI, di mana kurang kami cari pemain. Kalau perlu kita cari ke Pluto mana tahu ada keturunannya. Tapi kalau cukup ngapain tapi sesuai kualitas ya," lanjutnya.
Advertisement
Bawa Dampak Positif
Pria berusia 53 tahun itu mengatakan, keberhasilan Timnas Indonesia lolos ke babak ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia tidak lepas dari andil para pemain keturunan. Tanpa mereka kecil kemungkinan Garuda melaju sejauh ini.
"Kalau dulu kita enggak pakai pemain diaspora mungkin kita enggak masuk ke ronde ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026. Terus Apakah Rizky Ridho pernah mengalami tekanan tinggi seperti melawan Australia atau melawan Arab Saudi?," katanya.
"Artinya Ridho pun beruntung mendapatkan kesempatan itu karena kita masuk ke level itu. Kalau enggak kan di AFF doang. Kalau enggak gimana dapat tekanan seperti itu."
"Kenapa Pak Erick bilang ini problem kita satu, yaitu mental. Kalau teknisnya oke. Mental makanya kita undang Argentina. Ridho, Witan, Arhan semua kan akhirnya mengalami proses bertanding dengan lawan-lawan besar jadi itu harus diambil," sambungnya.
Berkualitas
"Ada pertanyaan kenapa sekarang naturalisasi diributkan? Kan naturalisasi sudah zaman dulu?," tanya Arya Sinulingga kepada Hamka Hamzah.
Dia pun menjawab, bahwa para pemain blasteran yang saat ini direkrut bukan asal-asalan. Mereka pesepakbola berkualitas, punya skill mumpuni.
"Berarti yang sekarang kan ngambilnya berkualitas sampai level ini kan berkualitas. Pemain tim nasional yang liga lokal pun enggak merasa, kok itu yang diambil," ucapnya.
"Naturalisasinya Pak Erick itu jumlahnya lebih banyak yang dulu daripada sekarang. Kalau liga lokalnya bisa masuk ngapain, kan berarti enggak butuh. Maka ini semua prosesnya dan kembali lagi mereka punya darah Indonesia," pungkas Arya.
Advertisement