Bola.com, Jakarta - Pengamat sepak bola nasional Binder Sing kembali menegaskan bahwa Timnas Indonesia yang diterjunkan ke Piala AFF 2024 ditargetkan bukan untuk juara. Meski mengaku kecewa, tapi proses regenerasi di timnas setidaknya membuahkan hasil.
"Upaya dari regenerasi ini kelihatan juga ada beberapa pemain yang masuk. Victhor Dethan, Acmad Maulana Syarif, Dony Tri Pamungkas layaklah. Dia kan sebelumnya kapten Timnas Indonesia U-20," kata Binder Sing via kanal YouTube Liputan6 Sport.
Baca Juga
Advertisement
Menurut Binder Sing, pemain-pemain muda sudah berupaya sebaik mungkin dan kini serangan malah ditujukan kepada pelatih Shin Tae-yong dan Ketua Umum PSSI Erick Thohir.
"Cuma saya kan yang menyuarakan, wah jangan serang para pemain. Ini kan mereka baru pada berupaya bermain sebaik mungkin. Tapi setelah saya berkata seperti itu, sekarang diserang pelatih ya dan juga Ketua Umum PSSI".
"Jadi saya sebenarnya jujur nih, saya sebenarnya nggak mau ke sini. Bahkan jika Anda perhatikan, saya sudah mengurangi konten tentang Timnas Indonesia. Karena saya sebagai penggemar dan pengamat saya gagal. Gagal untuk memberikan edukasi. Walaupun saya terus mencoba. Tapi saya akui, saya gagal. Karena edukasi yang saya berikan nggak sampai ke sebagian besar atau mayoritas suporter kita."
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Target Bukan Juara
Binder Singh menegaskan bahwa skuad AFF yang dibawa bukan dimaksudkan untuk menjadi juara. Meski begitu, ia tak bisa menutupi rasa kecewanya karena Timnas Indonesia gagal ke semifinal.
"Ya, dari Piala AFF 2024 ini kan dari awal sudah kita ikutin beritanya kan untuk regenerasi. Saya sampai hari ini tidak ada membaca berita resmi bahwa ada target kita harus juara," jawab Binder Sing.
"Anda ada baca nggak berita resmi kita untuk juara? Jadi kenapa dipermasalahkan nggak bisa menjadi juara? Yang dipermasalahkan itu. Baru kemudian muncul nggak bisa lolos ke semifinal. Saya juga kecewa kenapa sih nggak bisa lolos ke semifinal. Kan kita punya dua home match tuh (lawan Laos dan Filipina)," Binder Sing menambahkan.
Advertisement
Ada Saatnya Kritis
Dalam dua laga home yang berakhir imbang 3-3 melawan Laos dan kalah 0-1 dari Filipina seharusnya bisa dimaksimalkan dengan baik. Padahal dua laga ini merupakan momen emas bagi Skuad Garuda untuk mengamankan satu tempat di semifinal.
"Iya betul, tapi kan ada faktor juga kesulitan para pemain untuk bermain dengan beban harus menang. Ini kan pemain-pemain muda. Jadi mental juga ada pengaruhanya kepada permainan mereka karena kelihatan dalam decision making. Jadi pada saat mau memberikan passing itu antara terlalu cepat atau juga kelamaan menguasai bola. Itu yang membuat mereka sulit untuk mengalirkan bola secara akurat ke depan. Karena kan yang perlu progresif passing kan dan juga pada saat memang mereka perlu transisi negatif", kata Binder Sing.
"Artinya memang konsep permainan atau strategi dari Shin Tae-yong berjalan dengan baik. Ini perlu kita akui memang ada kesulitan bagi Shin Tae-yong untuk meracik taktik," jelasnya.
Bagi Binder Sing, ada saatnya untuk memuji dan ada saatnya pula untuk melayangkan kritik kepada Shin Tae-yong.
"Bukan saya berarti mengatakan Shin Tae-yong benar. Saya salah satu yang mengkritik Shin Tae-yong dari awal dari saat timnas kita dibantai Irak. Ada masih jejak digitalnya. Memang saya diserang bertubi-tubi. Tapi saya nggak stop. Pada saat memang perlu saya kritik, saya akan kritik. Pada saat saya perlu memuji dan mengapresiasi, ya pasti dong. Kita perlu mengakui juga kalau memang dia bisa memberikan kontribusi untuk perkembangan timnas kita," pungkasnya.