Bola.com, Jakarta - Pelatih berdarah Malaysia-Indonesia, Raja Isa, ikut mengomentari isu pemecatan Shin Tae-yong dari jabatan pelatih Timnas Indonesia. Ia merasa kalau hal ini harus bisa diantisipasi dengan baik oleh pemangku kebijakan sepak bola Indonesia.
Isu pemecatan Shin Tae-yong tiba-tiba ramai Exco PSSI, Khairul Anwar, mengunggah posting-an penuh tanda tanya, seakan memberikan kode bahwa arsitek asal Korea Selatan itu akan segera lengser.
Baca Juga
Selain Patrick Kluivert, 4 Pelatih Asal Belanda Ini Punya CV Lebih Kinclong untuk Latih Timnas Indonesia
Beto Goncalves Sayangkan Pemecatan Shin Tae-yong: Padahal Timnas Indonesia Sangat Maju
3 Pemain Timnas Indonesia yang Posisinya Terancam setelah Shin Tae-yong Didepak: Harus Tingkatkan Kemampuan!
Advertisement
'Orang-orang PSSI' seperti Arya Sinulingga hingga Sumardji, hingga berita ini turun, belum memberikan respons mengenai kabar simpang siur ini. Padahal, rumor pemecatan STY sudah muncul sejak akhir 2024.
Tuttosport misalnya, membuat ulasan bahwa Timnas Indonesia selayaknya dilatih oleh pelatih dari Eropa. Media Italia itu mengklaim kalau Shin Tae-yong hanya cukup menjangkau aspek fisik dan stamina saja, sementara mengenai taktik belum pada level yang pantas.
Nah, Bola.com mencoba berdialog dengan Raja Isa, ahli taktik dari Malaysia mengenai karaktertistik apa saja yang harus dipunyai pelatih Timnas Indonesia.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Level Harus Lebih Tinggi dari Shin Tae-yong
Sama seperti ulasan Tuttosport, Raja Isa juga menegaskan bahwa siapapun calon pengganti Shin Tae-yong haruslah memiliki level yang jauh lebih tinggi lagi. Jika sama saja apalagi di bawah, maka uang kompensasi akan mubazir alias sia-sia.
"Yang pasti levelnya harus jauh lebih tinggi. Shin Tae-yong itu sudah tinggi, maka ini jadi PR PSSI untuk mencari pengganti yang punya visi misi lebih daripada STY," kata Raja Isa saat berbincang dengan Bola.com.
"Semua kembali ke PSSI dan Erick Thohir," katanya menambahkan.
Advertisement
Tidak Harus Eropa, Asia Juga Tak Masalah
Lebih lanjut, Raja Isa juga menolak anggapan bahwa pelatih baru nanti harus dari Eropa. Menurutnya, pelatih dari Asia juga tak kalah dengan juru taktik dari Benua Biru.
Ia mencontohkan kegagalan Vietnam dan Arab Saudi ketika dilatih pelatih Eropa. Malah, Raja Isa melihat Kamboja cukup sukses memberikan warna baru berbekal kepelatihan dari arsitek asal Jepang.
"Arab Saudi dilatih Roberto Mancini, jeblok, balik lagi ke pelatih yang pegang mereka di Piala Dunia juga belum ada hasil."
"Kalau apakah harus dari Eropa atau Belanda misalnya? Tidak harus, yang penting dia paham kultur sepak bola di Indonesia. Kamboja lihat, mereka dilatih juru taktik dari Jepang, sekarang terlihat bagaimana perubahannya, kan?"
Bisa Adaptasi dengan Cepat
Masih dalam kesempatan yang sama, Raja Isa melanjutkan bahwa yang terpenting selain terkait dengan level adalah pelatih baru ini harus bisa cepat beradaptasi.
"Keuntungannya kalau pelatih dari Asia tentunya bisa dengan cepat paham gaya atau kultur sepak bola Indonesia. Nah, itu juga merupakan karaktertistik yang penting," lanjut Raja Isa.
"Sekarang seandainya STY dipecat, penggantinya ini pikul beban berat. STY butuh empat tahun untuk membangun Timnas Indonesia, pelatih level tinggi jika diberikan warisan seperti ini bisa cepat bisa lambat beradaptasi, dan itu yang menentukan kualitas kepelatihan dia berarti."
Advertisement