Bola.com, Jakarta - Ketua PSSI, Erick Thohir, membahas tentang transformasi sepak bola Indonesia dalam dua tahun terakhir kepada media Korea Selatan, Best Eleven, pada beberapa waktu lalu.
Sejak terpilih sebagai pemimpin PSSI pada Februari 2023, Erick Thohir selalu menggaungkan transformasi sepak bola Indonesia buntut tragedi Kanjuruhan pada Oktober 2022.
Baca Juga
Hasil Lengkap dan Klasemen Liga Inggris Malam Ini: Chelsea Dipecundangi Fulham, Man City Bermain Remis pada Boxing Day
Hasil Leg 1 Semifinal Piala AFF 2024: Vietnam Ngamuk di Singapura, Drama Gol Injury Time Menang Telak
BRI Liga 1: Ong Kim Swee Ungkap Posisi Krusial di Persis Solo yang Perlu Tambahan Pemain Baru di Bursa Transfer
Advertisement
"Di-interview Best Eleven, satu di antara majalah bulanan tertua di Korea Selatan," ujar Erick Thohir dalam akun Instagramnya, @erickthohir.
"Saya berbagi tentang transformasi sepak bola yang sudah dilakukan PSSI hampir dua tahun terakhir," kata pria yang juga menjadi Menteri BUMN RI itu.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Ungkapan Erick Thohir
Namun, terkait transformasi sepak bola Indonesia sejak 2023, Erick Thohir tidak menjelaskan perkembangannya secara detail. Dia hanya mengatakan mendapatkan dukungan dari pemerintah dan FIFA.
"Di PSSI, kami bertekad untuk membangun sepak bola Indonesia yang transparan, dan profesional. Atas dukungan dan kepercayaan FIFA dan pemerintah, Kami di PSSI mulai bertransformasi untuk menciptakan sepak bola yang bersih dan berprestasi," jelas Erick Thohir.
"Untuk mencapai semua itu dibutuhkan kerja keras tim, bekerja dengan hati dan percaya dengan mimpi yang dibangun bersama-sama," ungkap Erick Thohir.
Advertisement
Isi Video Wawancara
Dalam video wawancara di Instagramnya itu, Erick Thohir juga menyinggung tentang manajemen kepemimpinan. Mantan bos Inter Milan ini mengungkapkan selalu bekerja dengan target.
"Satu di antara kelemahan adalah manajemen. Terkadang manajemen itu tidak terbuka, korupsi, tidak transparan, tidak profesional. Jadi ini sesuatu yang ingin kami ubah," ucap Erick Thohir.
"Dalam manajemen kamu butuh dua hal, yang pertama kepemimpinan. Sebagai pemimpin, saya cinta dengan apa yang saya lakukan. Itu sangat penting. Kamu tidak akan sukses jika tidak bekerja dengan hati. Saya selalu berambisi dengan target."
"Dua hal ini tidak akan terjadi jika tidak ada tim yang membantu kamu. Untuk membangun tim yang mau bekerja keras untuk melakukan proyek dan bekerja sama adalah hal yang paling penting," terang Erick Thohir.