Bola.com, Jakarta - Lompatan drastis prestasi sepak bola Indonesia membuka mata Federasi Sepakbola Malaysia (FAM). Negara tetangga itu seolah terkejut dan berambisi mengejar ketinggalan mereka.
Posisi Timnas Indonesia yang melonjak ke posisi 125 dan berhasil menyalip Timnas Malaysia yang terus melorot di urutan 132 ranking FIFA membuat FAM seakan kebakaran jenggot.
Baca Juga
Advertisement
Bahkan Presiden FAM, Datuk Hamidin Mohd Amin, menggelar rapat khusus membahas program percepatan prestasi lewat naturalisasi seperti dilakukan Timnas Indonesia dalam rentang tiga tahun terakhir
Pengamat dan pelatih asal Malaysia, Raja Isa Raja Akram Syah mendukung rencana naturalisasi yang digagas FAM.
"Jika sepakbola Malaysia tak ingin tertinggal, program itu harus ditempuh. FAM tak perlu malu mencontoh Indonesia atau negara lain untuk lakukan naturalisasi. Karena ini dampak perubahan globalisasi sepak bola modren," katanya.
Â
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Harus Punya Sosok seperti Erick Thohir
Pelatih yang pernah 17 musim berkelana di klub-klub Indonesia ini mengatakan Malaysia bisa mencontoh cara naturalisasi yang dilakukan PSSI di bawah kepemimpinan Ketum Erick Thohir.
"Cara PSSI mencari pemain diaspora sangat bagus. Mereka memperkuat dulu Timnas Indonesia senior. Setelah itu menaturalisasi pemain-pemain muda. Ini sangat penting untuk kelanjutan prestasi Indonesia. FAM harus meniru cara itu," ucapnya.
Namun, lanjut Raja Isa, Malaysia harus punya sosok seperti Erick yang memiliki jaringan Internasional dan punya akses di Pemerintahan.
"FAM harus dipimpin orang seperti Erick Thohir, atau mencari figur seperti dia. Karena proses naturalisasi pemain melibatkan pemerintah dan stakeholder sepak bola lainnya," ujarnya.
Â
Advertisement
Program Naturalisasi Tidak Mudah
Raja Isa menilai program naturalisasi di Indonesia tak mudah. "Awal program naturalisasi yang dilakukan Indonesia menimbulkan pro dan kontra. FAM juga harus siap menghadapi hal seperti ini. Makanya FAM harus gencar sosialisasi pentingnya naturalisasi nanti," tuturnya.
Tapi dengan pencapaian prestasi Timnas Indonesia yang berhasil di level Internasional membuat publik berbalik mendukung gebrakan PSSI.
"Semua level Timnas Indonesia mampu bicara di Asia. Apalagi Timnas Indonesia Senior saat ini berjuang di putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026. Malaysia harus segera bergerak, karena belum terlambat untuk mengejar prestasi Indonesia," jelasnya.