Bola.com, Jakarta Jika diamati seksama, kunci kemenangan telak Timnas Australia atas Timnas Indonesia dengan skor 5-1 di Sydney Football Stadium, Kamis (20/3/2024), bertumpu pada kekuatan segitiga di lini tengahnya.
Bak Segitiga Bermuda, sebuah wilayah segitiga di Samudra Atlantik Utara, terkenal dengan kisah-kisah misterius tentang hilangnya kapal laut dan pesawat terbang. Formasi triangle The Socceroos ini pula yang berhasil menelan bulat-bulat pasukan Patrick Kluivert.
Advertisement
Dengan formasi 3-4-2-1 yang diterapkan Tony Popovic, maka total ada tujuh pemain sekaligus yang jadi filter pertahanan dan motor saat menyerang ke jantung permainan Timnas Indonesia.
Tony Popovic dengan perhitungan cermat mengkombinasikan sosok senior dan junior.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Matang dan Kawakan
Gelandang tengah kawakan Jackson Irvine (32 tahun) memandu Aiden O'Neill (26 tahun).
Sementara di sisi kanan kiri Timnas Australia masing-masing diisi dua pemain yang berasal dari klub sama. Pastinya mereka telah punya chemistry bagus di klub. Di sektor kanan, Lewis Miller yang masih berusia 24 tahun didampingi seniornya, Martin Boyle (31 tahun) yang sama-sama membela klub Hibernian di Liga Utama Skotlandia.
Keduanya sukses menjebol gawang Maarten Paes. Martin Boyle mencetak gol menit ke-18 dari titik penalti. Lewis Miller merobek jala lewat diving header menit ke-61.
Di area kiri Timnas Australia dihuni Aziz Behich (34 tahun) untuk mendukung aksi juniornya, Nishan Velupillay (23 tahun). Keduanya adalah pemain klub Melbourne City FC di pentas A-League.
Nishan Velupillay juga menyumbang sebutir gol lewat aksi individu cemerlang pada menit ke-20, setelah lolos dari sergapan Mees Hilgers dan Jay Idzes untuk menaklukkan Maarten dalam momen one-on-one.
Advertisement
Kalah Taktik
Kekuatan lini tengah bak Segitiga Bermuda ini juga membuat gerak Jackson Irvine lebih mobile. Bagaimana gelandang St Pauli di Bundesliga ini tiba-tiba sudah ada di kotak penalti untuk meneruskan umpan Boyle di sisi kiri pertahanan Timnas Indonesia.
Meski cocoran bola pertamanya diblok Maarten Paes, bola itu jatuh lagi di kaki Jackson Irvine yang berikutnya diarahkan ke gawang yang kosong pada menit ke-34. Begitu pula ketika secara mengejutkan Jackson Irvine mencuri start melompat untuk kedua kalinya mengoyak jala Timnas Indonesia menit ke-90.
"Tiga gol Timnas Australia dari bola mati berasal penalti dan dua tendangan pojok bukti Timnas Indonesia sangat lemah mengantisipasinya. Terutama pembacaan pemain Indonesia dalam pergerakan lawan tanpa bola saat sepak pojok," kata Gusnul Yakin.
Kelengahan Lini Belakang
Mantan pelatih Arema ini juga mengamati dua gol Timnas Australia dari open play juga fakta kelemahan pemain belakang menjaga jarak antarpemain dan kurangnya kerapatan pertahanan.
"Gol kedua dari aksi Nishan Velupillay karena Mees Hilgers dan Jay Idzes terlalu maju. Ini dimanfaatkan pemain Australia dengan umpan terobosan dengan menempatkan bola di antara dua bek Indonesia itu. Gol Irvine juga karena pertahanan kurang rapat, sehingga lawan bisa tik-tak di kotak penalti," jelasnya.
Advertisement
Baca Juga
2 Obsesi Tinggi Bintang Timnas Indonesia, Lolos ke Piala Dunia dan Melawan Abangnya: Mimpi Terbesar Keluarga
Justin Hubner Jelang Laga Krusial Timnas Indonesia Vs Bahrain: Aku Tidak Takut
Prediksi Starting XI Timnas Indonesia Vs Bahrain: Emil Audero, Joey Pelupessy, Eliano Reijnders Starter, Formasi 4-2-3-1