Bola.com, Liverpool - Ribuan Liverpudlian yang hadir di Villa Park, Minggu (14/2/2016) mendapat hadiah 'kasih sayang' yang istimewa, yakni kembalinya sosok Daniel Sturridge. Hebatnya, tepat di perayaan Valentine Day tersebut, sang bomber menjadi orang pertama yang menjebol jala tuan rumah, Aston Villa.
Gol pada menit ke-16 tersebut menjadi pioner dari lahirnya lima gol Liverpool pada lanjutan laga Premier League 2015-2016, yakni JamesMilner (25'), Emre Can (58'), Divock Origi (63'), Nathaniel Clyne (65') dan Kolo Toure (71'). Kemenangan 6-0 sekaligus menjadi rekor tersendiri bagi Manajer Jurgen Klopp, sejak datang ke kubu Merseyside.
Baca Juga
Liga Champions: Kabar Buruk buat Real Madrid, Vinicius Jr Cedera Jelang Laga Krusial Lawan Liverpool
VIDEO: Penampilan Konsisten Mohamed Salah, Gendong Liverpool ke Puncak Klasemen Liga Inggris
Dorr! Belum Disodori Kontrak Baru dari Liverpool, Mohamed Salah: Situasinya Sekarang, Sepertinya Saya Bakal Cabut
Advertisement
Baca Juga
Pada laga tersebut, Sturridge bermain 62 menit. Meski belum seagresif saat ia berada di puncak permainan, catatan dua tendangan tepat ke arah gawang lawan, menjadi modal awal positif. Kini, publik Anfield berharap sang pemain tak lagi mengalami masalah besar.
Asa itu mengemuka tak hanya untuk memastikan Sturridge bisa membawa Liverpool ke papan atas Premiership musim ini, melainkan juga membawa The Reds meraih trofi Carling Cup. Pada laga final akhir bulan ini, mereka akan bersua Manchester City.
"Kehadiran Sturridge membuat setiap bek lawan akan bekerja keras untuk menahan pergerakannya. Kembalinya Sturridge juga memberi rasa takut pada musuh. Saya yakin sekarang calon lawan kami akan berusaha menghentikan sepak terjangnya," tegas Jordan Henderson, Kapten Liverpool, seperti dirilis BBC, beberapa waktu lalu.
Apa yang telontar dari mulut Henderson mewakili harapan seluruh Liverpudlian. Maklum, trauma cedera terus membayangi perjalanan karier Sturridge. Sejak datang ke Liverpool, setidaknya ada delapan titik cedera sang striker yang membuatnya harus absen dalam puluhan partai yang dilakukan timnya.
Statistik yang dirangkum Bola.com dari berbagai sumber mengungkapkan, Sturridge harus absen pada 14 pertandingan saat cedera pinggul, lalu absen 26 partai kala didera cedera paha, dan satu partai absen akibat bermasalah pada lutut kiri.
Tak hanya itu, ia juga harus tersingkir dari skuat utama dalam 14 partai saat berjibaku dengan cedera hamstring, 8 partai akibat cedera lutut kanan, 7 partai sebab cedera betis, 2 partai karena cedera telapak kaki serta 9 partai tak bisa merumput akibat cedera engkel.
Latar itulah yang sempat menimbulkan kekhawatiran tingkat tinggi bagi Liverpudlian, juga timnas Inggris, terkait masa depan Sturridge. Maklum, di level pemain muda, nama pemain berusia 26 tahun ini mendapat tempat khusus, karena diprediksi menjadi personel kunci masa depan The Three Lions.
Sturridge juga sempat dikhawatirkan bakal mengalami fase penurunan setelah cedera panjang, dan lebih seramnya, ia bisa pensiun dini atau minimal terjun bebas menjadi pemain yang 'bukan siapa-siapa'.
Dalam sejarah Inggris, terdapat beberapa nama yang moncer di awal dan mampu memberi banyak harapan, justru terpuruk. Beberapa di antara nama yang sempat berstatus The Rising Star, tapi justru meredup, seperti Darius Vassell dan Michael Owen.
Dua nama itu bersanding dengan pemain senasib mereka, seperti Francis Jeffers, Neil Mellor, Paul Dalglish, Cherno Samba, Michael Johnson dan Wayne Harrison. Nama terakhir bersinar di tempat Sturridge sekarang, yakni Liverpool, namun meredup pada 1985. Usia karier muda Harrison hanya setahun, dan rasa khawatir tersebut menyembul kembali yang mengarah pada Sturridge.
Maklum, sepanjang musim ini, Sturridge selalu terganggu dengan cedera parah. Pemain yang digaji Rp 3 miliar per pekan ini memiliki banderol 'teknik' sebesar Rp 1,2 triliun, namun hanya Rp 400 miliar kalau ditelisik dari sisi kondisi terkini.
Kenyataan itulah yang tak ingin dirasakan Liverpool. Pada 2015-2016, Sturridge praktis hanya bermain pada tujuh partai, termasuk kontra Aston Villa, akhir pekan lalu. Beberapa partai di Premier League yang sempat dirasakan Sturridge antara lain kontra Norwich City (20/9/2015) dengan lama di lapangan 63 menit.
Ia bermain 90 menit pada dua laga berikutnya, yakni versus Aston Villa (26/9/2015) dan Everton (4/10/2015). Lalu dia hanya merumput 19 menit saat bersua Swansea City (29/11/2015) dan 28 menit kontra Newcastle United (6/12/2015).
Ia sempat kembali ke bangku cadangan setelah cedera panjang saat Liverpool bersua Manchester City (21/11/2015), namun tak bermain. Situasti tersebut kini sudah dilalui Sturridge. Kondisinya sudah bugar, dan menurut Manajer Liverpool, Jurgen Klopp, sang pemain terus mencatat perkembangan positif.
Menurut Klopp, titik konsentrasi tim pelatih saat ini adalah mengembalikan level kebugaran Sturridge, agar sama dengan penampilan puncak. "Saya senang dengan motivasi tinggi yang terlihat dari caranya melahap latihan, dan penuh disiplin. Saya beruntung dia benar-benar profesional, sehingga selama cedera tak berbuat banyak hal negatif," jelas sang arsitek, di Liverpool Echo, Selasa (16/2/2016).
Situasi sekarang berbeda dengan beberapa waktu lalu. Kalangan media, secara kejam, justru menganggap karier Sturridge sudah berada di titik terbawah. Pemain berpostur 188 cm tersebut diperkirakan justru akan kembali ke tim juniornya masa lalu, yakni Manchester City.
Sekadar informasi, saat berada di Manchester City pada periode 2006-2009, ia bermain dalam 21 partai dengan koleksi 5 gol atau rata-rata 0,24 gol per gim. Setelah pindah ke Chelsea, Sturridge mencetak 13 gol dalam 63 partai atau rata-rata 0,21 gol per gim.
Pada masa pinjaman ke Bolton Wanderers sepanjang musim 2010-2011, ia bermain 12 partai dengan menuai 8 gol alias rata-rata 0,67 gol per pertandingan. Kini, saat berkarier di Livepool, ia sudah mengemas 38 gol dalam 61 partai.
Pengaruh Sturridge saat absen tergolong besar bagi Liverpool, terutama dari sisi raihan kemenangan dan produktivitas menjebol jala lawan. Sejak bergabung pada 2013, kehadiran Sturridge membuat The Reds meraih 60 persen kemenangan setiap sang striker bermain.
Sedangkan kala Sturridge absen, Liverpool hanya mampu menuai 45 kemenangan. Lalu rata-rata gol dengan Sturridge bermain mencapai 2,2 gol per gim, dan tanpa Sturridge hanya mengemas 1,6 gol per partai.
Sementara dari raihan poin, jika Liverpool bermain dengan Sturridge di dalamnya, mereka mampu mengemas rata-rata 2,1 poin per gim. Sedangkan jika Sturridge absen, rival sekota Everton ini hanya sanggup mengoleksi rata-rata 1,6 poin pe gim.
Spekulasi terkait masa depan Sturridge juga sudah sempat muncul. Kalangan media di Inggris menebak nasib sang bomber tahun depan. Beberapa di antaranya, mereka menganggap pemain kelahiran Birmingham ini bakal kembali ke Manchester City, Chelsea, Arsenal, Tottenham Hotspur, Manchester United dan Paris Saint-Germain (PSG).
Beberapa analisa menuturkan, kemungkinan kembali ke Manchester City tergolong sulit, Musim depan ada Josep Guardiola, yang dianggap sebagai manajer penyuka pemain muda. Berbekal umur 26 tahun, sudah pasti Sturridge tak masuk dalam golongan pilihan Pep.
Begitu juga dengan Chelsea. Empat tahun di sana sudah lebih dari cukup sebagai alasan bagi Sturridge untuk tak hadir di Stamford Bridge. Apalagi di The Blues, hampir dipastikan dirinya akan menjadi pemain lapis bagi Diego Costa, setidaknya sampai kontrak sang bomber asal Spanyol tersebut berakhir.
Direktur Pemantau Pemain Arsenal, Steve Rowley sebenarnya sudah melakukan pendekatan ke kubu Sturridge. Sayang, mereka mundur teratur setelah mengetahui rekam jejak cedera pemain yang diburu.
Di antara tiga tim sisa, yakni Manchester United, Tottenham Hotspur dan PSG, nama terakhir memiliki kans terbesar. Selain dukungan dana melimpah, kesempatan bermain bagi pemain kelahiran 1 September tersebut sangat besar.
Dua bomber utama, Zlatan Ibrahimovic dan Edinson Cavani memiliki handycap masing-masing. Ibra misalnya, musim depan bakal beruia 35 tahun, sebuah kondisi yang bakal membuatnya tak bertahan lama di PSG. Sedangkan Cavani diprediksi segera hengkang.
Kini, seperti kata Jordan Henderson, sosok Daniel Sturridge bakal menjadi momok mengerikan bagi lini pertahanan lawan. Namun menarik ditunggu, apakah pemilik nama pangilan Studger ini bisa 'membahayakan' kondisi internal Liverpool.
Sumber: Berbagai sumber