Bola.com, Leicester - Kemenangan 2-0 atas Sunderland, di Stadium of Light, Minggu (10/4/2016), membuat Leicester City dipastikan bakal tampil di ajang Liga Champions pada musim depan. Ini adalah untuk kali pertama dalam sejarah skuat asuhan Claudio Ranieri lolos ke turnamen tersebut.
Advertisement
Baca Juga
Leicester kini memuncaki klasemen sementara dengan poin 72 dari 33 laga. Meski lima pertandingan sisa menelan kekalahan, Jamie Vardy dan kawan-kawan tidak akan finis di luar empat besar karena poin maksimal Manchester United yang berada di peringkat kelima adalah 71.
"Anda bayangkan kami datang lalu melihat Barcelona. Para suporter juga untuk pertama kali akan menyaksikan para pemain Barcelona. Messi, Neymar. Ini sangat luar biasa. Saya ingin menikmati perasaan seperti ini," ujar manajer Leicester, Claudio Ranieri, usai laga melawan Sunderland.
Akan tetapi, jika Leicester dan Barcelona mampu meraih gelar juara di liga masing-masing, mereka tidak akan dapat bertemu di ajang Liga Champions musim depan. Maklum, tujuh pemenang liga terbesar di Eropa akan berada dalam satu wadah ketika undian berlangsung.
Dengan begitu, Leicester sejatinya akan mendapatkan keuntungan lantaran bisa menghindari tim-tim papan atas Eropa lain, seperti Barcelona, Bayern Munchen, dan Paris Saint-Germain pada babak penyisihan grup. Pertemuan tersebut paling memungkinkan terjadi pada 16 besar.
Lantas, siapakah yang akan menjadi lawan Leicester pada babak penyisihan grup? Menilik beberapa klasemen liga besar Eropa, The Foxes tentunya akan lebih berpeluang bertemu tim-tim seperti Real Madrid atau Borussia Dortmund yang kini peluangnya kecil menjuarai liga.
Jika hal itu menjadi kenyataan, tentu bukan hanya para pemain Leicester saja yang akan mendapatkan pengalaman luar biasa, melainkan juga para suporter. Bisa bertandang ke Santiago Bernabeu atau Westfalenstadion dipastikan akan jauh lebih mengesankan bagi mereka.
Sementara itu, bagi Ranieri, ajang Liga Champions bakal membuat manajer asal Italia itu berkesempatan bertemu mantan-mantan klub yang pernah dilatihnya. Sebut saja, AS Roma, Napoli, atau Atletico Madrid yang sempat dilatih Ranieri sebelum berkarier di King Power Stadium.
Selain tujuh kampiun dari liga-liga besar Eropa, beberapa klub yang berpeluang bertemu Leicester, antara lain Ajax Amsterdam (Belanda) dan Celtic (Skotlandia). Meski berstatus sebagai juara dari liga "kasta dua", kedua klub tersebut tentunya tidak dapat dianggap remeh Leicester.
Namun, ini semua tidak harus berjalan sedramatis prediksi di atas. Maklum, Chelsea, yang berstatus sebagai kampiun Premier League 2014-15, hanya bertemu Dinamo Kiev, Porto, dan wakil Israel, Maccabi Tel Aviv, pada babak penyisihan grup Liga Champions musim ini.
Pada musim ini, Hapoel Be'er Sheva, sudah dipastikan menjadi juara liga Israel. Hal ini pun semakin menegaskan, Robert Huth dan kawan-kawan tidak otomatis bakal menjamu klub-klub papan atas di King Power Stadium pada penyisihan grup Liga Champions musim depan.
Pertanyaan kini, apakah fans Leicester lebih memilih berada di grup sulit yang diisi klub-klub papan atas Eropa, atau ingin mendapatkan lawan-lawan mudah agar peluang ke babak knock-out lebih besar?
Sumber: Skysports, Transfermarkt