Bola.com, Jakarta Piala AFF 2024 di pengujung duel. Timnas Vietnam dan Timnas Thailand bersua di final yang berlangsung dua leg, Kamis (2/1/2025) dan Minggu (5/1/2025).
Bagi Vietnam, jika bisa mengalahkan Thailand, maka ini merupakan gelar juara ketiga mereka setelah Piala AFF 2008 dan 2018.
Baca Juga
Mengenang 3 Pemain Muda yang Tampil pada Final Piala AFF dan Menjadi Bintang di Panggung Internasional
Nasib Evan Dimas dan Sisa Generasi Emas Timnas Indonesia U-19 2013: Pamor Meredup karena Seleksi Alam dan Cepat Puas
Prediksi Thailand Vs Vietnam di Final Piala AFF 2024: Ancaman Mengerikan Nguyen Xuan Son
Advertisement
Sebaliknya, jika Thailand kembali tampil sebagai jawara maka mereka menjadi yang terkuat di ajang turnamen terakbar di Asia Tenggara mengikuti pencapaian sebelumnya pada Piala AFF 1996, 2000, 2002, 2014, 2016, 2020, dan 2022.
Piala AFF, dulu bernama Piala Tiger, pertama kali digulirkan pada 1996. Meski tak masuk kalender FIFA, ajang ini kadung menjadi barometer sepak bola di kawasan Asean atau Association of Southeast Asian Nations.
Oleh karena itulah, tatkala Timnas Indonesia tersungkur di fase Grup B Piala AFF 2024 tak sedikit rakyat Indonesia yang gusar dan marah.
Keputusan PSSI yang menerjunkan pemain-pemain muda yang rata-rata berusia 20,9 tahun dan minim pengalaman di level senior membuat tim asuhan Shin Tae-yong sempoyongan.
Sepanjang keikutsertannya, Indonesia sama sekali belum pernah merasakan manisnya gelar juara. Skuad Garuda bahkan dijuluki speasialis runner-up buntut dari enam kali gagal di partai puncak edisi 2000, 2002, 2004, 2010, 2016, serta 2020.
Di posisi teratas masih Thailand dengan tujuh gelar, disusul kemudian Timnas Singapura dengan koleksi empat gelar (1998, 2004, 2007, 2012), Vietnam dua gelar, serta terakhir Timnas Malaysia dengan sebiji trofi (2010).
Sembari menanti siapa tersakti di edisi kali ini, berikut Best Starting XI para legenda yang pernah beraksi di partai pemungkas Piala AFF:
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Kiper: Hendro Kartiko (Indonesia)
Banyak alasan kenapa menjadikan Hendro Kartiko sebagai kiper utama di bawah mistar Best Starting XI Legenda Piala AFF.
Salah satu penjaga gawang terbaik Indonesia di masanya itu setidaknya sudah hadir dalam lima Piala AFF yakni 1998, 2000, 2002, 2004, dan 2007.
Aksinya yang luar biasa sukses menerbangkan Indonesia ke final edisi 2000, 2002, dan 2004. Sayang, dalam tiga final beruntun tersebut Hendro Kartiko dkk. ditaklukkan Thailand serta Singapura dua kali.
Advertisement
Belakang
Bek: Bejo Sugiantoro (Indonesia) - Nazri bin Nasir (Singapura) - Asraruddin Putra Omar (Malaysia) - Theerathon Bunmathan (Thailand).
Bejo Sugiantoro tampil dalam tiga Piala AFF 1998, 2000 (final), dan 2002 (final). Nazri bin Nasir merupakan pahlawan yang membawa Singapura menggondol Piala AFF 1998.
Sedangkan Asraruddin Putra Omar tampil trengginan di kiri pertahanan yang mengantarkan Malaysia menjadi yang terkuat di edisi 2010.
Sementara, Theerathon Bunmathan, sosok krusial di balik kedigdayaan Thailand kala meraih gelar jawara Piala AFF 2016, 2020, dan 2022.
Â
Tengah
Tengah: Mahyadi Panggabean (Indonesia) - Firman Utina (Indonesia) - Do Hung Dung (Vietnam) - Chukiat Noosarung (Thailand)
Baik Mahyadi Panggabean dan Firman Utina, duo legenda Skuad Garuda yang sudah ambil bagian di final Piala AFF 2004 yang sayangnya kalah dari Singapura. Performa keduanya merupakan 'mesin diesel' ketangguhan tim asuhan Peter White kala itu.
Sensasi Do Hung Dung menorehkan sejarah tersendiri bagi sang pemain, juga Timnas Vietnam. Ia termasuk protagonis di balik keperkasaan Vietnam meraih gelar jawara Piala AFF 2018 serta runner-up empat tahun berselang.
Nama terakhir, Chukiat Noosarung merupakan salah satu legenda terbaik Thailand sepanjang masa. Pria yang kini berusia 53 tahun ikut mempersembahkan gelar juara Piala AFF 1996 bagi Tim Gajah Perang.
Advertisement
Depan
Depan: Bambang Pamungkas (Indonesia) - Teerasil Dangda (Thailand) - Boaz Solossa (Indonesia)
Di hajatan Piala AFF, nama ketiganya sangatlah harum. Bepe, panggilan akrab Bambang Pamungkas, mesin gol andalan Timnas Indonesia di beberapa edisi Piala AFF, termasuk empat final yakni 2000, 2002, 2004, dan 2010.
Di edisi 2002, eks tombak Persija Jakarta itu menjadi yang tersubur dengan torehan delapan gol. Ia juga masuk daftar top skor sepanjang sejarah Piala AFF dengan koleksi 12 gol.
Siapa yang tak kenal Teerasil Dangda, termasuk bagi fans Timnas Indonesia. Keganasannya di lini depan membuat Teerasil Dangda memuncaki daftar top skor sepanjang sejarah Piala AFF dengan 20 gol.
Boaz Solossa memang tak sebuas Bepe, apalagi Teerasil Dangda. Tapi aksinya dalam dua final Piala AFF, 2004 dan 2016 sukses mencuri perhatian.
Di edisi pertamanya, Boci yang ketika itu masih berusia berusia 18 tahun, menjelma menjadi wonderkid dengan empat gol yang sekaligus mengantarkan Indonesia ke partai puncak.
Kemudian, di edisi keduanya di ajang yang sama, pelatih Alfred Riedl mendapuknya sebagai kapten dan kembali memimpin Skuad Garuda ke final dan lagi-lagi kalah dari musuh bebuyutan Thailand.