Bola.com, Jakarta - Asisten pelatih Timnas Indonesia, Nova Arianto, mengakui perubahan formasi menjadi salah satu faktor penentu kemenangan atas Arab Saudi pada Kualifikasi Piala Dunia 2026, di Stadion GBK, Jakarta, Selasa (19/11/2024).
Jika biasanya tim Garuda menggunakan formasi 3-4-3 atau 5-4-1 dengan pengembangannya, kali ini berbeda.
Baca Juga
Advertisement
Ya, ada sedikit perubahan dengan keberadaan dua striker yang diisi Rafael Struick dan Ragnar Oratmangoen. Kondisi itu membuat ada banyak pemain yang menumpuk di tengah, dengan tiga gelandang sentral, dibantu dua sayap yang bergerak naik-turun.
Trio gelandang tengah ditempati Thom Haye, Marselino Ferdinan, dan Ivar Jenner yang sama-sama punya mobilitas tinggi. Calvin Verdonk tampil luar biasa di sisi kiri bahkan di kanan. Sandy Walsh tak kalah solidnya di sisi kanan.
Tiga center back sangat rapat diisi Jay Idzes, Rizky Ridho, dan Justin Hubner. Pergantian pemain Timnas Indonesia di babak kedua juga berjalan efektif.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Kelemahan Arab Saudi
Nova Arianto menjelaskan kondisi Arab Saudi dalam masa transisi era kepelatihan dari Roberto Mancini ke Herve Renard. Pergantian pelatih membuat pemain-pemain harus menyesuaikan dengan strategi Herve Renard.
"Kami melihat kondisi Arab Saudi, pergantian pelatih dari Mancini ke Herve Renard dan formasi permainan mereka tentu berbeda di era masing-masing pelatih," terang Nova Arianto di kanal Youtube Liputan6.
"Mereka pakai formasi 4-1-4-1, dan kita pakai 5-3-2 karena kami ingin menguasai lini tengah, termasuk ada banyak ruang di lini belakang mereka. Jadi kalau pakai 1 striker akan bereda dengan pakai 2 penyerang agar lebih banyak menyerang."
"Arab Saudi di bawah Jepang dan itulah kami menggunakan formasi itu," lanjut dia.
Advertisement
Umpan-umpan Panjang
Saat Timnas Indonesia meladeni Arab Saudi, tidak sedikit publik menyoroti cara bermain menyerang pasukan STY yang sering memperagakan umpan-umpan jauh. Menurut Nova Arianto, itu bagian dari strategi memanfaatkan kelonggaran pada lini tengah dan belakang Arab Saudi.
"H-2 pertandingan, kami menganalisis video permainan Arab Saudi. Opsinya Marselino dan Ivar untuk mengawali penyerangan, karena banyak ruang di pertahanan Arab Saudi dan kami pasang dua striker. Otomatis mereka sedikit tertarik untuk keluar, dan Marselino jadi opsi skema penyerangan," lanjut pria berusia 45 tahun itu.
"Secara kualitas mereka berbeda dengan Jepang meliputi secara tim dan organisasi permainan, termasuk di area yang bisa kita manfaatkan kemarin. Itulah bedanya ketika kita kesulitan menghadapi Jepang," tegas Nova Arianto.
Sumber: Kanal Youtube Liputan6