Bola.com, Jakarta - Para pemain Timnas Indonesia tak bisa berlama-lama merasakan kemenangan 2-0 atas Arab Saudi pada laga keenam Grup C putaran ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026, di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Selasa (19/11/2024) malam WIB.
Seluruh bintang Tim Garuda harus kembali ke klub masing-masing untuk tampil di liga dan turnamen. Seperti yang dirasakan pemain Timnas Indonesia yang berkiprah di Liga 1.
Baca Juga
Shin Tae-yong Tak Kunjung Mampu Berbahasa Indonesia, Nova Arianto Angkat Bicara: Memang Ada Kendala, tapi Tak Signifikan!
Pot Putaran Ketiga Kualifikasi Piala Asia 2027 Sudah Keluar: Malaysia Masuk Unggulan 2
Tahun Depan Ragnar Oratmangoen dan Justin Hubner Absen Lawan Australia, Sumardji Sebut Timnas Indonesia Masih Tetap Solid
Advertisement
Rencananya, pertandingan pekan ke-11 BRI Liga 1 musim ini bakal mulai bergulir pada 21 November sampai 23 November 2024. Dari 27 pemain yang baru saja dipanggil Timnas Indonesia, ada 11 nama yang berasal dari Liga 1.
Yang harus segera kembali tentunya pemain Malut United dan Persis Solo, karena kedua tim itu akan berlaga di Stadion Gelora Kie Raha, Ternate, Kamis (21/11/2024). Kebetulan Malut dan Persis masing-masing menyumbangkan dua pemain.
Dua pemain Malut United yang membela Tim Garuda adalah Yakob dan Yance Sayuri, sedangkan Ramadhan Sananta dan M. Riyandi di kubu Persis. Kabarnya, keempat pemain itu langsung terbang ke Ternate pada Rabu (20/11/2024).
Tentunya mereka tak punya waktu untuk melakukan persiapan bersama klub. Lantaran baru gabung sehari jelang pertandingan.
Berbeda dengan sembilan pemain lain. Mereka masih punya waktu 1-2 hari untuk persiapan bersama klub jelang pekan ke-11 Liga 1.
Meski demikian, secara fisik para pemain tersebut tentu tak punya masalah, karena kondisinya terjaga ketika berada di Timnas Indonesia. Justru kepercayaan diri semakin meningkat.
Terutama pemain yang dapat kesempatan tampil bersama Timnas Indonesia. Berikut ini para pemain yang segera berjibaku di Liga 1 setelah membela Tim Merah Putih.
Â
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Rizky Ridho (Persija Jakarta)
Ridho menjadi pemain inti di lini belakang Timnas Indonesia. Saat melawan Arab Saudi, dia tampil apik. Rizky Ridho punya kontribusi penting membuat gawang Indonesia cleansheet.
Bisa dibilang dia bisa mengimbangi permainan Jay Idzes, Justin Hubner dan lainnya. Bahkan pemain sekelas Jordi Amat dibuatnya duduk di bangku cadangan. Pada usia 22 tahun, Ridho bisa dibilang sudah matang. Bahkan di klub, Persija Jakarta, dia ditunjuk sebagai kapten tim.
Saat kembali ke Persija, performa Ridho makin percaya diri karena sudah terbiasa menghadapi tim-tim kuat di putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia. Meski jadi langganan Timnas Indonesia, Ridho belum pernah melewatkan pertandingan bersama Persija Jakarta.
Dia turun dalam 10 pertandingan pada musim ini. Hanya saja, ada dua pertandingan dia turun sebagai pengganti, yakni saat lawan PSIS Semarang dan PSBS Biak. Ketika itu, Ridho baru kembali dari timnas.
Â
Advertisement
Muhammad Ferrari (Persija Jakarta)
Bek jangkung ini dapat kesempatan bermain saat melawan Arab Saudi. Meskipun dia baru masuk pada injury time, setidaknya Ferrari membantu agar pertahanan Timnas Indonesia tidak kebobolan.
Bersama Tim Garuda, sebenarnya Ferrari jarang mendapat kesempatan bermain. Total dia baru memiliki tiga caps. Dalam tiga laga tersebut, dia selalu jadi pengganti pada menit akhir.
Meski demikian, itu sudah menjadi pencapaian positif bagi bek berusia 21 tahun itu. Saat ini sangat sulit menembus skuat utama tim senior Indonesia. Dia harus bersaing dengan kaptennya di klub, Persija Jakarta, Rizky Ridho.
Di Persija, Ferrari bermain dalam sembilan pertandingan pada musim ini. Meski berposisi sebagai stoper, dia sudah membuat dua assist. Itu jadi kelebihan tersendiri, sehingga Ferrari mendapat banyak kesempatan bermain di Tim Macan Kemayoran.
Â
Witan Sulaeman (Persija Jakarta)
Dalam pemanggilan kali ini, Witan tak banyak dapat kesempatan bermain di Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia. Dia hanya turun dalam 14 menit ketika melawan Jepang, sedangkan kontra Arab Saudi, Witan duduk manis di bangku cadangan.
Terkesan ada sedikit penurunan performa yang dialami. Di Persija, Witan Sulaeman juga tidak selalu menjadi pilihan utama. Witan baru empat kali jadi starter di Liga 1.
Sisanya, lima kali jadi pengganti. Namun, bisa jadi hal itu memantik motivasinya agar semakin lebih baik lagi. Sehingga dilanjutan Liga 1, Witan bisa lebih berkontribusi. Saat ini, dia belum bisa mencetak gol, dan baru satu assist yang dibuatnya.
Â
Advertisement
Yakob Sayuri (Malut United)
Performanya bersama Timnas Indonesia tidak segarang saat Piala Asia 2024. Di kualifikasi Piala Dunia 2026, dia tetap dapat kesempatan bermain. Bermain sebagai starter lawan Jepang dan pengganti ketika lawan Arab Saudi.
Bisa jadi performanya kurang moncer karena lebih sering dipasang sebagai bek kanan ketimbang penyerang sayap. Padahal, dia punya kemampuan menyerang lebih bagus. Apalagi, Yakob punya kecepatan dan skill individu.
Meski di Timnas Indonesia performanya menurun, bersama Malut United, dia tetap jadi pilihan utama. Yakob turun dalam enam pertandingan dan membuat dua gol. Pemain berusia 27 tahun itu sempat absen dalam empat laga di Liga 1 karena mengalami cedera.
Â
Yance Sayuri (Malut United)
Nasib Yance berbeda dengan kembarannnya, Yakob Sayuri. Meski dipanggil menjalani pemusatan latihan, Yance tidak dapat kesempatan masuk dalam line-up. Di posisinya sebagai bek kiri, sudah banyak pemain yang lebih berpengalaman, seperti Calvin Verdonk dan Pratama Arhan.
Namun bermain di Malut United, Yance tampil apik. Dia punya agresivitas tinggi untuk menghentikan serangan lawan.
Â
Advertisement
Egy Maulana (Dewa United)
Egy kehilangan posisi di Timnas Indonesia. Dia kalah bersaing dengan Ragnar Oratmangoen, Rafael Struick, hingga Asnawi Mangkualam untuk menghuni pos di lini serang.
Egy praktis hanya jadi penonton saat Indonesia melawan Jepang dan Arab Saudi. Padahal, dia sempat menjadi pilihan utama sebelum Tim Garuda diperkuat pemain keturunan yang bermain di Eropa.
Di Liga 1, dia tampil apik bersama Dewa United. Dari sembilan pertandingan, Egy mencetak sembilan gol. Dia jadi pemain lokal tersubur sementara ini. Namun, itu tidak cukup baginya untuk mendapatkan posisi di Timnas Indonesia.
Â
Ricky Kambuaya (Dewa United)
Dia kehilangan posisinya di Timnas Indonesia sejak kehadiran Tom Haye dan Ivar Jenner. Padahal, Ricky punya cara bermain yang beda. Pemain berusia 28 tahun itu merupakan gelandang box to box yang punya skill dan kecepatan.
Selama putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia, Ricky hanya duduk di bangku cadangan. Sementara itu di Dewa United, performanya masih stabil. Ricky Kambuaya bermain dalam sembilan pertandingan dan membuat satu assist.
Â
Advertisement
Muhammad Riyandi (Persis Solo)
Keberadaannya di bawah mistar gawang bisa jadi hanya sebagai pelengkap, karena posisi utama jadi milik Marteen Paes. Kemungkinan kecil baginya untuk menggeser Paes yang tampil luar biasa.
Meski demikian, menjadi bagian Timnas Indonesia meningkatkan kepercayaan diri Riyandi. Di Persis Solo, dia merupakan kiper utama dengan mencatatkan satu clean sheet.
Tidak begitu banyak memang. Namun, bukan berarti performanya buruk. Secara keseluruhan, Persis sedang tampil kurang konsisten.
Bisa jadi setelah kembali dari Timnas Indonesia, Riyandi bisa membuat pertahanan Persis lebih rapat. Dia tentunya dapat pengalaman dari para pemain berkualitas di Timnas Indonesia.
Â
Ramadhan Sananta (Persis Solo)
Sepertinya Sananta kesulitan bersaing di Timnas Indonesia. Dia tidak dapat kesempatan main saat melawan Jepang dan Arab Saudi. Padahal dilihat dari posturnya, Sananta paling ideal jadi targetman.
Namun, pelatih Shin Tae-yong punya pertimbangan lain. Jika melihat performanya di klub, Persis Solo, Sananta sedang kesulitan mencetak gol.
Dia baru mengemas satu gol dalam sembilan pertandingan. Jumlah yang minim untuk level striker Timnas Indonesia. Tidak menutup kemungkinan kembali dari timnas, dia punya semangat memperbaiki produktivitas golnya.
Â
Advertisement
Nadeo Argawinata (Borneo FC)
Sulit bagi Nadeo untuk dapat kesempatan tampil, karena Marteen Paes bermain luar biasa di bawah mistar gawang. Sehingga Nadeo hanya jadi penonton di bangku cadangan.
Padahal di Liga 1, dia merupakan kiper paling sulit ditembus. Dari delapan pertandingan, Nadeo sudah membuat enam kali clean sheet.
Hanya empat gol yang bersarang ke gawangnya. Namun, modal itu tak cukup bagi Nadeo untuk menggeser posisi Paes. Namun, setidaknya dia dapat pengalaman dari Paes di Timnas Indonesia. Sehingga Nadeo bisa mengumplementasikan di Liga 1.
Â
Hokky Caraka (PSS Sleman)
Striker berusia 20 tahun tersebut kesulitan menembus skuat utama. Saat Timnas Indonesia melawan Jepang dan Arab Saudi, Hokky tidak diturunkan.
Padahal, bulan lalu, dia mencetak tiga gol di Liga 1. Itu tak lain hasil dari latihannya bersama Timnas Indonesia.
Bisa jadi, ketajamannya kembali saat tampil di Liga 1. Dia sudah terbiasa berduel dengan bek asing lawan. Tinggal bagaimana Hokky mempertahankan performanya di Liga 1.
Advertisement