Bola.com, Kediri - Selama periode 2024, artinya Timnas Indonesia akan dua kali berhadapan dengan Jepang. Pada pertemuan terakhir fase Grup D Piala Asia 2023 di Al Thumama Stadium, Qatar, 24 Januari, pasukan Shin Tae-yong digebuk anak asuh Hajime Moriyasu dengan skor telak 1-3.
Di Qatar, Timnas Indonesia tak berkutik menghadang gempuran Takefusa Kubo dkk. Akibatnya, Ayase Ueda berhasil mencetak brace.
Baca Juga
Advertisement
Satu gol Ueda lewat sepakan penalti setelah Jordi Amat handsball di kotak haram. Sebutir lagi dari bunuh diri Justin Hubner. Timnas Indonesia hanya mampu membalas berkat gol Sandy Walsh.
Dari proses dua gol penalti dan bunuh diri itu, bisa disimpulkan tekanan bertubi-tubi penggawa Samurai Biru membuat pemain belakang Indonesia panik dan bikin kesalahan sendiri.
Shin Tae-yong juga memiliki stok pemain naturalisasi terbatas. Hanya Rafael Struick, Ivar Jenner, Justin Hubner, Jordi Amat, Sandy Walsh bisa jadi starter.
Sementara Elkan Baggot serta Shayne Pattynama masuk dari bangku cadangan. Sementara Marc Klok sama sekali tak memeras keringat.
Â
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Kini Timnas Indonesia Telah Berubah
Namun pada bentrokan kedua di Stadion Utama GBK Jakarta, Jumat (15/11/2024), pada ronde ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 Grup C Zona Asia nanti, kekuatan Timnas Indonesia telah bertransformasi masif.
PSSI dengan proses cepat mendapat banyak asupan nutrisi dari pemain diaspora lewat program naturalisasi.
Mulai kiper tangguh Maarten Paes, Calvin Verdonk, Jay Idzes, Thom Haye, Nathan Tjoe A-On, Eliano Reijnders, Mees Hilgers, dan terakhir paling fenomenal adalah Kevin Diks.
Arsitek Timnas Jepang, Hajime Moriyasu dan beberapa anak buahnya pun mengaku ketir-ketir dengan materi yang dimiliki Shin Tae-yong. Tiga pertandingan awal di babak kualifikasi Piala Dunia 2026 pasti mengejutkan Hajime Moriyasu.
Di luar dugaan, dua raksasa Asia langganan Piala Dunia seperti Arab Saudi dan Australia harus gigit jari karena ditahan imbang Indonesia. Begitu pula aksi impresif Indonesia yang nyaris mempermalukan Bahrain yang akhirnya juga berakhir seri 2-2.
Â
Advertisement
Hajime Moriyasu
Sebagai pelatih kawakan, Hajime Moriyasu tentu tak menganggap kekalahan di kandang China sebagai kelemahan Indonesia.
Meski kalah, setidaknya Hajime Moriyasu pasti mengamati tekanan bertubi-tubi yang dilancarkan Jay Idzes cs hampir sepanjang babak kedua lalu bisa jadi ancaman Jepang di SUGBK nanti.
Hajime Moriyasu mungkin sedikit lega, karena Timnas Indonesia tak memiliki striker garang. Tapi dia harus mengasah otak bagaimana menembus benteng pertahanan Indonesia yang sangat solid.
Apalagi dengan bergabungnya Kevin Diks yang kenyang asam garam tampil di pentas Eropa seperti Liga Super Denmark, Liga Champions, hingga Conference League.
Jadi maaf, Hajime San. Timnas Indonesia yang akan Anda hadapi nanti cukup tangguh. Tak semudah Timnas Jepang mendikte permainan Indonesia di Piala Asia lalu.Â