Sukses


KOLOM: Ada Apa dengan Jose Mourinho di Chelsea?

Berbagai hasil minor yang diperoleh Chelsea seakan membuat kita pantas bertanya apakah yang sedang terjadi dengan Jose Mourinho?

Bola.com - Aktivis kemanusiaan terkenal, Martin Luther King Jr, pernah berkata, "Ukuran akhir seorang pria bukan di saat dia berdiri pada masa-masa kenyamanannya, melainkan di saat dia berdiri di tengah tantangan dan kontroversi." Bagi manajer Chelsea, Jose Mourinho, ini adalah saatnya mengalami situasi seperti itu.

Selama bertahun-tahun, pria Portugal yang juga merupakan salah satu manajer terbaik pada generasinya itu dikenal dengan berbagai kemenangan, pujian, dan banyak gelar. Dua trofi Liga Champions, delapan trofi liga dari empat negara berbeda adalah bukti kemampuan luar biasanya mengelola pemain. Ketika Anda mengambil foto Mourinho, puluhan trofi pun selalu berada di tangannya.

Namun, Mourinho kini seperti berdiri di persimpangan jalan. Ia sedang menghadapi periode tersulit dan ujian berat selama 15 tahun karier kepelatihannya. Periode yang akan juga menguji, baik secara emosional ataupun mental, dan mungkin pula bakal menentukan arah kariernya.

Pada musim ini, Chelsea, sang juara bertahan, tampil mengecewakan. The Blues sementara masih menempati peringkat ke-15 dengan 10 poin. Lima kekalahan dari 10 laga awal dan sudah kebobolan 19 gol, merupakan catatan paling buruk bagi pertahanan sebuah klub dalam sejarah perebutan gelar juara Premier League.

Terus terang saja, ini adalah awal mimpi buruk Chelsea. Tidak ada tim yang mampu memenangi Premier League dengan perolehan poin kurang dari 18 poin di 10 pertandingan awal. Tidak ada juga tim yang berada di posisi mereka sekarang bisa finis di empat besar pada akhir musim.

Sekarang, tidak ada yang bisa bersembunyi dari fakta bahwa mempertahankan gelar Premier League hampir mustahil bagi mereka. Bahkan, Chelsea bisa saja kehilangan tempat untuk tampil di Liga Champions musim depan jika performa mereka tidak segera diperbaiki.

Pada Selasa (27/10/2015), mereka kembali tidak beruntung. Memulai laga dengan starter yang berisi pemain utama seperti Eden Hazard, Oscar, John Terry, Gary Cahill, dan Diego Costa, Chelsea tetap tampil mengecewakan. Mereka pun akhirnya gagal melangkah ke perempat final Capital One Cup setelah kalah adu penalti dari Stoke City di Britannia Stadium.

Siapapun yang mengenakan seragam Chelsea tentu tidak senang timnya hanya bermain untuk menyelamatkan masa depan manajernya. Oleh karena itu, dengan berbagai kekalahan serta kemunduran, pemilik klub Roman Abramovich bisa saja kehilangan kesabaran lalu memecat Mourinho untuk kali kedua. Hubungan mereka sempat retak pada September 2007.

Mourinho pun mengerti betul situasi tersebut. Pada awal bulan ini, ia sempat mengatakan, "Jika klub ingin memecat saya, mereka harus melakukannya karena saya tidak akan lari dari tanggung jawab, tim, serta keyakinan saya sendiri. Jika mereka memecat saya, mereka akan memecat manajer terbaik yang pernah ada di klub ini."

"Jika mereka memecat saya, mereka akan memecat manajer terbaik yang pernah ada di klub ini." - Jose Mourinho

Sebelumnya, klub-klub yang dilatih Mourinho memang belum pernah tampil sangat tidak konsisten dan buruk dalam waktu singkat. Tidak pernah pula klub asuhan Mourinho seperti tidak memiliki semangat berjuang di dalam lapangan. Jadi, apa yang salah? Mengapa Chelsea yang kini dilatih Mourinho tampil jauh dari kata memuaskan?

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 2 halaman

Pemain

Pemain

Mourinho sudah mencoba merombak dan mengubah susunan pemainnya. Akan tetapi, hal itu tetaplah tidak bekerja. Beberapa waktu lalu, Mourinho juga "membuang" playmaker kunci Chelsea, Eden Hazard. Pemain Belgia yang pada musim lalu meraih penghargaan PFA Player of the Year, itu seakan menjadi kambing hitam atas berbagai masalah Chelsea.

Keputusan tersebut memang sedikit tidak adil jika dilihat dari beberapa aspek. Jika mengacu kepada statistik, Hazard masih mampu menciptakan beberapa peluang berbahaya. Masalah utamanya adalah rekan-rekannya tidak mampu mengonversi sejumlah peluang tersebut menjadi gol.

Di lini depan, Diego Costa masih cedera. Hal tersebut kembali mencuatkan pertanyaan besar mengenai daya tahan fisik pemain asal Sanyol itu. Striker berusia 29 tahun baru mencetak sembilan gol dalam kurun waktu 12 bulan terakhir. Pada musim ini, dia bahkan baru mencetak tiga gol.

Ada sejumlah kabar, Mourinho ingin merekrut Christian Benteke. Namun, manajemen Chelsea tidak berani begitu melihat klausul pelepasan pemain Belgia tersebut sebesar 32,5 juta pounds yang tertuang dalam kontraknya di Aston Villa. Benteke pun lebih memilih Liverpool.

Chelsea lalu merekrut Radamel Falcao dengan status pinjaman—dan, sejauh ini, terbukti gagal. Striker asal Kolombia itu baru mencetak satu gol. Ia tidak mampu menampilkan kembali bentuk permainan terbaik yang sempat membuatnya dilabeli sebagai salah satu bomber berbahaya di Eropa. Falcao pun dikabarkan akan hengkang pada Januari mendatang agar dapat mencari klub baru yang bisa menawarkannya kesempatan bermain reguler.

Di lini tengah, pemain-pemain bintang Mourinho juga tidak berfungsi. Cesc Fabregas, pencetak assist terbanyak di Premier League musim lalu, tidak efektif dan gagal mencapai level permainan seperti musim 2014-15. Nemanja Matic pun belum maksimal ketika dimainkan dalam beberapa pertandingan terakhir Chelsea.

Di lini belakang, Branislav Ivanovic, sudah lama tidak bermain di posisi aslinya sebagai bek tengah karena kerap dimainkan sebagai bek sayap kanan. Hal itu akhirnya membuat Ivanovic sering membuat blunder. Padahal, pada musim lalu, Mourinho memiliki formasi menawan di barisan belakang: Thibaut Courtois di bawah mistar, Ivanovic dan Cesar Azpilicueta di posisi bek sayap, dan Terry serta Cahill di posisi bek tengah.

Kelima pemain itu tampil tujuh kali dari 10 laga awal pada musim lalu dan mampu membawa Chelsea menempati posisi puncak dengan keunggulan empat poin. Kini, jika ingin dibandingkan, Mourinho hanya bisa satu kali memilih kelima pemain itu tampil secara bersamaan. Courtouis baru menjalani operasi lutut dan kemungkinan baru kembali tampil pada Desember. Berbagai masalah ini jelas menjadi pukulan telak bagi lini pertahanan Chelsea.

Sementara itu, emosi sang manajer terkadang sering "meledak" dalam beberapa kesempatan. Hingga saat ini, Mourinho sudah didenda sebesar 101.000 pounds dan masih ada lagi sekitar 50.000 pounds yang belum dijatuhkan. Jumlah itu bisa bertambah setelah FA beberapa waktu lalu mendakwanya lantaran dinilai melanggar aturan pada jeda babak pertama saat menghadapi West Ham United.

Luapan emosi Mourinho semakin sering terjadi dan itu menunjukkan bahwa dia sedang berada dalam tekanan dan seperti seseorang yang kesulitan mencari solusi atas berbagai masalah. Emosi meledak-meledak, yang terkadang memang tidak perlu, jelas memunculkan persepsi bahwa orang itu telah kehilangan kontrol.

Mourinho pun masih melakukan hal-hal yang memancing media untuk membuat berita-berita negatif. Ambil contoh masalah dengan Eva Carneiro. Carneiro keluar dari klub pada bulan lalu, setelah dia dan fisioterapis, Jon Fearn, dikritik terang-terangan ke publik oleh Mourinho ketika masuk ke lapangan untuk mengobati Eden Hazard saat bermain 2-2 dengan Swansea City pada laga pembuka Premier League.

Mourinho memang diputuskan tidak bersalah oleh FA setelah dituduh mengunakan kata berbau diskriminatif kepada sang dokter. Namun, meski begitu, seluruh skenario, di mana klub terus diserang dengan berbagai kritik, bakal tetap dianggap sebagai sebuah bencana.

Masalah itu pun tidak selesai begitu saja. Pengacara Carneiro telah menyatakan bakal melawan Chelsea. Ini akan menjadi cerita yang memalukan, kecuali pada akhirnya mereka sepakat tidak menempuh jalur pengadilan. Cerita-cerita memalukan ini akan menjadi masalah besar bagi penghuni koridor-koridor kekuasaan di Stamford Bridge.

Klopp

Ketika kembali ke Chelsea pada musim panas 2013, Mourinho mengungkapkan, dia sudah lebih tenang. Dia juga mengaku ingin menanamkan pemikirannya selama beberapa tahun dan membangun dinasti di klub.

Sepanjang kariernya, Mourinho memang dianggap sebagai manajer berpengaruh dan selalu sukses memulai musim dengan raihan satu atau dua trofi. Dia berhasil melakukan hal tersebut pada kesempatan pertamanya melatih Chelsea, Inter Milan (meraih treble winners), dan Real Madrid.

Namun, para kritikus berpendapat, gaya konfrontasi Mourinho tidak akan cocok diterapkan dalam waktu jangka panjang. Buktinya, Mourinho tidak pernah bertahan lebih dari tiga tahun di satu klub sebelum hijrah untuk mencari tantangan selanjutnya. Di Chelsea adalah musim ketiganya.

Jadi, pendapat dia akan dipecat bisa diterima secara luas, kecuali dia dapat mengubah sejumlah hasil pertandingan Chelsea dengan cepat. Pada pertandingan berikutnya, Chelsea akan menghadapi Liverpool di kandang pada Sabtu (31/10/2015). Liverpool, sebuah klub yang dapat membuat Mourinho gelisah selama 10 tahun terakhir.

Terakhir kali Mourinho menghadapi manajer Liverpool, Jurgen Klopp, adalah ketika mereka bertanding pada semifinal Liga Champions 2012-13. Mourinho berada di Real Madrid, sementara Klopp melatih Borussia Dortmund.

Pertandingan leg pertama semifinal digelar di Westfalenstadion dan berakhir 4-1 untuk kemenangan skuat Klopp. Kemenangan itu mengejutkan Eropa. Hasil itu juga menjadi kekalahan terbesar Mourinho dalam total 130 pertandingan terakhir timnya di kompetisi Eropa.

Pada saat bersamaan, media Spanyol dan sejumlah suporter Madrid merasa tidak puas. Hubungan mereka dengan Mourinho kemudian retak. Meski mampu menang 2-0 pada leg kedua di Bernabeu, Madrid tetap tidak lolos ke final karena kalah agregat. Lima pekan kemudian, Mourinho meninggalkan Ibukota Madrid untuk menuju London dan memulai proyek bersama Chelsea yang masih berlangsung hingga saat ini.

Proyek tersebut berhasil menghasilkan trofi Premier League dan Capital One Cup pada musim lalu. Namun, kini proyek itu sedang berada di ambang kehancuran. Menarik disimak bagaimana reaksi Chelsea mengatasi situasi seperti ini selama beberapa pekan ke depan dalam. Di tengah berbagai tantangan serta kontroversi tersebut, kita juga akan melihat bagaimana karakter sosok pria berusia 52 tahun bernama Jose Mario dos Santos Mourinho Felix berdiri di bawah berbagai ujian beratnya.

@Rob_Maul

Selanjutnya: Pemain

Video Populer

Foto Populer