Bola.com, Kediri - Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) diguyur hujan deras saat Timnas Indonesia menjamu Jepang dalam laga Grup C Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia, Jumat (15/11/2024) malam WIB. Namun, dinginnya air hujan deras tidak menurunkan suhu di tengah lapangan yang terasa panas.
Pemicunya jelas, Jay Idzes dkk. ingin bangkit dan memperlihatkan permainan terbaik di depan puluhan ribu penonton yang menjejali stadion. Sementara Wataru Endo cs. berambisi menjaga gengsi sebagai tim terhebat yang belum terkalahkan.
Baca Juga
Advertisement
Apalagi tim asuhan Shin Tae-yong telah mengalami kekalahan pertama kala ditekuk 1-2 dari China dalam laga sebelumnya. Sementara anak asuh Hajime Moriyasu sempat ditahan imbang Australia dengan skor 1-1 di kandang mereka.
Tensi tinggi langsung tampak jelas sejak menit awal permainan. Timnas Indonesia sempat menekan dan punya tiga peluang emas. Namun, sayangnya tidak satu pun gol berhasil merobek jala Zion Suzuki.
Gegara tekanan itu, pemain Jepang khususnya di lini pertahanan makin waspada. Kevin Diks pun menjadi korban kerasnya suhu perseteruan.
Winger Jepang, Kaouri Mitoma, terpaksa harus berbuat kasar untuk menghentikan Kevin Diks dengan cara menyikut wajah bek FC Copenhagen itu hingga terkapar.
Akibat pelanggaran tersebut, wasit asal Iran yang memimpin pertandingan ini, Bonyadifard Mooud, langsung mengeluarkan kartu kuning untuk Mitoma.
Beberapa menit berselang, Kevin Diks mengalami benturan di lutut yang memaksanya harus meninggalkan lapangan lebih awal.
Hasil akhir duel sudah kita ketahui bersama, Timnas Indonesia dibantai 0-4 oleh Jepang lewat gol bunuh diri Justin Hubner pada menit ke-35, dan tiga gol lain dicetak Takumi Minamino pada menit ke-40, Hidemasa Morita pada menit 49', dan Yukinari Sugawara pada menit ke-68.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Wajar Terjadi saat Laga Panas
Pengamat sepak bola sekaligus mantan pelatih Arema FC, Gusnul Yakin, menilai sudah menjadi hal yang biasa terjadi intrik dalam sebuah pertandingan yang panas, termasuk yang terjadi dalam duel Timnas Indonesia kontra Jepang.
"Jepang sebagai pimpinan klasemen dan Indonesia di posisi jurukunci sama-sama punya ambisi menang," ujar Gusnul Yakin.
"Ini yang membuat pertandingan panas dan keras. Apalagi Jepang sempat ditekan Indonesia dan nyaris kebobolan. Maka terjadilah intrik di lapangan," katanya.
Advertisement
Reaksi untuk Bertahan
Tindakan Kaoru Mitoma memang tidak bisa dibenarkan, karena dia telah mencederai Kevin Diks dalam pertandingan tersebut. Namun, Gusnul Yakin memprediksi alasan mengapa pemain Brighton itu sampai melakukan pelanggaran itu.
"Tugas Mitoma menjaga daerahnya. Kebetulan dua kali dia kecolongan yang mengancam gawang Jepang. Kalau Jepang kebobolan lewat daerah Mitoma, dia yang dianggap paling bersalah," ujar Gusnul Yakin.
"Pelanggaran kasar adalah satu cara untuk menghentikan Kevin Diks. Karena dia tahu Kevin Diks ancaman bagi Jepang," lanjutnya.
Tragedi Zidane Vs Materrazzi di Final Piala Dunia 2016, Evan Dimas di SEA Games 2019
Pada Final Piala Dunia 2006 di Jerman terjadi insiden yang membuat heboh yang melibatkan Zinedine Zidane dan Marco Materazzi.
Tandukan Zidane ke wajah Materazzi membuatnya harus diusir dari lapangan. Prancis pun gagal jadi juara Piala Dunia 2006, setelah kalah adu penalti atas Italia dengan skor 3-5.
"Dalam laga panas ada istilah kill or to be killed. Kita yang menang atau kita yang akan menangis. Kita tentu masih ingat tragedi final Piala Dunia 2006 yang melibatkan Zidane dan Materazzi," ujar Gusnul.
Contoh lain yang diungkapkan oleh pengamat sepak bola yang satu ini adalah cedera yang dialami Evan Dimas di final sepak bola SEA Games 2019 di Filipina.
"Begitu pula Evan Dimas yang dihajar bek Vietnam, Doan Van Hau saat final SEA Games 2019. Itu contoh intrik yang dilakukan pemain untuk memenangkan pertandingan," tuturnya.
Advertisement