Bola.com, Jakarta - Manchester City memenangi laga melawan Chelsea pada Minggu (16/8). Dalam laga bertajuk Super Sunday tersebut, City menang 3-0. Meski mencolok, The Citizen tak memperolehnya dengan mudah.
Pertandingan berjalan alot sejak menit pertama. Kedua tim saling jual beli serangan, tapi memang City lebih unggul dalam urusan mengkreasi peluang. Sepanjang pertandingan City mampu melepaskan 18 tembakan di mana delapan di antaranya menemui sasaran, empat melebar, dan empat sisanya diblok pemain Chelsea.
Advertisement
Sementara Chelsea melepaskan sepuluh tendangan. Hanya tiga yang menemui sasaran, empat melenceng, serta tiga diblok pemain lawan. Tapi secara penguasaan bola keduanya berbagi imbang 50 persen berbanding 50 persen.
Impresifnya permainan City ini tidak lepas dari permainan bagus pemainnya dari sektor belakang hingga depan. Fernandinho layak disebut sebagai yang terbaik. Oleh whoscored.com dirinya bersama Sergio Aguero memperoleh rating 8,6. Tertinggi dibanding pemain lainnya. Tapi, dia layak memperoleh nilai lebih berkat peran yang sama baiknya saat bertahan maupun menyerang.
Peran komplet Fernandinho
Sebagai katalisator permainan bersama Yaya Toure, Fernandinho mampu menjalankan tugasnya dengan amat baik. Punya tugas lebih banyak bertahan, pemain Brasil ini mampu mengunci pergerakan Diego Costa bersama Vincent Kompany. Selain itu dia kerap memutus serangan Chelsea di sektor tengah lapangan.
Sepanjang pertandingan pemain berusia 30 tahun ini mampu melakukan enam kali tekel, sekali memotong bola, serta sekali melakukan sapuan. Kontribusi tekelnya terbanyak dibanding pemain City lainnya. Dia juga sempat membuat empat kali pelanggaran.
Menjadi catatan penting baginya adalah ketika dia berduel dengan Costa dan sikutnya mengenai wajah Costa. Bisa saja wasit menilainya melakukan hal kasar dan memberi kartu merah. Beruntung hanya kartu kuning yang diterima sehingga Fernandinho masih bermain di babak kedua. Saat di mana dia mampu menunjukkan permainan terbaiknya.
Fernandinho melepaskan 39 umpan dengan 31 umpan di antaranya sukses. Dengan akurasi umpan mencapai 79 persen, ia juga sempat membuat satu umpan kunci. Tapi kontribusi serangan terbaiknya adalah ketika mencetak gol pada menit 85. Gol cantik dari luar kotak penalti itu mengunci kemenangan dan benar-benar meruntuhkan mental pemain Chelsea.
Peran Aguero dan Silva
Tapi, Fernandinho tak sendirian karena pemain City lain bermain impresif. Striker asal Argentina, Aguero punya empat peluang bersih di babak pertama dan mampu menghasilkan satu gol yang membuka kemenangan. Gol yang menegaskan buruknya pertahanan Chelsea.
David Silva juga bermain amat baik. Pemain berkebangsaan Spanyol ini menghasilkan dua umpan yang menjadi gol untuk Kompany dan Fernandinho. Dia juga menghasilkan tiga umpan kunci. Total umpannya 49 kali dengan akurasi 81 persen. Tapi, Silva merupakan pemain City paling banyak membuat pelanggaran, lima kali.
Chelsea gagal mengembangkan permainan
Sementara itu sang juara bertahan Chelsea kesulitan mengembangkan permainan. Mereka mampu mengimbangi City dalam penguasaan bola tapi kesulitan menembus pertahanan City yang bermain lugas dan taktis.
Sedangkan lini belakangnya, bisa dikatakan mudah ditembus. Kun Aguero saja mampu memperoleh empat peluang emas, satu di antaranya di awal pertandingan di mana dia berada dalam situasi satu lawan satu dengan Asmir Begovic. Jika eks penjaga gawang Stoke City tersebut tak bermain bagus jelas gawang The Blues akan kebobolan lebih awal dan lebih banyak.
John Terry pemain terburuk
Untuk yang satu ini Jose Mourinho punya keputusan penting. Dia menilai John Terry sebagai kapten yang buruk dalam memimpin pertahanan. Entah Mou sudah menyiapkannya sebagai kambing hitam atau memang sebagai keputusan teknis.
Terry tak lagi masuk ke lapangan setelah babak kedua dimulai. Dia digantikan oleh Kurt Zouma. Inilah untuk pertama kalinya dari 177 pertandingan Liga Inggris di bawah Mourinho, Terry ditarik keluar tanpa alasan cedera.
Jika dilihat statistiknya, maka bisa dikatakan mantan kapten timnas Inggris tersebut memang buruk. Ratingya hanya 5,95, terburuk dibanding pemain Chelsea lainnya. Aksi bertahannya hanya menghasilkan satu kali sapuan dan sekali memblok tendangan lawan tanpa pernah melakukan tekel dan memotong bola.
Selain itu, sebagai komandan lini belakang dia gagal mengatur pertahanan dengan baik. Itu bisa dilihat dari jumlah tendangan dan peluang City sepanjang babak pertama.
Namun, bukan berarti semua salah Terry. Gary Cahill pun tak membuat satu pun tekel selama pertandingan. Dia hanya mengoleksi sekali memotong bola dan empat sapuan. Di babak kedua pun koordinasi pertahanan anak-anak asuh Jose Mourinho lebih kacau, yang terlihat pada gol ketiga yang dicetak Fernandinho.
Hanya saja dibandingkan penggantinya, Zouma, Terry secara statistik kalah. Zouma mampu membuat dua kali tekel, sekali memotong bola, lima kali sapuan, dan sekali memblok tendangan lawan. Tapi, dia tak punya kemampuan kepemimpinan sehingga sulit jadi komandan lini belakang.
Selalu ada yang menang dan kalah dalam sepak bola. Dan pemain terbaik maupun yang bermain buruk akan diingat oleh siapa pun yang menyaksikannya. Terry tentu akan mengingat pertandingan ini sebagai yang terburuk sepanjang kariernya.
Baca juga :
Apa Alasan Mourinho Tarik Terry?