Bola.com, Jakarta - Kemenpora dan PSSI punya pandangan berbeda terkait target Timnas Indonesia di Piala AFF 2024. Satu optimistis, yang satu lagi masih malu-malu kucing.
Dito Ariotedjo, Menpora, menegaskan, target Timnas Indonesia adalah juara. "Targetnya jelas juara. Masa tidak," kata pria berusia 34 tahun itu.
Baca Juga
Advertisement
Sementara, PSSI, terkesan kurang percaya diri jika Marselino Ferdinan dan kawan-kawan kali ini bisa menjadi yang terbaik di ajang turnamen paling bergengsi di kawasan Asia Tenggara.
Ketua Badan Tim Nasional (BTN) yang juga manajer tim nasional, Sumardji, mengulang kembali pernyataan Ketum PSSI Erick Thohir yang berharap Skuad Garuda bisa menembus final.
"Minimal kita bisa final," kata perwira menengah Polri berpangkat komisaris besar (Kombes) itu.
Sejak digulirkan pertama kali pada 1996, Indonesia sama sekali belum pernah memenangkan Piala AFF, dulu bernama Piala Tiger.
Enam kali melaju ke final Piala AFF, yakni pada 2000, 2002, 2004, 2010, 2016, dan 2020, Indonesia selalu kandas dan menjadi runner-up. Kutukan itu pulalah yang membuat Indonesia diledek sebagai spesialis runner-up.
Bagi Shin Tae-yong, ini merupakan Piala AFF ketiga sejak didapuk sebagai juru taktik pada Januari 2020. Pada tahun pertamanya, STY menambah panjang daftar pelatih yang gagal mempersembahkan gelar juara Piala AFF. Pada 2022, pencapaiannya justru melorot hanya menembus semifinal.
Kini, dengan materi pemain yang melimpah, termasuk sederet pemain Aboard, Shin Tae-yong wajib menyudahi penantian panjang tak pernah juara.
Berada di Grup B bersama Vietnam, Filipina, Myanmar, dan Laos, Piala AFF 2024 akan dimulai pada 8 Desember 2024 dan berakhir 5 Januari 2025. Saatnya juara, Indonesia!
Menoleh ke belakang, Timnas Indonesia punya banyak legenda di ajang Piala AFF. Nama mereka tak hanya beken di Indonesia, melainkan juga di seantero Asia Tenggara.
Berikut kisah mereka:
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Ilham Jaya Kesuma
Â
Tak terasa, Ilham Jaya Kesuma kini telah berusia 46 tahun. Pergerakannya pun tak lagi selincah dulu. Umur memang tak bisa berdusta.
Tapi, semua orang tak akan pernah melupakan kiprahnya di pentas sepak bola di Tanah Air, termasuk kala memperkuat Timnas Indonesia di Piala AFF 2004.
Ketika itu, IJK, demikian ia bisa dipanggil, tampil memesona sekaligus menggila. Mantan pemain yang sangat identik dengan Persita Tangerang tersebut tak hanya membawa Indonesia merangksek ke final tapi juga mengukuhkan dirinya sebagai top skorer dengan total tujuh gol.
Jika saja bisa mengalahkan Singapura di partai puncak, bisa dipastikan Ilham Jaya Kesuma menjadi orang yang paling berbahagia di kolong langit saat itu.
Advertisement
Bambang Pamungkas
Tiga kali ke final Piala AFF, tetapi nasib baik tak berpihak kepada Timnas Indonesia juga kepada maskot Persija Jakarta ini.
Tiga kesialan di partai puncak itu tersaji pada 2000, 2002, dan 2010. Namun, Bepe masih bisa berbangga karena namanya akan selalu dikenang sepanjang masa menyusul torehan emasnya pada Piala AFF 2002, di mana kala itu ia menjadi yang tersubur dengan delapan gol.
Boaz Solossa
Sepak bola Indonesia tak pernah lepas dari talenta-talenta tanah keramat Papua. Jauh sebelum Ricky Kambuaya dan si kembar Sayuri, Yance - Yakob, meledak dan menjadi idola, Boaz Solossa sudah lebih dulu merasakannya.
Pada eranya, semua lawan pasti berteriak: "Awas, Boaz datang!"
Boaz memang buas, tak terbendung dengan cara apa pun. Pada usianya yang masih 18 tahun, Boci, sapaan karibnya, sudah bikin sensasi di Piala AFF 2004.
Ia menyumbang satu gol dalam kemenangan fantastis 4-0 atas Malaysia di semifinal yang mentas di Stadion Nasional Bukit Jalil, Kuala Lumpur.
Pada edisi ini, sayang, Boaz cs. harus puas sebagai runner-up usai ditaklukkan Singapura di final.
Kegagalan juga menerpa Boaz Solossa, tatkala ia dipercaya jadi kapten Timnas Indonesia di Piala AFF 2016. Dengan tuaian trigol, Boaz and kolega harus kembali menenggak pil pahit usai kalah dari musuh bebuyutan, Thailand.
Toh begitu, nama Boaz Solossa tetap meroket dan jadi legenda lintas generasi bagi penikmat Piala AFF.
Advertisement
Fachruddin Aryanto
Untuk yang satu ini benar-benar layak jadi panutan. Bagaimana tidak, pada usianya yang sudah tembus 35 tahun, Fachruddin Aryanto masih eksis di BRI Liga 1 2024/2025 bersama PSS Sleman.
Di klub yang telah membesarkan namanya itu, Fachruddin Aryanto masih langganan starter di lini belakang. Luar biasa!
Kemudian di Piala AFF, bisa dibilang, tak ada yang seperti Fachruddin Aryanto. Eks tukang jagal Madura United yang sempat dipinjamkan ke Persija Jakarta tersebut sudah hadir dalam enam Piala AFF yakni 2012, 2014, 2016, 2018, 2020, serta 2022.
Seandainya Shin Tae-yong masih memberinya kesempatan untuk mengisi posisi bek di edisi Piala AFF 2024, dipastikan Fachruddin Aryanto siap merapat.
Kurniawan Dwi Yulianto
Satu nama lagi yang layak disebut setiap kali Piala AFF menyapa, siapa lagi kalu bukan Kurniawan Dwi Yulianto.
Meski tak pernah membawa Timnas Indonesia menjadi yang terkuat di ajang ini, namun Kurniawan Dwi Yulianto akan selalu dikenang karena permainannya yang begitu mengagumkan.
Kurus, panggilan akrabnya, merupakan eksponen pertama Piala AFF. Legenda yang kini berusia 48 tahun itu sudah hadir tatkala Piala AFF pertama kali digelar pada 1996, dulu bernama Piala Tiger.
Masih terbilang muda, 20 tahun, Kurus, yang tadinya sempat dipandang sebelah mata oleh lawan, menjelma menjadi monster yang mengerikan.
Berstatus rising star, dihimpit nama beken seniornya seperti Peri Sandria dan Widodo Cahyono Putro, Kurus sukses mendulang empat gol yang membuat namanya melambung ke langit ke tujuh.
Ia juga hadir di Piala AFF 1998, dan terakhir 2004. Total, ia mengemas 13 gol. Namanya harum, tak terlupakan, dan akan selalu dikenang.
Advertisement