Bola.com — Manchester United, pada Jumat (27/5/2016), resmi menunjuk Jose Mourinho sebagai manajer anyar, menggantikan posisi Louis van Gaal. Sepanjang karier, manajer asal Portugal tersebut sempat memiliki beberapa momen istimewa ketika bertanding di Old Trafford.
Advertisement
Baca Juga
Nama Mourinho melejit usai membawa Porto menjuarai Liga Champions pada musim 2003-04. Setelah itu, ia melanjutkan karier di Premier League bersama Chelsea dan mampu mematahkan dominasi Manchester United yang saat itu masih dipimpin Sir Alex Ferguson.
Meraih sukses di Inggris, Mourinho kemudian bergabung dengan Inter Milan pada 2008 dan kembali berhasil meraih trofi Liga Champions pada 2010. Tiga tahun berselang, ia melatih Real Madrid selama tiga musim, sebelum kembali membesut Chelsea pada 2013.
Mourinho memiliki beberapa momen spesial bersama klub-klub tersebut saat bertanding di Old Trafford. Dari mulai pertama kali mengalahkan Ferguson, hingga aksi simpatik kepada Nani ketika Madrid bersua MU di ajang Liga Champions. Berikut ini adalah empat momen itu:
1. Selebrasi liar bersama Porto — 9 Maret 2004
Mourinho sempat terlihat khawatir ketika Porto masih tertinggal 0-1 dari MU hingga menit ke-80 pada pertandingan leg kedua 16 besar Liga Champions. Jika kalah 0-1, Porto bakal tersingkir, meski pada laga leg pertama mereka mampu mengalahkan Ryan Giggs dan kawan-kawan, 2-1.
Begitu pertandingan memasuki masa injury time, Porto mendapatkan hadiah tendangan bebas setelah Phil Neville melakukan pelanggaran. Kiper MU, Tim Howard berhasil menepis bola hasil eksekusi Benni McCarthy yang diarahkan ke pojok kiri atas gawang tim tuan rumah.
Namun, secepat kilat, Costinha langsung menyambar bola hasil tepisan Howard tersebut untuk mencatatkan namanya di papan skor, sekaligus menyamakan kedudukan menjadi 1-1. Alhasil, Mourinho bersama Porto langsung berpesta, sementara skuat asuhan Sir Alex Ferguson kecewa.
Momen ini pun dianggap sebagai faktor utama yang membuat beberapa suporter MU benci terhadap Mourinho. Maklum, saat ini memasuki lorong ruang ganti seusai pertandingan, manajer asal Portugal tersebut membentangkan tangan di antara para suporter tuan rumah.
2. Pesta di ajang Piala Liga Inggris — 27 Januari 2005
Empat bulan berselang meraih kemenangan pertama di Old Trafford, Mourinho resmi ditunjuk sebagai manajer Chelsea. Kehadiran kedua Mourinho di markas MU pun berbuah manis karena The Blues mampu menyingkirkan Setan Merah, pada semifinal Piala Liga Inggris.
Pertandingan leg pertama di Stamford Bridge, kedua tim bermain 0-0. Pada pertemuan kedua, pertandingan pun berjalan menarik. Frank Lampard lebih dulu membuka keunggulan Chelsea, sebelum mampu disamakan lewat tendangan voli indah yang dikreasi Ryan Giggs.
Namun, lima menit menjelang akhir babak kedua, Damian Duff membuat pendukung tuan rumah terdiam. Saat wasit meniup peluit panjang, skor terpampang 2-1 untuk Chelsea. Mourinho pun mendapat kado manis satu hari setelah perayaan ulang tahun ke-42 di Old Trafford.
Keberhasilan ini kian istimewa, karena selain berhasil mengalahkan pelatih legendaris di Premier League, Sir Alex Ferguson untuk kali kedua di Old Trafford, Mourinho sukses meraih trofi pertama untuk Chelsea setelah mengalahkan Liverpool lewat babak tambahan di Wembley.
3. Cetak rekor di Old Trafford — 10 Mei 2005
Chelsea kembali bertandang ke Old Trafford dengan status sebagai juara Premier League 2004-05. Meski begitu, Mourinho tetap dapat mencatat rekor lantaran membawa The Blues menjadi tim peraih poin paling banyak (94 poin), mengalahkan catatan MU pada musim 1993-94 (92 poin).
Keberhasilan itu pun diraih dengan baik. Meski sempat tertinggal lebih dulu karena gol Ruud van Nistelrooy pada babak pertama, Chelsea mampu berbalik menang dengan mencetak tiga gol balasan melalui torehan Tiago, Eidur Gudjohnsen, dan Joe Cole, selepas turun minum.
Gudjohnsen dan kawan-kawan akhirnya mengakhiri musim dengan total poin 95, sementara MU hanya mampu finis di peringkat ketiga klasemen, terpaut 18 angka. Bagi Mourinho, ini adalah momen spesial ketiga selama 14 bulan terakhir ketika menghadapi Sir Alex Ferguson.
4. Pesta Mourinho dan Simpati Ronaldo — 5 Maret 2013
Setelah beberapa kali tampil impresif bersama Chelsea di Old Trafford, Mourinho kembali membawa kesedihan mendalam bagi publik Old Trafford saat berkarier dengan Real Madrid. Kali ini, momen tersebut terjadi pada pertandingan leg kedua 16 besar Liga Champions 2012-13.
Pada pertemuan pertama, kedua tim bermain 1-1 di Santiago Bernabeu. Suporter Madrid sempat gigit jari setelah Sergio Ramos mencetak gol bunuh diri tiga menit usai turun minum, di Old Trafford. Namun, angin berbelok arah setelah Nani menerima kartu merah.
Nani menerima hukuman karena dianggap melakukan pelanggaran dengan mengangkat kaki terlalu tinggi saat ingin menghentikan pergerakan Alvaro Arbeloa pada menit ke-56. Kalah jumlah pemain, The Red Devils pun menjadi bulan-bulanan skuat asuhan Mourinho di lapangan.
Pada menit ke-66, Luka Modric, yang berstatus sebagai pemain pengganti, menyamakan kedudukan. Petaka bagi MU tiba tiga menit berselang setelah Cristiano Ronaldo, mampu membobol gawang tuan rumah yang dikawal David De Gea untuk membalikkan keadaaan menjadi 2-1.
Usai mencetak gol tersebut, Ronaldo menunjukkan simpati untuk puluhan ribu suporter MU di Old Trafford dengan tidak melakukan selebrasi. Apalagi, kekalahan ini tentunya kian menyakitkan bagi Ferguson, yang sudah mengumumkan bakal pensiun pada akhir musim 2012-13.
Seusai pertandingan, manajer asal Skotlandia tersebut memboikot sesi jumpa pers karena dikabarkan kecewa terhadap keputusan wasit asal Turki, Cuneyt Cakir, yang memberikan kartu merah untuk Nani. Jose Mourinho pun merespons hal itu dengan ciri khas "spesial"-nya.
"Terlepas dari keputusan (wasit) yang independen, tim terbaik telah kalah. Kami tidak layak menang, tetapi terkadang sepak bola memang seperti ini," ujar Mourinho.
Sumber: Skysports, UEFA, Transfermarkt