Bola.com, Jakarta - Pengamat sepak bola nasional, Toni Ho, menilai kekalahan telak Timnas Indonesia dari Australia pada laga ketujuh putaran ketiga Grup C kualifikasi Piala Dunia 2026, disebabkan ambisi pribadi Patrick Kluivert yang terlalu tinggi.
"Di tim manapun, setiap pelatih baru pasti ingin menunjukkan kapasitas dan hasil jerih payahnya lebih bagus dari pelatih lama," kata Toni Ho.
Advertisement
"Tetapi, saya anggap Patrick Kluivert terlalu berani dan bernafsu dengan ambisi pribadinya itu. Jika dia ingin mengubah cara bermain Timnas Indonesia, harusnya secara pelan-pelan," lanjutnya.
Tim Garuda bertandang ke markas Australia di Sydney Football Stadium, Sydney, Kamis (20/3/2025) sore WIB. Bermain di markas lawan, Jay Idzes dkk. babak belur dihajar Timnas Australia dengan skor 1-5.
Kelima gol kemenangan Socceroos dicetak Martin Boyle pada menit ke-18, Nishan Velupillay menit ke-20, Jackson Irvine menit ke-34 dan 90', serta Lewis Miller menit ke-61. Adapun gol tunggal Timnas Indonesia dicetak Ole Romeny pada menit ke-78.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Seharusnya Tak Frontal
Dari analisa pertandingan Timnas Indonesia sebelumnya, Patrick Kluivert dan staf pelatih seharusnya tahu mana yang harus diperbaiki di Timnas Indonesia. Selain itu, Kluivert juga menyetel step by step sesuai taktik yang diinginkannya.
"Jadi tidak frontal seperti lawan Australia itu. Timnas Indonesia bagus di awal, tetapi setelah penalti Kevin Diks gagal, performa tim terus menurun," ucap Toni Ho.
"Kalau pun masih menyerang, tapi tidak konsisten. Karena Australia pintar dengan pressing di atas yang membuat Indonesia sulit mengalirkan bola," ujar mantan pelatih Persipura Jayapura tersebut.
Advertisement
Kurang Rapi
Toni Ho juga menilai game plan yang dipakai Patrick Kluivert kurang rapi. "Cara bertahan, bagaimana kerja lini tengah, dan menyusun serangan tampak amburadul. Karena Patrick Kluivert salah memilih pemain. Terutama di pertahanan dan gelandang," ucapnya.
Di posisi bek tengah, Patrick Kluivert lebih percaya Mees Hilgers sebagai tandem Jay Idzes alih-alih menduetkan dengan Rizki Ridho yang sudah punya chemistry lebih bagus.
"Banyak orang menilai penampilan Rizki Ridho di Persija turun. Tetapi jangan salah, di Timnas Indonesia dia sangat harmonis dengan Jay Idzes menjaga lini belakang. Keduanya sudah duet di beberapa pertandingan Timnas Indonesia. Kalau Hilgers berapa kali dia main bareng Jay Idzes?" kata Toni Ho.
Seharusnya Duet Thom Haye-Joey Pelupessy
Patrick Kluivert pasti juga sudah tahu bila lini tengah menjadi area lemah Timnas Indonesia. "Dia lebih memilih Nathan Tjoe A-On yang minim menit bermain di Swansea untuk duet dengan Thom Haye."
"Kalau mau eksperimen harusnya jangan tanggung. Sekalian dijajal duet Thom Haye-Joey Pelupessy yang lebih punya pengalaman dan senior. Kasihan Thom Haye, perannya jadi tak jelas."
"Apakah jadi gelandang bertahan, playmaker, atau gelandang serang. Karena dia lebih padu jika main dengan Ivar Jenner. Marselino Ferdinan juga seperti mati permainannya. Saya tak tahu apa tugas yang diberikan Patrick Kluivert untuk Lino," ucapnya.
Advertisement
Baca Juga
Patrick Kluivert Disarankan Istirahatkan Maarten Paes usai Kebobolan 5 Gol dan Kasih Kesempatan Emil Audero Starter Vs Bahrain
Erick Thohir Temui Patrick Kluivert dan Para Asistennya plus Jordi Cruyff: Timnas Indonesia Harus Bangkit Jaga Asa ke Piala Dunia 2026
Hasil Lengkap, Klasemen dan Jadwal Grup C Kualifikasi Piala Dunia 2026