Bola.com, Yogyakarta - PSIM Yogyakarta menutup pertandingan tahun ini dengan hasil mengecewakan. Tim berjulukan Laskar Mataram itu keok dari tamunya Bhayangkara FC pada lanjutan Pegadaian Liga 2 2024/2025.
Dalam duel yang berlangsung di Stadion Mandala Krida, Yogyakarta, Kamis (19/12/2024) sore WIB, PSIM menyerah dengan skor tipis 1-2. Pertemuan dua tim papan atas ini berjalan seru sejak peluit babak pertama dibunyikan.
Baca Juga
Advertisement
Gol tunggal PSIM dicetak Rafinha lewat titik putih pada menit ke-44. Dua gol Bhayangkara FC diborong oleh Frengky Missa di menit ke-19 dan (50').
Hasil minor ini membuat Laskar Mataram harus rela turun ke peringkat ketiga klasemen sementara dengan koleksi 25 poin. Bagi Bhayangkara FC tambahan tiga angka membikin mereka naik ke posisi teratas dengan nilai 27.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Faktor Kebugaran
Pelatih PSIM Yogyakarta, Seto Nurdiyantoro memberikan komentarnya pasca kekalahan kandang perdana musim ini. Arsitek asal Kalasan, Sleman itu menyebut kebugaran jadi satu di antara faktor kegagalan timnya memetik poin penuh.
"Laga seru dan asik tapi kami banyak evaluasi dari sisi kebugaran. Kalau orang bilang jadi alasan tapi kebugaran pemain terkuras di laga sebelumnya. Kami coba memperbaiki tapi kenyataannya tidak bisa maksimal," ujarnya seusai laga.
"Dari menit awal itu jadi pembelajaran kami mengelola emosi dan main konsisten. Dua gol terlalu cepat dan berawal dari kesalahan kami. Saya apresiasi pemain yang sudah berusaha maksimal," sambung Seto Nurdiyantoro.
Advertisement
Terlalu Terburu-buru
Seto Nurdiyantoro juga menyayangkan para pemain yang terlalu buru-buru dalam penyelesaian akhir. Dalam situasi tertinggal Rendra Teddy dkk. semestinya bisa bermain lebih tenang untuk mengejar ketertinggalan.
"Di babak kedua kami lebih menekan untuk menyamakan kedudukan tapi terlalu nafsu mencetak gol. Kreativitas pemain, dari awal emosi muncul akhirnya kami yang tidak bisa maksimal. Ada tekanan dari Bhayangkara. Kreativitas kurang muncul karena emosional dan buru-buru," kata Seto.
"Dari psikis pemain ingin cepat membalas. Itu salah satunya dan kami coba merubah formasi dengan memasukkan dua striker ternyata belum maksimal. Di babak kedua ingin kami perbaiki karena kemasukan lagi akhirnya buyar," lanjutnya.
Tidak Maksimal
Bek PSIM, Sunni Hizbullah, mengakui permainan timnya kurang maksimal. Pemain berusia 30 tahun itu pun meminta maaf kepada pelatih dan suporter karena belum bisa mempersembahkan hasil maksimal di kandang.
"Kami pemain mohon maaf kepada pelatih suporter. Permainan sore ini kami tidak maksimal dan brlum bisa memenangkan pertandingan. Keberuntungan belum berpihak kepada kami," ucap Sunni Hizbullah.
Advertisement