Bola.com, Balikpapan - Borneo FC dan Madura United sama-sama mematok tiga angka saat keduanya bentrok pada laga pekan ke-15 BRI Liga 1 2024/2025 di Stadion Batakan, Balikpapan, Kalimantan Timur, Sabtu (14/12/2024).
Pada partai terakhir, kedua tim kurang beruntung. Berneo nyaris kalah saat bertandingan melawan Persija di Stadion Pakansari, Cibinong, Jawa Barat.
Baca Juga
Advertisement
Sempat tertinggal pada menit ke-86, Borneo FC akhirnya mampu menyamakan skor menjadi 1-1 lewat gol injury time Habibi Jusuf pada menit ke-90+9.
Sementara itu, Madura United menelan kekalahan 0-1 dari Semen Padang. Kekalahan yang sangat menyakitkan, mengingat mereka kalah di kandang sendiri, Stadion Gelora Bangkalan, dan gol tamu tercipta hanya beberapa saat sebelum laga usai.
Memasuki pekan ke-15, Borneo FC masih tercecer di posisi keenam klasemen sementara BRI dengan tabungan 23 poin. Adapun Madura United terkapar di dasar klasemen dengan hanya bermodalkan enam poin.
Â
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Santapan Empuk
Berat rasanya bagi Madura United untuk bisa mengalahkan Borneo, atau paling tidak memaksa Tim Pesut Etam bermain imbang. Bukan tak mungkin, Laskar Sape Kerrab menjadi santapan empuk anak-anak Borneo.
Meski lebih dijagokan, Borneo FC bisa saja tergelincir. Artinya, jika tak hati-hati dan terlalu anggap remeh, Stefano Lilipaly dan kawan-kawan malah berbalik menjadi pesakitan.
Duel nanti sekaligus menjadi ajang pembuktian bagi kedua pelatih untuk unjuk strategi. Seperti apa kiprah keduanya, berikut kisahnya:
Â
Advertisement
Pieter Huistra
Sukses bermain imbang dengan Persija membuat Pieter Huistra merasa optimistis bisa mengalahkan Madura United. Jika tim sekuat Persija saja nyaris dikalahkan, apalagi Madura United, tim penunggu dasar klasemen BRI Liga 1 2024/2025.
Laga melawan Madura United membuka jalan bagi Borneo FC untuk meraup tiga angka, meski untuk bisa mengalahkan Laskar Sape Kerrab tak semudah membalikkan tangan.
Walau menghadapi tim yang jauh berada di bawah, Pieter Huistra tentunya tak lantas berpangku tangan. Juru taktik berpaspor Belanda berusia 57 tahun tersebut bakal putar otak, guna mengantipasi kejutan yang akan dilakukan tim tamu.
Pieter Huistra tipe pelatih yang tak tabu mengganti formasi dalam satu pertandingan, bergantung dari kondisi timnya apakah unggul lebih dulu, tertinggal, atau mengalami kebuntuan menciptakan gol.
Lazimnya, Pieter Huistra menerapkan formasi 4-2-3-1 dengan mengandalkan kecepatan Loo Gaucho sebagai tukang gedor utama. Terkadang, ia juga mengubahnya menjadi 4-3-3 atau 3-5-2.
Â
Paulo Meneses
Bayangkan, dari 14 laga, Madura United baru mengemas sebiji kemenangan. Fakta horor tersebut membuat Paulo Meneses menjadi sosok yang paling disorot.
Paulo Meneses memang baru menjabat sejak Oktober lalu, menggantikan posisi yang ditinggalkan Widodo C. Putro. Namun, Meneses juga belum memberikan secercah harapan.
Pada saat bertanding melawan Semen Padang misalnya, Lulinha cs. kalah 0-1. Gol yang tercipta pada menit-menit akhir itu sebenarnya tak perlu terjadi kalau saja anak-anak Madura tetap fokus dan konsentrasi.
Dalam laga nanti melawan Borneo, Paulo Meneses harus bisa meyakinkan anak-anak asuhnya tak ada yang tak mungkin di atas rumput tetangga.
Soal pengalaman, juru taktik asal Portugal berusia 46 tahun cukup berpengalaman. Sebelum menerima pinangan Madura United, ia menukangi tim Libanon, Nejmeh, dan Aizawl, India.
Advertisement