Bola.com, London - Ketika berbicara tentang kualitas Ces Fabregas Soler dalam bersepak bola, banyak orang yang menyatakan kalau dia merupakan salah satu pemain dengan talenta terbaik.
Pemain yang dikenal memiliki teknik, kontrol bola, visi permainan dan operan yang prima itu kerap kali menjadi solusi bagi tim yang dibelanya untuk mencetak angka. Namun bila anda perhatikan lebih detil, pria yang turut membawa timnas Spanyol juara Piala Dunia 2006 dan Euro 2008 itu kerap kali melempem ketika memasuki fase kedua kompetisi.
Baca Juga
Advertisement
Ingin tahu catatan Fabregas? Simak data-data yang sudah dikumpulkan redaksi Bola.com berikut ini.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Sudah Terjadi Sejak Lima Tahun Lalu
Kejadian melempemnya Fabregas sendiri sudah terlihat sejak 5 tahun lalu. Entah apa yang menjadi penyebab di balik fenomena ini, bila klub disebut sebagai alasannya. Maka itu tidak adil karena Fabregas sudah memperkuat tiga klub berbeda dalam kurun waktu lima tahun. Tiga klub itu adalah Arsenal, Barcelona dan sekarang Chelsea.
Saat berlaga di babak perdelapan final Liga Champions musim ini, pria berusia 27 tahun itu tampak bermain standar. Di Stamford Bridge tak terlihat adanya umpan-umpan jitu dari Fabregas. Dua gol yang didapatkan Chelsea dari PSG berasal dari umpan Diego Costa dan penalti Eden Hazard. Namun hingga 120 menit, Jose Mourinho berharap Fabregas bisa memberikan keajaiban untuk timnya tetapi jika berkaca dalam catatan yang kami kumpulkan, ia salah besar.
Memang tidak elok jika kita menyatakan kalau performa Fabregas buruk. Jadi mari kita menyebut performanya di paruh dua lebih tidak menentukan dibanding paruh pertama kompetisi.
Di musim 2009/2010, tahun terakhir pasangan Daniella Semaan di Arsenal itu memang secara umum cukup baik. 28 kontribusi baik berupa gol dan assist menjadi torehannya tetapi jika membagi catatan menjadi dua bagian kompetisi, Fabregas hanya menyumbang sembilan poin saja di fase dua.
Saat pindah ke Barcelona, dia mengemas sembilan poin tetapi kutukan itu berlanjut ketika dia hanya mendapatkan lima saja di sisa akhir musim. Hal serupa juga terjadi di musim berikutnya, 13 poin dicatatkan Fabregas tetapi empat poin di akhir kompetisi.
Advertisement
Berganti Klub Juga Bukan Jadi Solusi
Catatan paling mencolok adalah ketika dia membela Barcelona di musim akhirnya, 16 angka dia kumpulkan dari gol plus assist tetapi angka lima menjadi kontribusinya untuk Azulgrana.
Ketika pindah ke Chelsea pun, kutukan ini belum luntur. Pria yang bisa berposisi sebagai gelandang tengah, gelandang bertahan, sayap dan penyerang kedua ini tampil luar biasa di awal kebersamaannya bersama The Blues.
Total Fabregas memberikan 15 kontribusi, bersama Nemanja Matic dia didapuk sebagia salah satu lini terkuat di Premier League. Namun lagi-lagi, "penyakit" atlet yang memperkuat Mataro di awal kariernya itu kembali menyerang.
Hingga berita ini ditulis, Fabregas baru memberikan dua poin saja untuk Chelsea. Dia gagal mencetak gol dan memberikan assist di sembilan laga terakhirnya di semua kompetisi. Assist terakhirnya ia berikan saat Chelsea berhadapan dengan Swansea pada 17 Januari 2015.
Apakah fenomena di Chelsea ini ada kaitannya dengan kegemaran Jose Mourinho merubah taktik 4-2-3-1 nya menjadi 4-3-3? Tak ada yang tahu kecuali Fabregas sendiri tahu caranya bagaimana menghentikan "kutukan" yang dia punya.
Berikut ini catatan lengkap kontribusi Fabregas di paruh I dan II kompetisi.
Musim 2009-2010:Â 19 v 9
2010-2011: 9 v 5
2011-2012:Â 13 v 4
2013-2014:Â 16 v 5
2014-2015: 15 v 2Â
Â
Â