Bola.com, Jakarta - Ujian berat akan dijalani Timnas Indonesia dengan menjamu salah satu tim terkuat Asia, Jepang dalam lanjutan Grup C putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, Jumat (15/11/2024).
Tim Merah-Putih masih nangkring di posisi kelima Grup C dengan nilai tiga. Kiprah Timnas Indonesia tergolong lumayan di periode Oktober kemarin.
Baca Juga
Advertisement
Thom Haye Cs. sukses menahan imbang tuan rumah Bahrain dengan skor 2-2. Bahkan Indonesia hampir saja pulang dengan poin penuh, sebelum Bahrain mencetak gol di masa kontroversial, waktu injury time melebihi dari yang diberikan wasit.
Kali ini lawan yang akan dihadapi adalah Jepang, tim pemuncak klasemen Grup C dengan nilai 10. Tim Samurai Biru hanya butuh beberapa poin lagi untuk mengamankan tiket ke Piala Dunia 2026.
Timnas Indonesia disebut harus menyiapkan strategi yang benar-benar matang agar bisa meredam dan mengatasi Jepang.
Strategi apa yang diperlukan Maarten Paes, paling tidak untuk mengantisipasi permainan ofensif Jepang?
Â
Â
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Mirip Permainan Brasil
Pengamat sepak bola nasional, Aris Budi Sulistyo menilai bahwa Timnas Indonesia di bawah kendali Shin Tae-yong pastinya telah melakukan beragam evaluasi. Terutama setelah melakoni dua pertandingan di bulan Oktober kemarin.
Timnas Indonesia selalu mampu mencetak gol ke gawang Bahrain dan Jepang, namun juga mudah kebobolan karena kurang konsentrasi.
Hal inilah yang tidak boleh terulang kembali, apalagi nanti lawannya adalah Jepang, tim paling produktif mencetak gol
"Sekarang STY dan anak asuhnya harus benar-benar mempelajari cara bermainnya Jepang waktu menyerang,"Â terangnya kepada Bola.com, Selasa (12/11/2024).
"Saya melihat kiblat mereka ala Brasil, dengan skema bermain satu dua kali sentuhan di depan kotak penalti dengan kombinasi permainan yang sangat rapi dengan bola-bola pendek."Â
"Inilah yang harus diantisipasi adalah pergerakan tanpa bola," lanjutnya.Â
Â
Advertisement
Perlu Zona Marking
Aris Budi Sulistyo pernah memperkuat tim seperti Arseto Solo, Arema Malang, hingga Persik Kediri dan berposisi sebagai pemain bertahan.
Ia mengamati dan mempelajari permainan Timnas Indonesia era Shin Tae-yong, terutama dalam mengarungi Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Menurutnya, ada catatan khusus bagi para pemain bertahan ataupun gelandang bertahan yang harus saling mengingatkan pentingnya zona marking ketimbang man to man marking atau penjagaan satu lawan satu dengan pemain lawan.
"Seorang bek seringkali bermain hanya fokus melihat gerakan bola, tapi tanpa melihat pergerakan lawan yang tanpa bola,"Â lanjut pria yang pernah menghadapi Shin Tae-yong di ajang Liga Champions Asia.
"Nanti sesama pemain harus berulang kali diinggatkan. Sepak bola zaman dulu man to man marking, satu lawan satu terus, bahkan lawan ke pinggir ke manapun dikejar, tapi eranya sudah berbeda," lanjutnya.Â
Â
Â
Â
Â
Â
Tetap Tenang
Jepang punya sederet pemain berkelas yang merumput di klub besar Eropa. Siapa tak kenal Takefusa Kubo, Takumi Minamino, Kaoru Mitoma, atau Wataru Endo.
Belum lagi pemain seperti Hidemasa Morita, Ritsu Doan, Kyogo Furuhashi, atau Koki Ogawa yang tak kalah lincahnya.
Nama-nama ini akan menjadi lawan tangguh bagi Jay Idzes, Calvin Verdonk, Rizky Ridho, dan Kevin Diks.
"Sekarang adalah kapan kita bermain zona dan kapan man to man marking, kalau pemain lawan sudah masuk di wilayah permainan kita, harus cermat, tenang, jangan keburu-buru," kata Aris Budi.Â
Â
"Pemain lain ikut menutup, dan harus memnafaatkan serangan balik ketika serangan mereka terputus, yang penting jangan cepat kehilangan bola, karena akan capek nanti," tegasnya memungkasi.
Â
Advertisement