Bola.com, Jakarta Kegagalan Timnas Indonesia di Piala AFF 2024 menambah rekor buruk Shin Tae-yong pada pentas level Asia Tenggara. Dari tiga kali menukangi Timnas Garuda, grafik prestasi pribadi dan Timnas Indonesia terus menurun.
Jika kita membuka data lalu, rencana PSSI mendatangkan Shin Tae-yong untuk menyiapkan Timnas Indonesia U-20 yang akan tampil dan sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20.
Baca Juga
Advertisement
Namun hajatan ini batal, karena adanya penolakan terhadap Timnas Israel yang lolos dan jadi peserta Piala Dunia U-20. Alasannya politis karena Indonesia tak menjalin hubungan diplomatik dengan Israel.
Sembari menanti dan menyiapkan Timnas Indonesia di Piala Dunia U-20, Shin Tae-yong diberi tugas tampil di Piala AFF 2020. Pada debutnya, Shin Tae-yong membawa Timnas Indonesia hingga final.
Namun dua tahun berselang, Shin Tae-yong hanya mampu melangkah di babak semifinal. Terakhir, Muhammad Ferarri dkk. terjungkal di fase penyisihan Grup B alias gagal ke fase semifinal.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Materi Pemain
Hasil jeblok di turnamen terakhir itulah yang memantik reaksi publik berupa tuntutan agar PSSI menghentikan kerjasama dengan pelatih asal Korsel tersebut. Pencapaian minor itu pun seakan menghapus deretan prestasi cemerlang yang telah diukir Shin Tae-yong melambungkan Timnas Indonesia hingga menembus semua level Asia.
"Setelah kegagalan di Piala AFF lalu, selanjutnya tergantung PSSI dan Shin Tae-yong. Apakah Ketum Erick Thohir terpengaruh dengan tuntutan itu dan memilih mempertahankan Shin Tae-yong dengan peringatan lebih keras," kata Gusnul Yakin.
Namun pelatih senior asal Malang itu mengajak publik membuka data untuk membandingkan persiapan, materi pemain, dan target Timnas Indonesia di Piala AFF 2020 dan 2022 dengan skuad Piala AFF 2024.
"Materi Piala AFF 2020 dan 2022 mayoritas pemain senior dari Liga 1 yang rata-rata sudah punya caps di Timnas Indonesia. Tim 2020 juga melakukan latihan dan ujicoba di Turki. Jadi wajar bila Shin Tae-yong bisa melangkah sampai final," ujarnya.
Advertisement
Faktor Prioritas
Berikutnya, lanjut Gusnul Yakin, pada Piala AFF 2022, Shin Tae-yong tetap bisa memanggil pemain senior yang dilepas klub-klub Liga 1. Marc Klok dkk. menjalani pemusatan latihan selama tiga minggu di Bali United Training Center.
"Namun pemain terbaik yang gagal di Piala AFF 2020 dan 2022 ditambah beberapa sosok naturalisasi itu selanjutnya jadi kekuatan solid di Kualifikasi dan Piala Asia Qatar 2023. Timnas Indonesia sampai ke babak 16 besar dan berhak tampil di Piala Asia Senior 2027 nanti," ucapnya.
Setelah melalui proses seleksi cermat ternyata jumlah pemain menyusut. Tapi PSSI menutupnya dengan banyak menaturalisasi pemain diaspora. Akhirnya mereka menjadi skuat terbaik tampil dan berhasil lolos dari putaran kedua Kualifikasi Piala Dunia 2026.
"Di Timnas Indonesia juga berlaku seleksi alam. Sebagai pelatih, Shin Tae-yong tentu ingin punya skuad bagus sesuai bobot turnamen yang diikuti Timnas Indonesia. Jadi jangan heran, jika nama seperti Marc Klok, Victor Igbonefo dan Ezra Walian bisa hilang dari Timnas Indonesia pada putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 ini," tuturnya.
Coba Dibandingkan
Lalu Gusnul Yakin meminta publik membandingkan materi pemain muda di bawah U-22 yang gagal total di Piala AFF 2024.
"Dari 26 pemain muda itu, hanya Asnawi Mangkualam, Arhan Pratama, Marcelino Ferdinan, Rafael Struick, Arkhan Fikri, dan Hokky Caraka yang punya caps di Timnas Indonesia Senior. Mereka juga hanya persiapan 10 hari di Bali dan sekali ujicoba melawan Bali United. Tapi tujuan utama PSSI dan Shin Tae-yong tim muda ini berprestasi di SEAG Thailand dan Piala Asia U-23 mendatang. Nah, jika Shin Tae-yong gagal meloloskan Timnas Indonesia ke Piala Dunia ditambah SEAG dan Piala Asia U-23, maka pantas jika dia harus pulang ke Korsel," jelas Gusnul Yakin.Â
Advertisement