Bola.com, Kediri - Pada laga pekan keduapuluh satu BRI Liga 1 2024/2025 di Stadion Brawijaya Kota Kediri, Jumat (31/1/2025) lalu, Barito Putera memang sempat mencuri gol lebih dulu lewat sundulan kepala Lucas Morelato menit ke-45.
Namun Riyatno Abiyoso menggagalkan kemenangan Barito Putera yang sudah ada di depan mata lewat gol dari kaki kirinya pada menit ke-48. Meski jadi pahlawan bagi Macan Putih, penyerang sayap asal Purworejo, Jateng, ini mengaku tak puas. Lho, kok bisa?
Advertisement
"Saya senang bisa membantu tim terhindar dari kekalahan. Tapi dari lubuk hati paling dalam, saya tak puas. Saya malah merasa prihatin. Kami seperti kehilangan separuh nafas kami. Karena, kami main hanya ditonton sedikit Persikmania," katanya mengawali curhatannya.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Ayo Ramaikan Brawijaya
Pemain yang mulai bersinar di Persela ini mengungkapkan dirinya dan rekan setimnya bermain bukan semata untuk berkarir mencari nafkah di Persik. Tapi mereka bertanding untuk memberi kebanggaan kepada Persikmania dan publik Kediri.
"Persik tak bisa dipisahkan dari Persikmania. Ibarat tubuh, kami satu nafas dan satu jiwa. Jika salah satu hilang, maka keseimbangan itu akan terganggu. Ayo, teman-temannya dan saudaraku Persikmania. Datang dan suport kami di stadion," ujarnya.
Riyatno Abiyoso juga mengakui kecintaan dan dukungan para suporter kepada Persik telah membuat para pemain mampu lepas dari segala ujian di kompetisi.
"Saya tahu Persikmania sangat cinta dengan klub ini. Kita telah melewati semua ujian ketika jatuh hingga bangkit lagi di kasta tertinggi Indonesia. Ketika mau keluar dari Persela, saya dapat banyak tawaran dari klub lain. Namun saya memilih main di Persik, karena saya akan dicintai oleh suporter. Tapi situasi terakhir ini membuat saya prihatin," ucapnya.
Advertisement
Malah Lebih Banyak Suporter Tamu
Totalitas dan fanatisme Persikmania telah terbukti. Pada tahun 2016, para suporter lah yang mengentaskan Persik dari masa suram. Mereka berinisiatif menggelar beberapa partai ujicoba dimana pemasukan tiket penonton untuk membayar hutang yang membelit Persik.
Dukungan Persikmania lah membuat klub yang didirikan pada tahun 1950 ini langsung bangkit dari dengan menjuarai semua kasta Liga 3 2018 dan Liga 2 2019.
Melihat kondisi yang bertolak belakang saat ini, Riyatno Abiyoso sangat trenyuh ketika laga Persik kontra PSS dimana tribune penonton lebih banyak dikuasai suporter dari Sleman.
"Melihat pemandangan itu, saya rasanya ingin menangis. Kenapa kok malah lebih banyak pendukung PSS yang datang ke stadion? Padahal kami telah berjuang keras agar Persikmania bangga dengan tim kesayangannya," tuturnya.