Sukses


Kolom: Kenapa Harus Patrick Kluivert?

Bola.com, Jakarta - Kisah penunjukkan Patrick Kluivert dan segala kontroversinya mengingatkan saya pada tahun 2016, ketika Real Madrid memutuskan untuk memecat pelatih masyhur Rafael Benitez dan menggantinya dengan Zinedine Zidane.

Jika kita melihatnya hari ini, keputusan tersebut terbukti menjadi langkah terbaik dari Florentino Perez dan jajaran direksi. Zidane berhasil membawa Real Madrid meraih gelar Liga Champions tiga kali berturut-turut.

Namun, jangan lihat hari ini—lihat saat itu. CV kepelatihan Rafael Benitez jelas jauh lebih mentereng dibanding Zidane. Pada saat penunjukkan, karier kepelatihan terakhir Zidane adalah menangani Real Madrid Castilla yang bermain di divisi dua Liga Spanyol, itu pun baru selama satu tahun.

Selain fakta bahwa Zidane adalah pemain kelas dunia, tidak ada rekam jejak kepelatihan yang panjang untuk menyamainya dengan mayoritas pelatih Madrid sebelumnya. Ingat, kita berbicara tentang klub sekelas Real Madrid yang selalu diharapkan membawa pulang gelar juara Eropa setiap tahunnya.

Meski begitu, Real Madrid tetap mengambil risiko menunjuk Zidane. Mengapa?

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 5 halaman

Moments of Magic Zidane

Ada faktor utama yang penting untuk dilihat. Real Madrid dipenuhi oleh pemain-pemain bintang dan kelas dunia. Kualitas individu mereka begitu mumpuni sehingga selalu mampu menciptakan momen-momen magis di lapangan. Madrid terkenal dengan fighting spirit dan moments of magic—itulah yang mengantarkan Los Blancos meraih 15 gelar Liga Champions.

Oleh karena itu, pelatih Real Madrid harus lebih dari sekadar ahli taktik. Ia harus mampu mengenal dan memahami para pemain bintang ini. Ia harus menjadi sosok bintang yang dikagumi, dicintai, atau dalam bahasa Inggrisnya, someone who you want to fight for.

Zidane mungkin tidak akan dikenang sebagai jenius taktik seperti Pep Guardiola, Jose Mourinho, atau Jurgen Klopp.

Tetapi, untuk Real Madrid dan para pemain bintangnya, ia adalah yang terbaik. Zidane mampu memaksimalkan kualitas individu pemain sehingga mereka bisa menampilkan performa terbaik di lapangan. Tentu, pendekatan Zidane bukan tanpa taktik.

Strateginya tetap kuat dan efektif untuk menciptakan performa konsisten bagi Madrid.

3 dari 5 halaman

Memiliki Kesamaan

Sama seperti Zidane saat pertama kali melatih, Kluivert mungkin tidak memiliki CV kepelatihan yang mentereng. Namun, ada kesamaan di antara keduanya: mereka sama-sama sosok yang akan disegani di ruang ganti.

Mereka adalah figur yang—bagi para pemain—sudah pernah berada di posisi mereka dan mencetak sejarah.

Sama seperti pemain Madrid dan Timnas Prancis yang mengidolakan Zidane, para pemain yang tumbuh besar di Belanda pasti mengenal dan mengidolakan Patrick Kluivert.

Mereka pasti ingat gol-gol bersejarah yang ia cetak bersama Ajax, Barcelona, dan tentu saja Tim Nasional Belanda.

4 dari 5 halaman

Aspek Teknis dan Taktis

Bisa jadi, Erick Thohir mengambil langkah yang serupa dengan Florentino Perez.

Ia mencari sosok pelatih yang disegani, dikagumi, dan mampu memaksimalkan kualitas pemain yang kebanyakan memang hasil didikan Belanda.

Apalagi jika rumor bahwa dua asisten pelatih asal Belanda—Alex Pastoor dan Denny Landzaat—akan mendampingi Kluivert benar adanya. Ini semakin memperkuat argumen bahwa Patrick Kluivert akan berperan sebagai pemimpin, sementara dua asistennya akan melengkapi aspek teknis dan taktis.

5 dari 5 halaman

Kritik Hal Wajar

Sebagai penikmat sepak bola, saya jujur tertarik melihat apakah kombinasi ini mampu berakhir sebagai kisah sukses seperti Zidane dan Real Madrid.

Berbagai pertanyaan dan kritik yang muncul tentu wajar. Namun, jika benar Kluivert menjadi pelatih Timnas Indonesia, saya meyakini bahwa Erick Thohir dan PSSI sudah mengambil keputusan ini dengan perhitungan yang matang, tidak emosional terukur dengan baik.

  • Dede Isharrudin Mantan wartawan Tabloid Bola yang kini menjadi pemerhati olahraga nasional

Video Populer

Foto Populer