Bola.com, Lisbon - Banyak pandangan tentang sepak bola saat Bola.com mengikuti pemusatan latihan Korea-Korea Selecao di Portugal. Beberapa hal itu bahkan wajib ditiru untuk memajukan sepak bola Indonesia.
Portugal memiliki peringkat 10 besar FIFA. Selecao Das Quinas, julukan timnas Portugal, kini duduk di peringkat enam dunia.
Baca Juga
Advertisement
Timnas Portugal tercatat pernah menjuarai Piala Eropa pada tahun 2016 dan hampir tak pernah absen dari perhelatan tertinggi sepak bola, Piala Dunia. Negara seluas 92.152 kilometer persegi itu juga menjadi 'pabrik' sejumlah bintang sepak bola dunia, salah satunya adalah Cristiano Ronaldo.
Deretan kesuksesan tersebut tentu merupakan hasil dari tertatanya ekosistem kompetisi sepak bola yang ada. Tak hanya dari liga utamanya saja, melainkan juga dari kompetisi kelompok usia muda.
Bola.com menyaksikan bagaimana kompetisi grassroots di sana sangat hidup. Bahkan banyak nilai-nilai luhur yang mereka junjung dalam setiap pertandingan.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Menjunjung Tinggi Sportivitas
Para pemain di kompetisi usia muda Portugal telah diajarkan untuk memiliki sportivitas tinggi saat di lapangan. Hal tersebut terlihat dalam dua laga uji coba yang dilakukan oleh Korea-Korea Selecao.
Saat pertandingan dimulai, para pemain tuan rumah melakukan salaman dengan semua perangkat pertandingan, bahkan hingga pelatih dan pemain cadangan. Mereka juga memberikan tepuk tangan sebelum laga untuk menghormati tim tamu.
Hal lain yang baru diketahui adalah para pemain Portugal diajarkan untuk memberikan pertolongan saat lawan terjatuh. Mereka juga diwajibkan untuk mengirimkan perwakilan untuk menjenguk ketika lawan mendapatkan perawatan medis.
"Jadi kalau misalnya sampai ada yang terjatuh, atau jatuh karena dorongan dari pemain tim lawan. Biasanya di sini diajarkan untuk setia kawan. Mereka pemain lawan paling tidak bisa menarik untuk bangun atau melihat keadaan lawan baik atau tidak," ujar Mia Syamsu Gomes sebagai Sekretaris Duta Besar Indonesia untuk Lisbon.
Advertisement
Kesetaraan
Hal lain yang sangat menarik adanya keterlibatan wasit wanita. Mereka bahkan ditunjuk sebagai wasit utama untuk memimpin pertandingan di laga uji coba antara Korea-Korea Selecao melawan AD Pasteis de Bola.
Sekretaris Duta Besar Republik Indonesia untuk Lisbon, Mia Syamsu Gomes menjelaskan bahwa laki-laki dan perempuan memiliki kesempatan yang sama dalam hal pekerjaan. Wasit menjadi salah satunya.
"Semua kesempatan bekerja bisa untuk perempuan dan laki-laki. Terus untuk wasit tidak ada bedanya laki-laki atau perempuan," kata Mia.
Hal itu juga berlaku di kompetisi sepak bola perempuan. Wasit yang memimpin juga bisa dari laki-laki.
"Jadi kalau ada sepak bola wanita harus wasit wanita itu enggak. Mereka bisa menjadi wasit untuk di mana saja," tambah Mia.
Jaminan Keamanan
Setiap pertandingan uji coba Korea-Korea Selecao dihadiri sejumlah penonton. Jumlahnya memang tidak banyak dan didominasi oleh keluarga dari para pemain.
Meskipun begitu, mereka tak mengabaikan faktor keamanan begitu saja. Hal itu ditunjukkan dari beberapa polisi yang berjaga.
Sekretaris Duta Besar Republik Indonesia untuk Lisbon, Mia Syamsu Gomes menerangkan bahwa setiap pertandingan sepak bola, baik di tingkat usia muda selalu dijaga oleh Polisi. Itu adalah prosedur keamanan dan untuk mengantisipasi adanya keributan,"
"Kehadiran sejumlah polisi itu untuk keamanan. Meski hanya pertandingan anak-anak selalu ada polisi yang berjaga. Takutnya nanti ada keributan," ungkap Mia.
Â
Advertisement