Bola.com, Manchester - Manajer Manchester City, Manuel Pellegrini, menekankan arti penting Premier League ketimbang Liga Champions. Di mata Pellegrini, perjuangan tim berlaga di Premier League lebih besar dari pada ajang lain.
Manchester City menjelma menjadi raksasa Inggris setelah diambil alih penguasaha Timur Tengah, Sheikh Mansour. Sejak saat itu, The Citizens merusak tradisi tim-tim besar Premier League.
Baca Juga
Jadwal Lengkap Liga Inggris pada Akhir Pekan Ini: Man City Bertemu Tottenham, Liverpool Berpeluang Menjauh
Resmi, Pep Guardiola Perpanjang Kontrak di Manchester City hingga 2027
Gary Neville Ngamuk-Ngamuk ke Casemiro dan Rashford : MU Peringkat 13, Mainmu Jelek, Pelatih Baru Datang, Kalian Malah Liburan ke AS?
Advertisement
Baca Juga
Awal kejayaan Manchester City terjadi ketika mereka meraih gelar Premier League pada musim 2011-12. Prestasi apik itu pun dilanjutkan dengan meraih titel yang sama pada 2013-14.
Sedangkan prestasi terbaik mereka di Liga Champions hanya mentok di babak 16 besar. Kegagalan itu membuat Pellegrini lebih realistis.
Pellegrini lebih memprioritaskan Premier League ketimbang meraih trofi Si Kuping Besar (sebutan untuk trofi Liga Champions). Hal itu dikarenakan Premier League dianggap merupakan bentuk kerja keras selama semusim.
"Menurut saya, Premier League yang terpenting. Sebab, di Liga Champions Anda bisa saja tampil buruk lalu tersingkir dan tak ada yang bakal mengingat itu," kata Pellegrini.
"Sedangkan Premier League merupakan bentuk kerja keras kami selama semusim. Saya selalu katakan kami tak terlalu terobsesi untuk memenangi Liga Champions," ucap Pellegrini.
"Memang itu merupakan gelar yang sangat penting dan sangat menyenangkan untuk menjuarainya. Tetapi, Anda tak harus memprioritaskan Liga Champions dan kehilangan fokus di Premier League," ujar manajer asal Cile tersebut.
Di Premier League, Manchester City untuk sementara menempati posisi ketiga klasemen. Adapun di Liga Champions, The Citizens melaju ke babak 16 besar dan akan berhadapan dengan wakil Ukraina, Dynamo Kiev.
Sumber: The Mirror