Bola.com, Jakarta - Sejak lahir Premier League pada 1992, Manchester United menjadi satu di antara kekuatan tradisional yang tak mudah goyah. Satu di antara 'senjata' Manchester United adalah ketepatan kala membeli pemain.
Advertisement
Baca Juga
Manchester United, terutama di era Sir Alex Ferguson, terkenal memiliki insting brilian dalam memburu pemain. Namun, tak semuanya berjalan 100 persen. Artinya, ada yang berhasil, tak jarang pula yang berakhir dengan kekecewaan.
Saat mengalami kekecewaan, terkadang muncul dari pihak fans atau kalangan media massa frasa kata 'seandainya yang dibeli'. Hal itu merujuk pada alternatif pemain yang dianggap lebih bagus dibanding apa yang dibeli.
The Sun dan Sportskeeda merilis beberapa fakta tentang kenyataan dan jika tentang transfer pemain ala Manchester United. Berikut ini 10 transfer pemain Setan Merah yang berkaitan dengan realitas dan jika:
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Gonzalo Castro (Matteo Darmian)
Manchester United mendatangkan Matteo Darmian pada tahun 2015. Kala itu, Louis Van Gaal menganggap pemain berkebangsaan Italia tersebut mampu menjawab kebutuhan tim terkait full-back kanan. Sayang, semua itu tak berjalan mulus sehingga sang pemain dianggap gagal.
Nasib Matteo Darmian semakin tak jelas pada musim ini. Ia bukan pilihan utama Jose Mourinho, dan kemungkinan bakal pergi pada musim panas 2018. Seandainya yang muncul adalah pilihan Manchester United kepada Gonzalo Castro dibanding Matteo Darmian.
Castro tergolong pemain lengkap, karena bisa beroperasi di area bek kanan dan gelandang, serta punya kebiasaan lebih menyerang. Sayang, saat itu Dortmund tak ingin melepas Castro, sehingga Manchester United lebih memilih Darmian.
Kemenangan Besar Chelsea Malah Bikin Pusing Conte https://t.co/Yi3644v7aw
— Bolacom (@bolacomID) February 17, 2018
Advertisement
Martín Cáceres (Bebe)
Kejutan datang pada musim panas 2010. Saat itu Manchester United menggaet pemain yang sepertinya bukan siapa-siapa, yakni Bebe. Hal yang mengagetkan, harga sang pemain tak terkenal tersebut berada di titik 7,4 juta pounds.
Saat transfer tersebut terjadi, banyak pihak sudah mengira kalau Sir Alex Ferguson dibohongi. Prediksi itu menjadi kenyataan, karena Bebe dianggap tak memiliki penampilan sesuai uang yang digelontorkan Manchester United.
Padahal, saat itu ada satu pemain yang diincar Manchester United, namun tak dilepas klub pemilik, yakni Martin Caceres. Kala itu, Barcelona masih membutuhkan tenaga Caceres, meski tak berstatus pemain inti.
Gelandang AC Milan Nyaris Gantung Sepatu di Timnas Argentina https://t.co/rr0XU4aJTK
— Bolacom (@bolacomID) February 17, 2018
Aymeric Laporte (Marcos Rojo)
Marcos Rojo datang dengan asa tinggi dari manajemen Manchester United. Ia datang dengan bekal mumpuni, yakni menjadi bagian dari Timnas Argentina yang mampu menembus final Piala Dunia 2014. Saat itu, Rojo menyolok sebagai bek kiri.
Kedatangan Rojo memiliki ekpekstasi akan bermain di area kiri dalam formasi tiga bek ala Louis Van Gaal. Sayang, formasi tersebut tak membuat Manchester United tampil nyaman. Van Gaal memutuskan berubah menjadi empat bek, dan semua itu membuat Rojo tak maksimal.
Kini, publik Manchester United membandingkan dengan kans apa yang terjadi pada medio 2014 tersebut. Saat itu, Bilbao bersiap melepas Aymeric Laporte, namun tak ada klub yang sanggup membayar nilai jual sang bek tengah.
Andai Laporte datang, ia bisa menjadi kekuatan masa depan lini pertahanan Manchester United. Hal itu terbukti ketika pada musim dingin tahun ini, Laporte datang ke Manchester City.
NBA All-Star: 6 Fakta Menarik Saat Tim Dunia Menangi Rising Star Challenge 2018 https://t.co/Mej1iIauId
— Bolacom (@bolacomID) February 17, 2018
Advertisement
Javier Pastore (Radamel Falcao)
Pada periode musim panas 2014, Radamel Falcao dan Javier Pastore menjadi perhatian karena masuk dalam daftar jual di klub masing-masing. Falcao menjadi pilihan Setan Merah guna menggantikan Danny Welbeck.
Sayang, Falcao tak maksimal karena sering mengalami cedera. Kekecewaan itu mungkin saja tak terjadi jika Manchester United mendatangkan Javier Pastore. Klub pemilik Pastore, Paris Saint-Germain (PSG), sudah bersiap melego pemain berkebangsaan Argentina tersebut. Sayang, Manchester United tak melirik sang pemain.
Ricardo Rodriguez (Luke Shaw)
Asa tinggi berada di pundak Luke Shaw kala datang ke Old Trafford pada 2014. Maklum, Setan Merah harus menebus Shaw dengan uang 30 juta pounds atau sekitar Rp540 miliar. Namun, Shaw menjadi tak maksimal karena gagal menjaga kebugaran. Tak mendapat tempat di Manchester United, ia juga gagal di timnas Inggris karena kalah bersaing dengan Danny Rose.
Playmaker Inter Milan Nyaris Gabung Chelsea https://t.co/fn4QC3Wk3r
— Bolacom (@bolacomID) February 17, 2018
Jika menilik kembali ke era itu, Manchester United nyaris mendapatkan bek kiri asal Swiss, Ricardo Rodriguez. Performa Rodriguez sedang menanjak setelah tampil menawan bersama Wolfsburg dan timnas Swiss. Sayang, Wolfsburg enggan melepas karena khawatir sang pemain pemain tak bisa bersaing dengan Daley Bline, Marcos Rojo, Ashley Young dan Matteo Darmian.
Advertisement
Mousa Dembele (Marouane Fellaini)
David Moyes mendatangkan Marouane Fellaini ketika menginjakkan kaki ke Manchester United. Ia berharap mantan anak asuhnya tersebut mampu tampil bagus seperti bersama Everton. Sebuah harapan yang ternyata berbeda dengan realitas di lapangan.
Marouane Fellaini tak sanggup bermain efektif, dan hanya beberapa kali membela Setan Merah sepanjang musim 2012-2013. Saat mendatangkan Marouane Fellaini, ada sosok lain yang punya kemungkinan menjadi keluarga besar Manchester United, yakni Mousa Dembele.
Kala itu, Dembele sudah berada dalam radar kubu Old Trafford, dan menganggarkan angka 10 juta pounds atau sekitar Rp 180 miliar. Namun Tottenham Hotspur menggagalkan rencana Manchester United tersebut. Jika bergabung, bisa jadi Dembele sudah menjadi kekuatan utama area tengah armada Jose Mourinho.
Toni Kroos (Morgan Schneiderlin)
Morgan Schneiderlin menjadi satu di antara pembelian terburuk Manchester United. Padahal, saat itu Manchester United bisa mengalokasikan dana guna memburu Toni Kroos.
Pada 2014, Toni Kroos berlabuh dengan Real Madrid dengan nilai transfer 'haya' 25 juta pounds. Angka tersebut tak berbeda jauh dengan pembelian Morgan Schneiderlin.
Seandainya bisa mendatangkan Toni Kroos, bisa saja Manchester United sudah memiliki satu di antara lini tengah terbaik di dunia.
Advertisement
Juan Mata (Javier Hernández)
Kondisi ini terjadi pada musim panas 2011. Javier Hernandez datang setelah tampil menawan di pentas Piala Dunia 2010, setahun sebelumnya. Banyak pihak yang menilai tindakan Manchester United tersebut kurang tepat.
Beberapa media di Inggris menyatakan, pembelian Juan Mata lebih tepat dibanding kehadiran Javier Hernandez, terutama jika merujuk pada perjalanan skuat di masa depan. Sayang, manajemen tetap ngotot menginginkan Chicharito.
Andai menggaet Juan Mata, Manchester United bakal tak terlalu payah ketika Wayne Rooney pergi pada 2011.
Gareth Bale (Ángel Di María)
Angel Di Maria memiliki karakter yang dianggap bakal memberi banyak benefit kepada Manchester United. Ia cepat, skillfull, sayap yang cekatan dan punya determinasi tinggi. Manchester United menganggap Di Maria memiliki ciri seperti Cristiano Ronaldo.
Sayang, anggapan tersebut bukan realitas di lapangan. Di Maria justru menjadi satu di antara kelemahan Manchester United. Pada periode tersebut, ada kans bagi Manchester United guna mendatangkan Gareth Bale. Manchester United enggan berusaha keras, sehingga kans tersebut menjadi miliki Real Madrid.
Sumber: The Sun, Sportskreeda
Advertisement