Bola.com, Kediri - Di antara deretan pelatih asing yang pernah menangani Timnas Indonesia, boleh jadi, sosok Shin Tae-yong paling sensasional. Baik terkait prestasi maupun pribadinya.
Arsitek asal Korsel itu sering menjadi trending topik. Shin Tae-yong jadi figur yang dipuji sekaligus dicaci oleh publik sepakbola Indonesia. Terutama warganet yang berkoar-koar di medsos. Jumlah pemuja dan pengkritik Shin Tae-yong pun seimbang. Bahkan banyak kalangan menyebut publik terbelah karena pilihan masing-masing terhadap pria berusia 54 tahun ini.
Baca Juga
Media Belanda Sebut Patrick Kluivert Sempat Ditolak Klub Belgia Sebelum ke Timnas Indonesia
Kata Eks Pelatih PSM: Luar Biasa Jika Pengganti Shin Tae-yong Mampu Loloskan Timnas Indonesia ke Piala Dunia 2026
Kata-Kata Menyentuh Shin Tae-yong kepada Nova Arianto: Terima Kasih Banyak, Pastikan Timnas Indonesia Lolos ke Piala Dunia
Advertisement
Akhir tahun 2024 dan awal kalender baru 2025 jadi puncak polemik. Kegagalan Shin Tae-yong menukangi Timnas Indonesia U-22 di Piala AFF 2024 jadi pemicu kuat agar eks pemain Timnas Korsel ini lengser dari kursinya.
Sebagai kilas balik. Shin Tae-yong datang ke Indonesia pada era PSSI di bawah pimpinan Ketum Iwan Bule. Adalah Ratu Tisha yang merekomendasi agar pelatih asal Korsel itu menangani Timnas Indonesia.
Â
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Kilas Balik
Pada tanggal 28 Desember 2019, Shin resmi sebagai jurutaktik anyar menggantikan Simon McMenemy. Dia diberi kontrak 4 tahun. Tugas pertama dan utama adalah menyiapkan Timnas Indonesia U-20 yang akan menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20.
Namun hajatan itu batal. Karena salah satu pesertanya adalah Timnas Israel. Pembatalan ini lebih bersifat politis. Alasannya Pemerintah Indonesia tak menjalin hubungan dengan Negara Zionis tersebut.
Agar tak menanggung malu di mata FIFA dan wajah Internasional, Presiden Jokowi pun mengutus Erick Thohir melobi Presiden FIFA Gianni Infantino agar Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-17.
Karena Piala Dunia U-17 tak masuk dalam klausul kontrak PSSI dengan Shin Tae-yong, maka ditunjuk lah Bima Sakti sebagai pelatih Timnas Indonesia U-17. Kendati begitu, kontrak dan status Shin Tae-yong tetap sebagai pelatih Timnas Indonesia.
Tugas pertama eks pelatih Timnas Korsel di Piala Dunia 2018 itu tak berjalan mulus. Timnas Indonesia gagal di putaran kedua Kualifikasi Piala Dunia 2022. Setelah awal yang buruk itu, dia masih dipercaya mengawal Timnas Indonesia mencapai final Piala AFF 2020.
Ketika pucuk pimpinan PSSI beralih ke tangan Erick Thohir, pelatih yang kali pertama menukangi level Timnas di luar negaranya ini tetap dipercaya pegang kendali utama Timnas Indonesia.
Â
Advertisement
Dituding Serakah
Berikutnya, PSSI memberi mandat Shin Tae-yong juga membesut Timnas Indonesia U-23 yang berlaga di Kualifikasi Piala Asia U-23. Nah, mulai dari sini lah publik menuding Shin Tae-yong sebagai sosok pelatih yang serakah.
Dia gagal melambungkan Timnas Indonesia Senior, tapi masih mau saja menggembleng Timnas Indonesia U-23. Namun Shin Tae-yong menjawab kritikan itu dengan mengantarkan Timnas Indonesia lolos ke Piala Asia 2023. Prestasi ini mengakhiri absen 16 tahun Indonesia dari kompetisi 4 tahunan tersebut. Bahkan laju Timnas Indonesia hingga ke babak 16 besar merupakan prestasi pertama negeri ini.
Selanjutnya, Shin Tae-yong juga berhasil membawa Timnas U-23 lolos pertama kali ke Piala Asia U-23 AFC 2024 dan masuk ke semifinal dengan menduduki peringkat keempat. Tapi sayang Shin Tae-yong gagal meloloskan Timnas Indonesia U-23 ke Olimpiade Paris 2024. Berkat deretan prestasi di atas, Shin Tae-yong pun mendapat perpanjangan kontrak hingga 2027.
Pada bulan Juni 2024, ia berhasil mencetak sejarah dengan membawa Indonesia lolos pertama kali ke Babak Ketiga Kualifikasi Piala Dunia FIFA 2026 (AFC) sekaligus lolos otomatis ke Piala Asia AFC 2027 tanpa harus kualifikasi. Kini Timnas Indonesia sedang berjuang dan menggantang asa lolos ke Piala Dunia 2026 di AS, Kanada, dan Meksiko tahun depan.
Â
Berbekal Pengalaman
Sejatinya semua prestasi yang dipersembahkan Shin Tae-yong kepada sepakbola Indonesia itu bukan sebuah kebetulan, apalagi karena keberuntungan. Semua berdasar pengalaman dan prestasi masa lalu Shin bersama Timnas Korsel.
Dalam rentang waktu 2014-2018, Shin Tae-yong pernah menangani Timnas Korsel U-20, U-23, hingga Senior. Dengan khasanah itu, wajar bila Shin Tae-yong berani menangani hampir semua level Timnas Indonesia.
Pada Agustus 2014, Shin Tae-yong yang menjadi asisten pelatih Uli Stielike berhasil mengantar Timnas Korsel pada Final Piala Asia 2015 untuk pertama kalinya dalam 27 tahun.
Pada waktu bersamaan, Shin juga menangani Timnas Korsel U-23 berpartisipasi di Olimpiade Musim Panas 2016. Korsel menjadi juara grup dengan koleksi tujuh melawan Jerman, Meksiko, dan Fiji. Tapi langkah Korsel U-23 dihentikan Honduras di babak perempatfinal.
Selanjutnya, pada tanggal 22 November 2016, Shin diangkat sebagai pelatih Timnas Korsel U-20 untuk mempersiapkan diri di ajang Piala Dunia U-20 FIFA 2017 yang digelar di Negeri Ginseng. Konsekuensinya dia harus meninggalkan tim senior untuk berkonsentrasi pada tim U-20.
Puncaknya, Shin ditunjuk KFA menggantikan mentornya, Uli Stielike yang mencatat hasil yang buruk di Kualifikasi Piala Dunia FIFA 2018. Shin dan Timnas Korsel akhirnya meraih tiket ke putaran final Piala Dunia FIFA 2018 di Rusia. Rekor paling fenomenal, Shin mengalahkan juara bertahan Jerman 2-0.
Namun pada dua partai berikutnya, Korsel kalah 0–1 dari Swedia dan 1–2 dari Meksiko. Ketika Shin Tae-yong dan Timnas Korsel tiba di bandara disambut lemparan tomat busuk oleh pencinta Timnas Korsel.
Advertisement