Bola.com, Kediri - Program naturalisasi pemain yang akan dilakukan Federasi Sepakbola Malaysia (FAM) terus mendapat sambutan positif. Bahkan masukan mulai mengarah ke hal-hal teknis dan strategis.
Seperti dipaparkan Raja Isa Raja Akram Syah. Pelatih asal Malaysia pertama yang berkarier di Indonesia itu menyarankan agar FAM menyiapkan segala rencana dengan detail agar hasilnya juga maksimal.
Baca Juga
Advertisement
"Langkah pertama FAM harus sosialisasikan rencana itu kepada Pemerintah dan publik Malaysia. Kemudian menunjuk satu atau dua orang yang punya jaringan kuat Internasional. Dan, tak kalah penting adalah menyiapkan dana besar. Karena tanpa dana rasanya sulit berjalan mulus," kata Raja Isa.
Pengamat dan pelatih berdarah Bugis itu tak segan mengakui garis besar yang disampaikan itu meniru apa yang dilakukan PSSI.
"Rancang besar ini bisa meniru Indonesia. Alih status warga negara melibatkan Malaysia dengan negara lain. Ini perlunya hubungan baik Internasional," Raja Isa menuturkan.Â
"FAM juga harus aktif korespondensi atau kerja sama dengan Federasi Sepak Bola luar negeri. FAM harus bisa meyakinkan Pemerintah dan perusahaan besar di Malaysia untuk membantu pendanaan," ujarnya.
Â
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Pencari Bakat
FAM, lanjut Raja Isa, juga wajib punya tim pencari bakat untuk menilai kelayakan pemain yang akan dinaturalisasi.
"Tim talent ini dibekali kriteria teknis untuk menilai apakah si calon pemain punya kualitas layak dinaturalisasi. Saya kira juga tak sulit melacak silsilah warga Malaysia yang telah lama tinggal dan punya keturunan di luar negeri," tuturnya.
Raja Isa merujuk pada Indonesia yang mengirim pelatih Timnas Indonesia, seperti Shin Tae-yong, Indra Sjafri, dan Nova Arianto guna melihat langsung calon pemain naturalisasi.
"PSSI mengirim tiga pelatih yang pegang Timnas Indonesia terbang ke negara tempat si pemain. Ini cara sangat tepat," kata Raja Isa.Â
"Tapi tentu butuh biaya. Jika pelatih tahu sendiri kualitas si pemain pasti tak akan salah mengukur kemampuannya," jelas mantan pelatih PSM ini.Â
Advertisement