Bola.com, Jakarta - Pengamat sepak bola nasional, Tommy Welly, mengingatkan pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong, dan PSSI mengenai permasalahan Eliano Reijnders yang disebut bakal menjadi bom waktu.
Eliano Reijnders berstatus sebagai pemain naturalisasi 'baru', yang memperkuat Timnas Indonesia. Akan tetapi, sejak resmi menjadi warga negara Indonesia (WNI) dia baru mendapatkan satu kesempatan bermain dari Shin Tae-yong.
Baca Juga
Advertisement
Momen itu tepatnya terjadi saat menghadapi Bahrain pada putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia. Setelah itu, nama Eliano sempat dua kali menghilang dari daftar susunan pemain (DSP), yakni ketika melawan China dan Jepang.
"Mengenai Eliano Reijnders, menurut saya ini akan menjadi bom waktu. Memang dia masuk DSP saat menghadapi Arab Saudi, tetapi poin analisisnya bukan itu," kata Tommy Welly dalam sesi wawancara di kanal YouTube Sportify.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Sudah Disetujui STY
Pria yang akrab disapa Bung Towel itu mengatakan, minimnya kesempatan bermain yang didapat Eliano meninggalkan tanda tanya besar. Padahal, pemain asal klub PEC Zwolle ini dinaturalisasi atas persetujuan dan rekomendasi dari Shin Tae-yong.
"Sehari setelah melawan Jepang, Exco PSSI, Arya Sinulingga, dalam sebuah wawancara, menyebut PSSI tidak akan memproses naturalisasi Eliano kalau tidak ada pernyataan oke atau persetujuan dari pelatih," katanya.
"Artinya, ada asesmen dan persetujuan dari pelatih, baru setelah itu PSSI memproses naturalisasi. Pertanyaannya, dia bermain setengah babak melawan Bahrain, lalu tidak masuk DSP melawan China dan Jepang," imbuhnya.
Advertisement
Prinsip Naturalisasi
Selain itu, Bung Towel menyinggung soal prinsip naturalisasi pemain keturunan yang melibatkan beberapa syarat. Selain persetujuan pelatih, kualitas pemain harus di atas rata-rata pemain yang ada saat ini.
"Yang menjadi pertanyaan, ini kan mengobrak-abrik tatanan naturalisasi. Prinsip naturalisasi, seperti yang saya ulangi berkali-kali, kualitasnya harus di atas rata-rata. Pelatih juga harus mengatakan oke," ujar dia.
"Pertanyaannya, kok bisa enggak dipakai? Jadi, buat apa Eliano dinaturalisasi? Prinsip naturalisasi kan pemain yang dinaturalisasi harus punya kualitas di atas rata-rata pemain kita. Berarti dia kualitasnya harus sudah jadi," tambahnya.
Jadi Bom Waktu
Menurut pria asal Bandung itu, permasalahan Eliano bisa menjadi bom waktu. Sebab, proses naturalisasi yang dilakukan sudah melewati prosedur ketatanegaraan yang panjang dan melibatkan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan sejumlah Kementerian serta lembaga.
"Yang saya maksud bom waktu adalah STY meremehkan proses naturalisasi yang melibatkan legislatif dan eksekutif. Ini kan masalah negara. Ini bisa menggugurkan prinsip naturalisasi," jelasnya.
"Katanya, prinsip naturalisasi harus dari pelatih dahulu. Kok tidak dipakai? Sudah diiyakan, diproses naturalisasi, tetapi tidak masuk di DSP. Itu poin yang penting menurut saya," tegasnya.
Advertisement