Bola.com, Jakarta - Mantan penjaga gawang Timnas Indonesia, Kurnia Meiga, punya kesan mendalam terhadap dua sosok yang sangat berjasa di balik perjalanan kariernya.
Pertama adalah sang ayah dan kedua yakni abangnya, Achmad Kurniawan, yang juga punya nama beken di pentas sepak bola nasional.
Advertisement
Keduanya kini telah berpulang. Ayah Kurnia Meiga wafat pada 2008, sedangkan Achmad Kurniawan tutup usia pada 2017.
Lewat kanal YouTube Bicara Bola edisi Ramadhan Spesial belum lama ini, kiper yang pernah memenangkan gelar Liga Super Indonesia 2009/2010 bersama Arema itu mengenang kembali kenangan bersama kedua orang yang sangat ia kasihi.
Menurut pria kelahiran Jakarta, 7 Mei 1990 tersebut, ayah tak sempat melihatnya di puncak karier. Baik di Timnas Indonesia maupun saat menjadi kiper andalan Arema.
"Mungkin itu jadi kayak beban untuk pribadi sendiri-sendiri. Karena secara pribadi kan saya anak laki-laki terakhir," kata Kurnia Meiga.
"Ingin membanggakan kedua orang tua, terutama bapak. Karena waktu itu melihat almarhum abang (Achmad Kurniawan) kiper profesional. Bukan iri sih. Ah, kepingin lebih sih dari abang," imbuhnya.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Termotivasi Kesuksesaan Sang Abang
Achmad Kurniawan, yang terpaut 11 tahun dengan Kurnia Meiga, sudah lebih dulu eksis. AK, demikian Achmad Kurniawan biasa disapa, pernah memperkuat Persita Tangerang, Arema Malang, Persik Kediri, Semen Padang, dan terakhir Arema Cronus.
Sukses sang abang membuat Kurnia Meiga kian termotivasi. "Kenapa enggak bisa sih. Dia bisa, kenapa saya nggak bisa. Bukan iri, tapi kepingin mencapai lebih dari abang," ujar Pemain Terbaik Liga Super Indonesia 2009/2010 itu.
"Alhamdulillah-nya bisa tercapai. Tapi yang sangat disayangkan itu almarhum bapak tidak menyaksikannya," tutur Kurnia Meiga.
"Kalau lagi bermain jangan pernah mikir kesalahan dan jadi diri sendiri. Bukan jadi orang lain. Kalau main jadi pernah berfikir taku salah," kenang Kurnia Meiga terkait pesan sang ayah.
Advertisement
Belum Sempat Berangkatkan Haji Sang Bapak
Apa keinginan bapak yang belum bisa diwujudkan? "Sampai sekarang ini, saya belum kesampaian berangkatkan (dia) pergi ibadah (naik haji). Kalau ibu Alhamdulillah sudah. Ibu berangkat haji pada 2012. Setelah juara Alhamdulillah ada rezeki."
Kurnia Meiga juga bercerita tentang momen-momen terakhir dengan Achmad Kurniawan. Termasuk pesan untuk menjaga keluarga.
"Sebelum meninggal, ada komunikasi via WhatsApp. Pesan yang masih saya ingat, 'titip keluarga ya'. Cuma saya tidak konek ke arah situ. Saya bilang,'emang mau ke mana?'. Bercanda, karena kalau di luar saya tidak menganggapnya sebagai abang tapi sebagai teman karena ya supaya lebih nyaman aja," kenang Kurnia Meiga.
"Waktu abang meninggal itu pada 10 Januari. Jadi 7 Januari, adik saya menikah. Jadi bercabang nih. Saya urusin adik dulu, 9 Januari minta tiket untuk 10 Januari berangkat ke Malang".
"Datang ke Malang itu bukan untuk merawat abang tapi untuk jemput abang pernikahan ke Jakarta. Kayaknya itu feeling. Saya berangkat ke Malang sendiri. Pinginnya sendiri. Enggak dengan saudara atau yang lain. Mungkin Allah punya rencana," tutup Kurnia Meiga.