Bola.com, Jakarta - Harry Souttar harus absen hingga setahun akibat cedera tendon Achilles, yang memaksanya melewatkan sisa laga kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia bersama Timnas Australia.
Cedera ini tidak hanya menjadi pukulan berat bagi pemain itu sendiri, tetapi juga bagi Timnas Australia secara keseluruhan.
Baca Juga
Oxford United Mulai Jauhi Degradasi Championship, Marselino Ferdinan Belum Masuk Skuad Lagi sejak Kembali dari Timnas Indonesia di Piala AFF
Venezia Menjamu Empoli Akhir Pekan Ini di Liga Italia: Saatnya Jay Idzes dkk Amankan 3 Poin?
Melihat Statistik Pemain Timnas Indonesia, Pratama Arhan di Level Klub: Minim Kesempatan Bertanding
Advertisement
Souttar sebelumnya pernah mengalami cedera ACL tiga tahun lalu, yang juga membuatnya absen selama 12 bulan. Namun, bek tengah ini berhasil pulih tepat waktu untuk tampil di Piala Dunia 2022, di mana ia tampil sebagai satu di antara pemain terbaik Socceroos.
Kemampuannya yang mengesankan, baik dalam penguasaan bola maupun mempertahankan area pertahanan, menjadikannya pemain vital bagi Socceroos.
Penampilan gemilangnya di Piala Dunia 2022 membawanya ke Leicester City dengan nilai transfer tertinggi dalam sejarah pemain Australia. Namun, ia lalu dipinjamkan Leicester ke klub Championship, Sheffield United.
Namun, cedera terbarunya, yang dialami dalam kekalahan 0-2 Sheffiled United dari Burnley, datang di saat yang sangat tidak tepat.
Cedera Souttar tak hanya menjadi ujian bagi sang pemain, tetapi juga bagi Timnas Australia yang masih harus berjuang lebih keras demi mengamankan tiket ke Piala Dunia 2026.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Dampak Besar bagi Timnas Australia
Bagi Timnas Australia, absennya Souttar menjadi tantangan besar. Pelatih Socceroos, Tony Popovic, harus menghadapi situasi sulit dengan kehilangan dua bek tengah andalannya, termasuk Alessandro Circati yang masih menjalani pemulihan dari cedera ACL.
Absennya dua pemain inti ini datang di saat Australia harus meraih kemenangan pada laga-laga penting melawan Timnas Indonesia (20 Maret) dan China (25 Maret) untuk tetap kompetitif di Grup C putaran ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.
Souttar telah menjadi andalan dalam sistem tiga bek baru yang diusung Popovic, berperan di antara Jason Geria dari Melbourne Victory dan Cameron Burgess dari Ipswich Town.
Kepemimpinannya, kemampuan mengorganisasi permainan, dan ancaman gol dari situasi bola mati sulit digantikan.
Advertisement
Kekurangan Pilihan Pemain di Posisi Kunci
Timnas Australia memang memiliki kedalaman skuad di posisi bek tengah, tetapi tidak ada kandidat yang jelas untuk menggantikan peran spesifik Souttar.
Kye Rowles dari Heart of Midlothian adalah bek tengah yang andal, tetapi tidak memiliki kemampuan menyeluruh seperti Souttar.
Hayden Matthews, bek muda berusia 20 tahun, masih minim pengalaman dan bermain untuk Sydney FC, yang memiliki satu di antara catatan pertahanan terburuk di A-League musim ini.
Sementara itu, pemain lain seperti Gianni Stensness, Milos Degenek, dan Thomas Deng juga menghadapi berbagai kendala, dari cedera hingga situasi kontrak yang tidak menentu.
Waktu Terbatas
Para kandidat pengganti Souttar memiliki waktu tiga bulan untuk membangun performa yang meyakinkan di level klub demi menarik perhatian Popovic.
Namun, dengan ketatnya persaingan di Grup C, tidak ada ruang untuk kesalahan.
Popovic harus membuat keputusan yang tepat untuk menjaga harapan Australia tetap hidup di jalur kualifikasi.
Sumber: The Sydney Morning Herald
Advertisement