Bola.com, Manchester - Suasana gembira terasa di stadion Old Trafford, Kamis (17/3/2016) atau Jumat (18/3/2016) dini hari WIB. Barisan penggemar Manchester United sedang bersorak-sorai untuk memberikan tambahan energi bagi Juan Mata dkk setelah unggul 1-0 melalui Anthony Martial pada menit ke-32.
Skor tersebut bertahan hingga menit akhir babak pertama. Sayang, mereka lupa, Liverpool yang berstatus tim tamu, juga tak ingin kehilangan modal besar kemenangan 2-0 pada laga pertama 16 Besar Liga Europa, sepekan lalu.
Baca Juga
Malapetaka datang ketika si kulit bundar mampir di kaki Philippe Coutinho, setelah sebelumnya bola disodorkan EmreCan. Tanpa ragu, ia menyisir sisi kanan pertahanan Manchester United. Bola begitu lengket.
Advertisement
Baca Juga
Hanya butuh dua langkah, Coutinho langsung menempatkan si kulit bundar di depannya. Ia sengaja mengajak sprint sang penjaga, bek muda Setan Merah, Guillermo Varela. Akselerasi mumpuni, ditambah kepercayaan diri tinggi, Coutinho sukses unggul sekitar dua langkah dari pemain belakang berkebangsaan Uruguay tersebut.
Lepas dari kawalan Varela, yang hanya bisa 'mendampingi', Coutinho sudah bersiap dengan dua pilihan, yakni melakukan umpan cut back atau mengeksekusi sendiri dengan risiko hanya memiliki sudut sempit. Maklum, tepat di depannya sudah bersiap mengadang kiper David De Gea.
Sempat melirik ke arah area penalti Manchester United, Coutinho memilih untuk mengumpulkan ketenangan dan kepercayaan diri. Ia terus mendekat ke arah De Gea. Sudut sempit sudah di depan mata, tapi tak mengurungkan niat pemain asal Brasil tersebut.
Seolah mengerti apa yang akan dilakukan De Gea, yakni menutup sisi kanan dan kiri menggunakan lebar tangan, Coutinho memilih cara cerdik. Si kulit bundar tak ditembaknya dengan cara placing, melainkan mengangkat bola tepat melewati pundak kanan De Gea.
Tak ayal, begitu bola merobek jala Manchester United, sorak sorai Liverpudlian yang hadir di Theatre of Dreams tak terelakkan lagi. Aksi Manajer Liverpool, Jurgen Klopp tak lepas dari kamera. Ia terlihat berlari, sedikit terbang sembari mengepalkan satu tangan ke udara.
Gol Coutinho sangat berarti. Setidaknya itulah yang terucap dari mulut Klopp. "Gol itu sungguh jenius. Coutinho benar-benar jenius, dan itu terlihat ketika dia harus memilih untuk memberi umpan atau menyelesaikan sendiri. Keputusannya brilian, dan itu membuat kami semakin tenang di babak kedua," komentar eks pelatih Borussia Dortmund tersebut, seperti dirilis Guardian.
Aksi Coutinho pada menit ke-45 tersebut memberi beban tinggi pada skuat tuan rumah. Manajer Manchester United, Louis van Gaal mengakui, apa yang dilakukan sang pemilik kostum bernomor 10 itu, merusak segalanya.
Sedangkan gelandang Setan Merah, Michael Carrick menilai, motivasi rekan-rekannya langsung terganggu saat De Gea tak bisa menahan laju tembakan Coutinho. "Seharusnya kami memulai laga babak kedua dengan target minimal satu gol. Nyatanya Coutinho membuat kami harus mencetak tiga gol. Itu sangat berpengaruh, dan saya pikir kami gagal bereaksi bagus setelah itu," jelas mantan penggawa Tottenham Hotspur ini.
Bagi Coutinho, momen istimewa di markas rival sekota Manchester City ini membuatnya tercatat memiliki rekor baru. Pesepakbola berusia 23 tahun ini menjadi orang ke-4 asal Brasil yang mampu menyumbang gol bagi Liverpool di kancah Eropa.
Sebelumnya, ada nama Roberto Firmino, Lucas Leiva dan Fabio Aurelio yang sudah memberi sumbangsih bagi The Reds. Firmino melakukannya pekan lalu saat Leg 1 Babak 16 Besar Liga Europa. Lalu Leiva mencetak gol di ajang Liga Champions (1 gol) dan Liga Europa (2 gol).
Mantan bek, Fabio Aurelio menuai satu gol bagi Liverpool di level Liga Champions. Catatan istimewa lain, Coutinho mencetak gol pertama di zona Eropa dalam 14 partai bareng Liverpool di level Eropa.
Bagi Liverpool, aksi Coutinho membuat mereka belum terkalahkan di Eropa sepanjang musim ini. Kini, apa yang diraih Coutinho menjadi sinyal musim ini akan menjadi satu di antara momen terbaik bareng Liverpool. Saat ini, ia sudah mencetak 24 gol dalam 133 pertandingan di seluruh kompetisi.
Penampilan pemuda kelahiran Rio de Janeiro tergolong bertolak belakang dengan nasib sebelum berkostum Liverpool. Maklum, Coutinho sempat luntang-lantung berganti klub dengan status pinjaman.
Beberapa tahun lalu, Coutinho sebenarnya sempat bergabung dengan Inter Milan. Sayang, di sana ia tak maksimal dan dipinjamkan ke Vasco de Gama dan Espanyol. Kini, Coutinho hampir dipastikan bakal menikmati momen bersama Liverpool. Meski mungkin Anfield Gank gagal menuai trofi juara, Coutinho bakal menikmati penampilan istimewa sepanjang 2015-2016.
Sumber: The Guardian