Bola.com, Jakarta - Banyak hikmah yang bisa diambil dari cara Shin Tae-yong mempersiapkan skuad muda Timnas Indonesia yang berkiprah di Piala AFF 2024. Kebijakan penting dari pelatih asal Korea Selatan itu adalah mencoba tradisi baru persiapan tim tanpa pemusatan latihan khusus.
Shin Tae-yong telah menyeleksi dan menempa sekitar 33 pemain yang terjaring dalam daftar pilihannya dalam persiapan di Bali, 28 November-5 Desember lalu. Namun dalam rentang waktu efektif hanya delapan hari, akhirnya Shin Tae-yong memilih 26 penggawa yang dinilai sangat mumpuni masuk Timnas Indonesia.
Baca Juga
Advertisement
Dengan kesibukan dan fokus jadwal Timnas Indonesia di putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026, tentu saja Shin Tae-yong tak memiliki waktu khusus untuk memantau calon pemain pilihannya untuk diterjunkan di Piala AFF 2024.
Nah, disini lah peran penting Shin Tae-yong memberi mandat kepada para asisten dan tim analis untuk pemantauan performa pemain muda yang tersebar di beberapa klub Liga 2 dan Liga 1.
"Saya kira Shin Tae-yong tak memahami secara detail kualitas calon pemain Timnas Indonesia di Piala AFF 2024 ini. Tapi dia sangat percaya dengan stafnya untuk menyiapkan pemain terbaik yang akan dipilihnya tampil di ajang ini. Tentu saja dengan kriteria terperinci. Tugas seorang pelatih kepala memang harus seperti itu," kata Gusnul Yakin.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Bukan Hal Baru
Pengamat sepakbola senior asal Malang itu menilai cara Shin Tae-yong ini biasa dilakukan di negara-negara lain. Tapi tradisi ini harus mulai diterapkan untuk Timnas Indonesia.
"Sebenarnya cara Shin Tae-yong itu bukan hal baru. Tapi ini sangat penting bagi pemain Indonesia. Agenda di Bali kemarin, saya anggap bukan pemusatan latihan. Dengan mengumpulkan pemain dalam waktu singkat, maka tiap pemain harus menjaga kualitas masing-masing agar siap tiap saat bila Timnas Indonesia membutuhkan mereka," jelasnya.
Shin Tae-yong yang pernah memimpin Timnas Korsel di Piala Dunia 2018 ini hanya sedikit memoles fisik Muhammad Ferarri dkk. Kebugaran mereka telah terjaga di kompetisi yang sedang berjalan.
"Sekarang PSSI mulai menuai hasil dari kebijakan mewajibkan tiap klub di kompetisi domestik menurunkan pemain muda. Fisik pemain susah sangat siap. Berikutnya Shin Tae-yong tinggal mematangkan taktik permainan yang harus dijalankan para pemain di lapangan," ucap Gusnul Yakin.
Advertisement
Harus Didukung Asisten dan Tim Analis Mumpuni
Cara ini seperti pemanggilan pemain Timnas Indonesia yang berlaga di putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026. Mereka hanya bisa berkumpul dalam waktu pendek selama FIFA Matchday.
"Saat agenda pertandingan FIFA tiap tim atau negara hanya punya waktu empat hari untuk persiapan dua laga. Durasi ini jelas tak cukup untuk menggelar TC. Makanya hanya pelatih kaliber internasional yang sudah biasa menghadapi situasi seperti ini. Juga harus didukung asisten dan tim analis yang mumpuni," tutur mantan pelatih Arema era 1990-an ini.